MPG-23

1K 52 0
                                    

Selamat hari Rabu guyss... masih psbb nih, tapi tetep ke kantor. Terus ngedit cerita, santai sekali akuuuuhh yaa😏😏😏

Tetap semangat ya guys meskipun psbb dan nggak bisa nongki2 cantik. Kita sama..😢😢


Hari telah berlalu, berganti menjadi minggu bahkan bulan. Dan hari ini tepat bulan kedua bagi Deska dan Nathan dekat sebagai teman, bahkan Azel pun sering makan siang dengan keduanya. Kabar miring tentang kedekatan Richard dan Deska pun sudah tidak terdengar lagi, karena gosip itu tergantikan dengan Deska yang berhasil menjerat pangeran es di universitas mereka. Pembullyan terhadapnya pun masih terjadi, walaupun keisengan teman-temannya sering membuatnya kesal.

Bahkan sepupunya, Richard sudah mengancam mereka yang masih berani membullynya, dan hal itu cukup membuatnya sedikit lega.
Mengenai hubungannya dengan Richard yang ternyata hanya sepupu, sudah terdengar oleh Nathan. Bahkan reaksi pria itu sontak membuatnya mengernyitkan dahi. Bagaimana tidak saat Deska menceritakan hubungannya dengan Richard sebatas sepupu, membuat Nathan terlihat begitu bahagia. Hampir seharian penuh, pria itu tersenyum kearahnya, bahkan mereka pergi ke taman hiburan. Dan sejak hari itu, Nathan menunjukkan perasaannya dengan sikapnya.

"hai.."

Deska mendongakkan kepalanya, disana sudah ada Nathan dengan senyum manisnya. Siang itu ia mendapat pesan dari Nathan untuk menunggunya ditaman kampus, karena Nathan ingin mengatakan sesuatu hal padanya.

"hei, duduk sini.."

Deska pun bergeser ke sebelah, menyilahkan Nathan duduk.

"apa yang mau dibicarakan, Nathan??"

Nathan terlihat gugup saat Deska menatapnya penuh tanya, dengan kikuk ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"sebenarnya.." ucap Nathan gugup

"sebenarnya apa??" tanya Deska

Nathan mengalihkan pandangannya, menatap kedepan kearah taman kampus. Mengumpulkan keberaniannya untuk mengungkapkan isi hatinya pada Deska, namun kalimat itu seolah tersangkit dipangkal lidahnya.

"i..itu.. Aku..aku.."

Deska melihat kegugupan diwajah Nathan, ia pun mengusap pundak Nathan dengan pelan.

"sebenarnya ada apa?? Aku juga ingin mengatakan sesuatu sama kamu, tapi-"

"apa?? Maksudku, kau duluan saja. Ada yang ingin kamu bilang padaku??" tanya Nathan

"aku mau jujur sama kamu. Sebenarnya sejak kita bertemu, aku merasa nyaman. Bahkan kamu beberapa kali menolongku dari pembullyan mereka.." ucapnya

Nathan masih menunggu kelanjutannya, meskipun jantungnya semakin berdetak kencang.

"aku berterimakasih padamu, sudah menjagaku sejak pertama kita bertemu. Aku ingin kau menjadi kakakku.."

Deg

"selama ini aku tidak tahu rasanya memiliki seorang kakak, meskipun Azel selalu ada dan aku juga sudah menganggapnya seorang kakak. Tapi sejak kamu datang, aku begitu nyaman dan kau berbeda dengan Azel. Dia menjagaku dengan caranya sendiri, dan kamu menjagaku dengan caramu.." tambah Deska

Deska menoleh ke arah nathan yang masih diam disisinya.

"apa kau mau jadi kakakku, Nathan??" tanya Deska penuh harap

Nathan menghela nafasnya, harapannya pupus ketika Deska hanya menganggap sikapnya selama ini layaknya seorang kakak yang melindungi adiknya.

"aku tidak memaksa, kalau Nathan tidak mau-"

"siapa yang bilang?? Aku mau jadi kakakmu.." ujar Nathan

Deska menatap tidak percaya ke arahnya, dengan senangnya ia memeluk Nathan erat. Menggumamkan kata terimakasih karena ia mau menjadi kakaknya.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang