MPG-11

2.2K 79 0
                                    

Deska menatap horor kearah sepuluh orang disainer ternama itu, bahkan tidak berminat melirik semua gaun serta pakaian lainnya yang terpajang. Sesampainya ia dari tempat latihan bersama Zian, ia dikejutkan saat Laila memintanya untuk segera ke lantai dua.

Disana sudah ada sepuluh orang yang sepertinya menunggu kedatangannya.
Deska meremas rambutnya dengan geram, perasaannya kesal bercampur marah dengan perbuatan Gabriel. Ia meminta Zian menghubungi Gabriel, Ia akan menyuruh mereka untuk segera pergi dari sana.

"Gabriel, bilang pada mereka untuk pergi dari rumah ini.." ucapnya kesal

"aku akan menyuruh mereka pergi, sesudah kamu memilih beberapa gaun.." ucap Gabriel tenang dari sebrang

"kau menyebalkan!!" bentaknya

Deska menyerahkan kembali ponselnya kepada Zian, ia menatap garang ke arah orang-orang yang ada didepannya.

"terserah kalian mau pergi atau tidak, aku tidak peduli"

Setelah mengatakannya ia meninggalkan ruang tengah dan mengurung dirinya didalam kamar. Mengabaikan panggilan Laila dan Zian yang berlari mengejarnya, tanpa mengganti pakaiannya Deska membaringkan tubuhnya diatas ranjang.

"tuan Zian, bagaimana ini??" tanya Laila

"biarkan saja, biar aku menghubungi tuan.."

Zian kembali menuju ruang tengah dan meminta sepulih disainner itu pulang, setelah menyakinkan jika tuannya tidak akan memarahi mereka setelah kejadian ini.

"nona de, kali ini anda cukup melawan. Aku harap tuan tidak terbawa emosi, menghadapi kekerasan kepalamu.." lirihnya

Didalam kamar yang luas, Deska masih menggerutu kesal. Ia tidak ingin terlalu bergantung pada Gabriel, bahkan ia tidak mau hidup dalam gelimangan harta yang membuatnya akan lupa segala hal. Kekayaan dan pangkat yang tinggi bisa membuat orang merasa sombong dan angkuh, ia akan lupa dengan orang yang berada dibawahnya.

"dia suka sekali menghamburkan uangnya.." sungut Deska

Sementara di dalam pesawat, Gabriel masih membaca dokumen yang ia dapat dari Nathan. Membaca profil dokter Jhon, dimana ia akan menemuinya untuk menjelaskan siapa dalang dibalik kasus ini. Ia harus cepat menyelesaikan masalah ini, karena tidak ingin meminggalkan wanitanya barang sejenak.

Mengingat tingkah wanitanya membuat pria itu tersenyum, apalagi ulahnya sore ini pasti membuat Deska menggerutu kesal. Ia tahu jika wanita itu tidak terlalu suka dengan barang branded dan mewah. Ia juga tidak ingin diperlakukan lebih dari orang lain.

"maaf tuan, saya menerima laporan, kalau ada yang melihat keberadaan Evan disekitar kedai wafle nona.."

"bagaimana bisa??" tanya Gabriel terkejut

"saya juga masih mencari informasinya lebih lanjut tuan. Namun lebih baik kita meminta Zian menarik orang yang saat ini berjaga disana" saran Samuel

Gabriel berpikir sejenak, mencari jalan keluar untuk masalah barunya ini. Seperti Yuda sudah mengetahui dirinya yang menyembunyikan Deska. Cepat atau lambat keberadaannya dan ibunya pasti akan tercium juga oleh Yuda.

"perketat penjagaan di kediaman Susan, masalah Deska biar aku yang urus.." ucap Gabriel

"baik tuan.."

"maaf pak, sebentar lagi kita mendarat.."

Seorang pramugara menghampri mereka, menginformasikan jika pesawat yang mereka tumpangi akan segera take off. Gabriel merapikan berkas yang ada didepannya, dan memerintahkan Samuel untuk memerintahkan salah satu anak buahnya menyiapkan mobil.

Pesawat pribadi itu pun mendarat, Gabriel ditemani Samuel serta seorang bodyguard dibelakangnya. Seorang menyapanya dan mempersilahkannya masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkannya pada dokter Jhon.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang