MPG-20

1.4K 58 2
                                    

Yang penasaran dengan dokter Nathan, beberapa chapter selanjutnya akan menceritakan tentangnya. Dan wanita yang mampu membuat Nathan si pria dingin, untuk pertama kalinya jatuh cinta..

Shadow

Cuaca pagi itu cukup bersahabat, bahkan matahari memancarkan cahayanya tanpa malu. Seorang mahasiswa dengan sebuah buku ditangannya berjalan cepat menuju ke perpustakaan. Pagi itu ia ingin meminjam sebuah buku untuk materi tugasnya.

Universitas terbesar dikotanya bahkan di negaranya, memfasilitasi perpustakaan yang lebih besar dan lengkap. Bahkan lahan kampus itu cukup luas dan menampung beberapa fakultas, dan semua fakultas memiliki gedung tersendiri. Hanya saja perpustakaan itu hanya dibangun di satu gedung dengan empat lantai, disetiap lantai dilengkapi puluhan komputer dan ruang baca yang luas.

Mahasiswa itu mengurungkan niatnya saat ingin berbelok menuju ke pintu perpustakaan, saat pendengarannya menangkap teriakan seseorang. Tanpa memikirkan tugasnya, ia bergegas menuju belakang gedung perpustakaan yang sepi. Disana ia melihat tiga mahasiswi tengah menghakimi seorang mahasiswi yang ia yakini adalah juniornya.

"apa yang kalian lakukan padanya??" teriaknya

Ketiga mahasiswi tersebut pun menoleh ke belakang dan terkejut saat melihat seseorang memergoki aksi mereka.

Mereka pun berbalik dan meninggalkan tempat itu dengan cepat, karena tidak ingin aksi mereka dilaporkan ke dosen.
Mahasiswa itu pun mendekati mahasiswi yang masih terduduk dirumput, dengan wajah yang masih menunduk.

"kau tidak apa-apa??"

Mahasiswi tersebut mendongakkan kepalanya, menatap ke seorang penyelamatnya saat itu.

"terimakasih, sudah menolong ku.." ujarnya pelan

Uluran tangan itu disambut olehnya, pria itu membantunya untuk berdiri.

"aku Nathan, kau angkatan baru??" tanyanya

Perempuan didepannya hanya mengangguk dan tersenyum kikuk. Menjaga sikap didepan kakak seniornya, karena universitas itu terkenal dengan senioritas bahkan kerap terjadi pembulian seperti yang didapatkannya beberapa menit lalu.

"terimakasih, kakak sudah menolongku-"

"sama-sama. Jadi siapa namamu??"

"aku Deska, kak" ucap mahasiswi itu

"panggil saja Nathan, oh..ya kamu di fakultas-"

"De..!!!"

Keduanya pun menoleh ke sumber teriakan, dimana seorang mahasiswa tengah berlari menghampiri keduanya. Nathan yang melihat penapilan mahasiswa itu yang sama-sama angkatan baru.

"kau tidak apa-apa??"

"Azel, aku tidak apa-apa.." ucap Deska membuat Azel bernafas lega

"syukurlah. Aku kira mereka membuly mu lagi.." ujarnya khawatir

Nathan yang berdiri disebelah Deska pun mendengar ucapan Azel, ia mengeryit saat tahu jika gadis itu menjadi korban bullyan.

"apa yang membuat mereka membully mu??

Deska menatap Nathan yang masih berdiri disebelahnya, sementara Azel menatap penuh ingin tahu siapa mahasiswa itu.

"mereka cuma salah paham. Karena aku dekat dengan Richard.." terangnya

Richard. Nathan tahu siapa dia, adik tingkatnya. Namun ia tahu anak itu lahir dari keluarga orang kaya, tampan, dan terkenal di kampus. Membuat semua orang terutama mahasiswi, ingin dekat bahkan bisa jalan bersama dengannya.

Tidak satupun orang yang tidak mengenalnya, bahkan angkatan baru seperti Deska dan Azel tahu tentang itu. Namun Nathan juga mengenal sikap buruk Richard, dimana ia dikenal sebagai pematah hati wanita.

"lebih baik kau menghindarinya. Itu demi keselamatanmu.."

Deska mengangguk pelan, setelah mengucapkan terimakasih ia dan Azel meninggalkan tempat itu. Karena mereka masih memiliki jam kuliah pagi, dan tidak ingin telat untuk pertama kalinya.

"dia yang menolongmu??"

Deska yang baru  saja duduk di bangkunya hanya mengangguk sekilas ke arah Azel. Sementara Azel tidak puas dengan jawaban sahabatnya yang terkesan acuh.

"Nathanael Xavier. Mahasiswa kedokteran tingkat akhir. Mahasiswa terpintar dan terkenal bersikap dingin serta acuh dengan keadaan sekitar.." ujar Azel

"lalu??"

"masih sulit dipercaya, jika pria tadi adalah Nathanael Xavier. Pria itu terkenal dingin dan acuh, bahkan pernah terdengar kabar. Dimana ia hanya diam saja dan pergi saat teman sekelasnya berkelahi.." tambahnya

Deska terdiam sejenak mendengar cerita Azel.

Apa segitu dingin dan acuh?? Tapi... Mungkin itu bukan Nathan yang diceritakan Azel. Batinnya

"kau tahu dia di fakultas mana??" tanya Azel yang hanya digelengi Deska

Azel berdecak kecil, karena ia sangat yakin jika Nathan yang ia dengar beritanya memang sosok dingin. Tidak seperti Nathan yang menolong Deska barusan.

"sudahlah. Jangan dibahas lagi, mau dia Nathan atau Nathanael atau siapa dia aku tidak peduli. Yang jelas aku sudah berterimakasih karena dia sudah menolongku.."

Deska pun mengabaikan rasa penasaran Azel saat ini, seolah ia masih tidak percaya jika yang menolong deska adalah Nathanael Xavier. Deska menyenggol lengan Azel yang masih sibuk dengan lamunannya, dimana seorang dosen sudah masuk dan mengenalkan dirinya didepan kelas.

Sementara di dalam perpustakaan, Nathan masih memikirkan perempuan yang ditolongnya. Deska. Nama itu selalu diingatnya setiap ia membuka lembar demi lembar buku didepannya, bahkan satu materi pun dari buku yang ia baca tidak dicernanya dengan baik. Otaknya selalu terbayang dengan wajah polos dan manis milik gadis itu, dengan rambut sebahunya yang semakin membuatnya cantik.

Cantik. Batinnya

Nathan terkekeh pelan dan menggeleng kecil, saat ia memuji seorang perepuan untuk pertama kalinya. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal seperti ini, namun ketika ia bertemu dengan Deska ada sesuatu yang berbeda. Ada perasaan ingin bertemu kembali dengannya, bahkan saat ini ia ingin menemuinya.

Plukk

Nathan menepuk jidatnya saat ia mengingat belum menanyakan Deska di fakultas apa. Ia tidak yakin akan  bisa menemukan Deska di universitas seluas itu. Tetapi ia yakin jika suatu hari nanti ia akan bertemu dengannya lagi. Ya..itu doanya dalam hati.

Penasaran dengan hubungan Nathan dan Deska, sampai akhirnya Deska jatuh cinta sama Gabriel?? Cuuusss... Kepoin chapter selanjutnya

Jangan lupa vote and coment ya guyss...

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang