MPG-22

1.1K 54 0
                                    

Deska masih mematung, mencerna ajakan Nathan yang seolah sulit diartikannya.

Oh..ayolah ini hanya sebuah ajakan seorang teman. Batinnya

Ia pun mengangguk dan berpamitan dengan Azel, mereka berdua keluar dari kelas dan mengabaikan tatapan iri teman sekelasnya.

"dasar jalang licik, kemarin Richard dan sekarang si pangeran es yang didekatinya. " ujar salah satu dari mereka

"sudahlah Cassy, sebentar lagi anak itu akan mendapat balasan dari kita. Kita tunggu saja.." Ujar temannya

Lagi-lagi Deska mendapat tatapan iri dan tidak suka dari beberapa mahasiswi yang berada dikantin. Biasanya ia ke kantin bersama Azel, dan sekarang ia datang bersama mahasiswa terpintar di universitasnya dan mahasiswa tampan selain Richard.

"jangan hiraukan mereka.." bisik Nathan

"kau mau pesan apa??" tambah

"sama kan saja dengan mu.."

"kau yakin??" tanya Nathan

"ya... Aku pemakan segalanya.." canda Deska

Nathan pun terkekeh pelan dan melenggang pergi memesan makanan mereka. Sementara Deska mencari tempat duduk di sudut kantin, karena hanya tempat itu yang tersisa saat ini.

Universitas tempatnya belajar memiliki tiga tempat kantin, dimana setiap kantin memiliki fasilitas yang nyaman dan bersih. Makanan yang dijual pun tentunya higenis dan enak.

"rupanya sepupuku ada disini.."

Deska melihat kehadiran sepupunya hanya bisa menghela nafas beratnya, kini semua tatapan penuh permusuhan kembali didapatkannya.

"bisakah kau tidak mengangguku??" tanyanya tajam

Pria didepannya ini tertawa cukup kencang, dan semakin membuat orang sekitar ingin tahu.

"kau masih marah, gara-gara Megan dan temannya??"

"aku tidak pernah marah, hanya aku kesal kalau kehidupan normal ku diganggu. Gara-gara kau, aku dimusuhi semua teman-temanku"

"kau yakin. Bukannya sekarang kau berteman dengan si manusia es??"  Tanyanya yang ditatap dengan bingung oleh Deska

"Nathanael Xavier. Kami semua memanggilnya dengan sebutan itu.." tambahnya

Deska melirik Nathan yang sedang berjalan ke arahnya, dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kemarahan yang terpancar disorot matanya.

"kalau bukan karena paman Abyan, aku tidak mau menjaga anaknya yang manja ini.." ucapnya

Dengan gemas ia mengacak rambut Deska, dan alhasil merusak tatanan rambutnya.

"ahhkk Richard, kau merusak rambutku.." geramnya

Richard hanya tertawa puas melihat wajah kesal sepupunya itu, dengan santai ia meninggalkan meja Deska dan menatap sinis kearah Nathan yang baru tiba.

"kau tidak apa-apa??"

Deska yang masih merapikan rambutnya hanya tersenyum tipis, ia menatap sekeliling kantin yang rupanya menonton adegannya bersama Richard barusan.

Lihat saja kau, Richard. Batinnya kesal

Nathan dan Deska pun menikmati makan siang mereka dengan tenang, bahkan diselingi beberapa percakapan ringan. Dan untuk pertama kalinya Nathan merasa nyaman dengan berada didekat Deska, ia tidak bisa memungkirinya jika dirinya memang tertarik pada gadis didepannya ini.

"masih ada jam kuliah siang ini??"

"masih satu mata pelajaran lagi, memangnya kenapa??"

"hanya ingin mengajakmu pulang bersama.." ungkap Nathan

Deska terlihat bimbang antara menerima atau menolak ajakannya. Karena ini pertama kalinya seorang pria dekat dengannya, meskipun Azel juga sering berkunjung dirumahnya, tetap saja Azel adalah sahabatnya. Sementara Nathan adalah orang baru yang baru saja dekat dengannya.

"ayo kita, aku antar ke kelasmu.."

Mereka berdua pun melangkah menuju ke kelas Deska, yang mulai ramai karena teman-temannya sudah masuk kedalam kelas.

"jadi, gimana?? Mau pulang denganku??" tanya Nathan menanti jawaban

"em..ba-"

"rupanya kau disini, cantik.."

Nathan menatap tajam ke arah Richard yang datang menganggu kebersamaannya dengan Deska untuk kedua kalinya. Richard masih tersenyum manis ke arah Deska, dan melirik sinis ke arah Nathan yang sudah menggeram marah.

"ada apa??" tanya Deska ketus

"ya ampun, pacarku. Masih marah ya.." gumam Richard sembari mengusap puncak kepala Deska

"pacar-"

"ayo kita pulang, aku sudah tidak ada lagi kelas" seloroh Richard menarik lengan Deska dari tempat duduknya

"Richard, aku masih ada-"

"tuan Revanno cuti, jadi jam kelasmu kosong. Ayo pulang.."

Deska menatap sekilas ke arah Nathan yang masih diam ditempatnya.

"nathan, maaf. Aku duluan.." ucapnya meminta maaf

Richard merangkul pundak Deska dan menghelanya menuju parkiran, mengabaikan tatapan orang-orang sekitar.

"lain kali aku pulang sendiri" ketus Deska

"ini juga karena aku terpaksa, jadi kau tidak perlu percaya diri.." ucap Richard

"dasar, sepupu kurang ajar"

Richard tertawa melihat kekesalan sepupunya, ia sangat terhibur saat ia berhasil menjahili sepupunya itu.

"kau akan cepat tua, kalau marah-marah.." goda Richard

Deska hanya mendengus dan memalingkan wajahnya dari Richard. Menatap jendela mobil yang menyajikan pemandangan jalanan yang cukup ramai siang itu.

Pasti seru, kalau pulang sama Nathan. Pikirnya.

"De, aku lihat Nathan tertarik sama kamu.."

"cukup Azel yang bilang begitu, jangan sampai kau ikut-ikutan.."

"huh... Dikasih tahu juga, malah marah. Dasar wanita.." ketus Richard

Sepanjang perjalanan dari kampus sampai kediaman Abyan, Deska masih mendiami Richard yang semakin menjahilinya. Tanpa mengucapkan terimakasih padanya, ia melangkah masuk kedalam rumahnya. mengabaikan Richard yang sudah menggerutu dibelakangnya, bahkan mengabaikan Susan yang baru saja keluar dari dapur.


Masih part Nathan dan Deska ya guysss...

Yang nunggu babang Gabriel harap bersabar sedikit ya..

Kalian team mana nih??
Deska=Nathan
        Atau
Deska=Gabriel

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang