MPG-24

1K 53 0
                                    


Traped

Sejak pagi Deska masih termenung diatas ranjangnya, memikirkan percakapan Gabriel dengan seseorang diteleponnya. Pagi tadi ia terbangun, dan menemukan Gabriel yang masih terlelap disebelahnya. Memasati wajah tampannya yang semakin hari membuatnya jatuh semakin dalam, bahkan ia enggan membangunkan pria yang nampak pulas itu. Dering ponsel milik Gabriel berdering, melihat itu membuat Deska kembali memejamkan matanya. Ia tidak mau Gabriel memergoki dirinya yang sedang menganggumi wajah tampannya pagi itu.

Deska merasakan gerakan Gabriel yang mulai terusik dengan bunyi ponselnya. Gabriel terbangun dan melihat ponselnya, dimana nama anak buahnya tengah memanggil.

"apa kau sudah menemukan sesuatu??" tanyanya pelan

Gabriel bangkit dari ranjang dan menuju ke balkon kamar, karena ia tidak mau Deska tahu perihal kecelakaan yang mengenai mereka kemarin sore akibat sabotase seseorang.

"jadi benar, kapal itu disabotase?" geramnya

"cari pelakunya, dan bawa dia hidup-hidup padaku.."

Deska kembali menutup matanya saat melihat Gabriel kembali masuk kedalam kamarnya. Dibenaknya dipenuhi dengan beberapa pertanyaan, apalagi ia mendengar percakapan Gabriel dengan si penelpon.

Deska masih memejamkan matanya saat merasakan gerakan Gabriel kembali berbaring disebelahnya. Ia juga merasakan tangan Gabriel merengkuh tubuhnya dan kembali menenggelamkan dirinya didekapan hangat Gabriel.

"aku akan menjagamu, aku janji. Tidak akan ada orang yang bisa menyakitimu, selama aku masih bernafas, kau akan aman.." lirihnya

Deska mendengarnya dengan jelas, ia tahu jika Gabriel menyembunyikan sesuatu. Dan itu bukan sekedar rekan bisnis ataupun pekerjaan kantornya. Melainkan suatu masalah yang besar, dan menyeret keselamatannya.
Deska bergerak dan mengerjapkan matanya, seolah-olah ia baru saja terbangun. Ditatapnya Gabriel dengan tatapan terkejutnya.

"pagi sayang.." Sapa Gabriel

Cup. Seolah menjadi rutinitas bagi Gabriel, dengan lembut ia mengecup kening Deska.

"hmm.. Pagi.." ucap Deska parau

Deska yang ingin beranjak dari ranjang, ditarik oleh Gabriel dan memeluknya dengan erat. Deska memekik terkejut melihat aksi Gabriel pagi itu, ia pun meronta untuk dilepaskan namun tenaga Gabriel lebih kuat darinya.

"Riel, lepas.. Aku mau ke kamar mandi.." rengek Deska

"sebutkan kata sandinya, baru kulepas.." ujar Gabriel masih memeluk erat tubuh Deska

"kata sandi?? Maksudnya.." ucap Deska tidak percaya dengan tingkah konyol Gabriel

"Aku tidak tahu, Riel.." ucapnya kesal

"kalau gitu, cium aku.." pinta Gabriel

Deska mendorong wajah Gabriel yang berada tepat didepan wajahnya.

"dasar mesum.. Aku tidak mau-"

"ya sudah, sampai siang kita akan berpelukan seperti ini.." tantang Gabriel

Deska kembali merengek untuk dilepaskan, namun Gabriel tidak akan luluh dengan itu. Sudah beberapa menit ia masih didalam dekapan prianya, jika dirinya tidak ingin kekamar mandi mungkin ia akan berlam-lama dipeluk Gabriel.

"Riel, aku sudah tidak tahan lagi.."

"ya sudah, cium dulu.."

"kau menyebalkan, dasar tuan mesum.." gerutunya

Karena sudah tidak tahan lagi menahan buang air kecil, Deska mendekatkan wajahnya dan mencium sekilas bibir Gabriel. Bukan Gabriel jika tidak memanfaatkan kesempatan itu, dengan cepat ditahannya tengkuk Deska dan memperdalam ciuman mereka.

"kau curang.." gerutu Deska saat mereka selesai berciuman

"itu ciuman yang benar, sepertinya kau harus belajar lagi. Ciuman mu sangat payah.." ejeknya

Deska mendorong tubuh Gabriel yang masih terkekeh, ia pun masuk kedalam kamar mandi dengan perasaan kesal.

"sayang, jangan marah. Aku hanya bercanda.."

Gabriel masih menggedor pintu kamar mandi, sudah hampir setengah jam Deska tidak kunjung keluar dan membuatnya khawatir.

"jangan marah, sayang. Aku hanya bercanda.."

Ceklek

Gabriel tersenyum lebar saat melihat Deska yang keluar dari kamar mandi, tanpa mempedulikan kekesalannya, ia memeluk tubuh Deska.

"lepas, Riel. Aku sedang marah-"

"aku hanya bercanda. Ciuman mu adalah yang terbaik, bahkan aku sendiri tidak bisa berhenti melakukannya. Kau adalah canduku, sayang.." ujar Gabriel dengan lembut

Deska terdiam didalam dekapan pria yang membuatnya kesal pagi itu, tetapi hatinya menghangat dengan apa yang ia dengar dari mulut Gabriel.

Kejadian pagi tadi sedikit mengusir kegelisahaan hatinya saat ini, walaupun rasa penasaran akan tindakan sabotase yang dilakukan seseorang itu masoh membuatnya takut.

"sebenarnya apa yang terjadi?? Kenapa orang itu ingin menyelakai aku. Aku yakin Gabriel menyembunyikan sesuatu. Kalau tidak, kejadian waktu itu tidak akan terjadi.." gumamnya

Ucapan Gabriel yang akan melindungi dirinya, dan menjaga keselamatannya selama ia masih hidup.

Deska memutuskan untuk menemui Zian, karena ia yakin jika Zian pasti tahu semuanya. Langkahnya terhenti saat melihat keberadaan Laila didepan kamarnya, tengah membawa nampan yang berisi makan siangnya.

"nona mau kemana??"

"aku mencari Zian, apa kau melihatnya??"

"maaf nona, tuan Zian sudah dua hari tidak ada disini.."

Deska menghela nafasnya, ia bingung harus bertanya kepada siapa lagi. Tanpa menghiraukan panggilan Laila, ia turun ke lantai bawah. Ia cukup bosan jika berada didalam kamar, ia pun memilih untuk keluar sebentar ke halaman belakang.

Sudah hampir tiga jam Gabriel meninggalkannya karena urusan pekerjaan, sebenarnya ia cukup nyaman dirumah itu jika Gabriel sedang bersama dengannya. Langkahnya terhenti saat melihat seorang pria dengan penampilan seperti bodyguard, tengah menghampirinya.

"siapa kau??"

"saya Delon, nona. Tuan Gabriel memerintahkan saya untuk menjaga nona selama Zian sedang bertugas keluar.." ujar Delon sang bodyguard

Kalau Delon jadi penjagaku, lalu Zian kemana?? Batinnya bingung

Deska masih menatap bingung ke arah Delon yang berdiri disebelahnya, mungkin ia bisa menanyakan kemana perginya Zian saat ini. Karena sejujurnya ia sudah merasa dekat dengan Zian, apalagi dia sudah menganggapnya layaknya seorang kakak.

"nona, ada yang bisa saya bantu??" tanya Delon

"Oh..tidak. Aku harus masuk dulu.."

Deska meninggalkan Delon yang masih menatap kepergiannya dengan tatapan bingung. Sementara Deska kembali masuk kedalam kamar dengan bosan, ia tidak terlalu nyaman dengan pengawal barunya.

Babang gabrielnya hadir lagi guyss...
Yang sudah rindu, segera merapat ya

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang