MPG-17

2.5K 74 2
                                    

Makin lope lope sama babang Gabriel

Deska menutupi dirinya dengan selimut yang sedari tadi menutupi bagian tubuh atasnya yang masih berantakan akibat ulah Gabriel. Buncahan kebahagian begitu menyeruak dari hatinya, bahkan detak jantungnya kembali berdetak kencang ketika mengingat ciuman mereka. Wajahnya kembali memanas saat ia seolah menikmati perlakuan Gabriel diatas tubuhnya, menghantarkan rasa gelanyar yang asing pada dirinya.

Sebelum imajinasinya menjadi-jadi, ia memilih untuk membersihkan tubuhnya. Karena siang hari ia akan keluar bersama Gabriel, menghilangkan kebosanan yang sudah menggerogoti dirinya dan melupakan kejadian semalam.

Diruang kerja, Samuel yang baru saja datang dari tugasnya menyampaikan berita buruknya. Dimana ia yang diutus untuk menjaga dan memastikan keselamatan keluarga dokter Jhon, ternyaya kalah cepat dengan orang suruhan Yuda.

Sesampainya ia di kediaman dokter Jhon, lima anak buah yang diperintahkan Gabriel banyak yang terluka akibat tembakan dari orang-orang Yuda. Samuel yang hanya membawa sekitar lima rekannya, segera masuk ke dalam rumah dan menemukan jasad seluruh keluarga dokter Jhon.
Tidak ada yang selamat dalam penyerangan tersebut, dokter Jhon, istri serta anak semata wayangnya meregang nyawa ditangan orang suruhan Yuda.

Braaakk

Gabriel dengan marah menggebrak meja kerjanya, bahunya naik turun menahan emosi dalam dirinya. Ia kalah cepat dengan Yuda, dan bisa dipastikan jika keselamatan Deska dan Susan mulai terancam.

"sebenarnya ada dendam apa mereka, itu yang selama ini belum aku temukan.." gumam Gabriel

"maaf tuan, mungkin saja ada dendam pribadi tuan Yuda dengan tuan Abyan" terka Samuel

"mengingat kedua pihak tidak pernah berurusan dengan persaingan bisnis, bahkan tuan Abyan memilih mundur bahkan melepaskan proyek yang diincar tuan Yuda.." tambah Samuel

Gabriel nampak berpikir keras, ucapan Samuel mengusik relung hatinya. Mungkin saja, ada dendam pribadi diantara keduanya. Namun dendam seperti apa itu, masih begitu misterius dan sulit diterka olehnya.

"bisa saja mereka punya dendam pribadi, mengingat kebiasaan orang tua itu yang selalu ingin mendapatkan apa yang dia mau.." ujar Gabriel

Samuel membenarkan ucapan tuannya, sudah lama ia mengira-ngira jika masalah ini berkaitan erat dengan dendam pribadi diantara keduanya. Keduanya sangat jarang bahkan tidak pernah terlibat dalam persaingan bisnis, bahkan Abyan terkesan menghindari Yuda dalam presentasi tender perusahaan.

"maaf tuan, jika saya lancang. Ini mengenai kebakaran di kedai nona De.."

"ada apa?? Apa kau menemukan sesuatu yang janggal??" tanya Gabriel

"salah satu bodyguard yang diperintahkan mengawasi kedai nona De, melihat gerak gerik seseorang yang mencurigakan. Dan orang tersebut sahabat nona De, yang pernah membawanya kabur sebelum kejadian kebakaran itu.."

"maksudmu Azel??" tanya Gabriel yang diangguki oleh Samuel

"sudah ku duga jika semua ini ada hubungannya dengan mereka. Cari dan simpan semua bukti yang akan memberatkan mereka, aku ingin kali ini kau melakukannya bersama Zian.." tambah Gabriel

Kali ini gabriel akan mengerahkan orang-orangnya untuk lebih waspada lagi, mengingat Yuda yang mulai melancarkan aksinya. Gabriel tidak boleh lengah dalam pengawasaannya menjaga Deska, karena ia sangat yakin Yuda pasti akan mengejarnya jika ia tahu Deska adalah anak Abyan.

🌊🌊🌊🌊

Deska membenarkan rambutnya yang kembali tertiup angin pantai, saat ini mereka tengah makan siang disalah satu cafe yang berdekatan dengan pantai. Bau air laut pun menguar disekeliling, Deska menikmati siang harinya dengan berdiam diri disalah satu sofa panjang didalam cafe. Dengan Gabriel yang berada disampingnya, yang masih setiap menggenggam tangannya. Sesekali membubuhkan kecupan dipunggung tangannya, membuat suasana semakin romantis dan indah.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang