MPG-19

1.3K 64 3
                                    

Sesampainya dirumah, Gabriel membawa Deska ke dalam kamarnya, disana Nathan sudah tiba karena perintahnya untuk segera datang. Dengan pelan dibaringkannya tubuh Deska disana, Nathan pun mulai memeriksa keadaan Deska yang terlihat syok.

"dia hanya syok, biarkan dia istirahat dengan cukup.." ujar Nathan

Gabriel dan Nathan meninggalkan Deska didalam kamarnya, ketika wanitanya sudah tenang dibawah pengaruh obat yang diberikan oleh Nathan.

"tidak biasanya kau pergi tanpa pengawal.." ucap Nathan

Gabriel hanya mengangkat bahunya acuh, mungkin lain kali ia harus membawa pengawal untuk menjaga keselamatan mereka.

"Gabriel, aku sudah dengar kabar pembantaian keluarga dokter john. sepertinya masalah kali ini begitu serius.." gumam Nathan

"bahkan aku belum menemukan akar permasalahan ini. Tapi yang jelas si tua bangka itu sepertinya memiliki dendam pribadi dengan tuan Abyan.." gumamnya

Nathan mengeryit saat mengetahui hal itu.

"maksudnya ayah wanitamu itu??" tanya Nathan terkejut kedua kalinya

"kali ini dengarkan aku, Gabriel. Tinggalkan wanita itu, atau kau akan melawan ayahmu sendiri??" ingat Nathan

Gabriel menatap tajam ke arah Nathan, ia tidak suka jika kebahagiaannya diusik seseorang. Meskipun itu sahabatnya sendiri, Nathan tidak tahu perjuangannya selama ini untuk menahklukan hati Deska. Bahkan harus mencari jejaknya selama setahun ini.

"sudah aku katakan, aku tidak akan pernah meninggalkan-"

"dan kau akan melawan ayahmu sendiri, Gabriel. Apa kau tidak berpikir, bisa saja ayah wanita itu dan ayahmu pernah memiliki permasalahan dimasa muda mereka. Kita tidak tahu siapa yang memulai perselisihan itu.." sela Nathan

Srrekk

Gabriel meraih kerah baju Nathan dengan kencang, ditatapnya dengan tajam. Memancarkan aura tidak sukanya dengan ucapannya.

"kalau pun aku harus menentang ayahku sendiri, aku tidak peduli. Aku tidak peduli dengan apa yang akan terjadi nanti. Yang aku inginkan hanya hidup tenang dengan wanitaku.." geram Gabriel

Nathan tertawa sinis mendengar ucapan Gabriel.

"hanya demi wanita itu, kau rela menjadi musuh ayahmu sendiri?? Dan memperlakukan sahabatmu seperti ini??" sinisnya

Gabriel mendorong tubuh Nathan dengan keras, membuat Nathan mundur beberapa langkah ke belakang. Nafasnya memburu karena emosinya mulai terpancing, ia menahan tangannya yang sudah siap melayang ingin menghantam wajah sahabatnya.

"lepaskan dia, Gabriel. Setidaknya jangan kau membawa wanita itu lebih jauh masuk di kehidupanmu.."

"aku mencintainya dan akan menjaga keselamatannya-"

"itu bukan cinta, tapi obsesi-"

Buugh!!

Amarah yang sejak tadi ditahan pun terlampiaskan kepada Nathan, masih dengan nafas memburu ia menatap Nathan yang menatapnya sinis.

"kalau kau memang mencintainya, seharusnya kau membiarkannya hidup tenang dan tidak pernah menyeretnya dalam permasalahanmu.."

Setelah mengatakannya Nathan meninggalkan ruangan dengan perasaan campur aduk, antara kesal, marah, dan kecewa menggelayutinya. Dengan langkah panjanganya ia meninggalkan kediaman Gabriel, mengabaikan sapaan beberapa pengawal yang menatap bingung.

Braak

Nathan memukul setir kemudinya dengan keras, memejamkan matanya sejenak mencoba meredam amarahnya.

"kau belum pernah merasa, bagaimana harus merelakan orang yang pernah kau sukai dimiliki orang lain. Bahkan nyawanya saat ini dalam bahaya karena pria yang bersamanya saat ini.." gumam Nathan

Sepeninggalan Nathan, Gabriel kembali kedalam kamar. Merangkak masuk kedalam selimut yang dipakai Deska, mendekap tubuh lelap itu dengan tenang. Sesekali ia mengendus aroma tubuh wanitanya, wangi yang menjadi candunya selamanya.

Ucapan Nathan yang mengatakannya untuk melepaskan wanita itu, tidak akan pernah ia lakukan. Sampai kapan pun Deska akan berada disisinya, karena Gabriel bisa menjamin keselamatannya selama ia berada disisinya.

"aku tidak akan melepaskanmu, biarlah dunia mengataiku begitu egois. Aku tidak peduli.." lirihnya

Dikecupnya kening Deska lembut dan lama, tidak pernah sekalipun ia memiliki niat untuk melepaskan wanitanya. Meskipun dunia melarang kisah mereka, Gabriel akan membuat skenarionya sendiri. Gabriel membaringkan tubuhnya disebelah Deska, dengan salah satu tangannya menjadi bantalan kepala Deska dan memeluk tubuhnya dengan erat.

Jadi sudah tahu, siapa yuda guyss???

Siapa yang penasaran dengan dokter nathan??

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang