MPG-39

1K 46 1
                                    

"terimakasih, Azel. Aku berhutang budi denganmu" ucap Deska lega

Azel hanya tersenyum hangat seperti biasanya, ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"ayo, kita harus mengganti mobil. Gabriel pasti mengejar kita.."

Azel dan Deska pun berhenti dan mengganti mobilnya dengan mobil lain, dan kembali melajukannya dengan kecepatan penuh. Deska merasa cukup lega dengan tindakan Azel saat ini, dengan begitu mereka berhasil mengecoh Gabriel.

"kau dapat mobil dari mana, Azel?? Dan kenapa juga tadi kau bisa disana?? Sejak kapan kau bisa menembak seperti tadi??"

Azel tersenyum tipis saat Deska memberinya pertanyaan yang beruntun, seolah tidak percaya dengan aksinya untuk menyelamatkannya.

"aku akan menjelaskannya nanti, yang jelas. Aku akan mengantarmu lebih dulu.." ucap Azel

"kemana??"

"ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Dan aku yakin dia bisa membantumu untuk lari dari Gabriel.." tambah Azel

Deska pun terdiam ditempatnya, berdoa dalam hati untuk bisa terhindar dari Gabriel saat ini. Ia tidak ingin melihat wajah Gabriel, seseorang yang sudah membunuh ayahnya. Entah karena motif apa, tetap saja ia membenci Gabriel.

Zian menghentikan mobilnya saat melihat mobil yang membawa Deska kabur sedang terparkir dipinggir jalan. Gabriel memeriksa mobil itu dan tidak menemukan Deska ataupun orang yang membawanya.

"shitt. Mereka mau bermain-main rupanya dengan ku.." geramnya

Gabriel tidak tahu siapa yang membawa Deska pergi, tetapi tersangka saat ini hanya ayahnya. Ia yakin jika Yuda yang sudah melakukan ini, jika benar maka nyawa Deska benar-benar dalam bahaya.

"tuan, aku menemukan ini.."

Gabriel meraih gulungan kertas yang disodorkan Zian, dibacanya gulungan kertas itu.

"sialan kau, Yuda. Aku tidak akan pernah membiarkan kau kembali membunuh orang yang berharga dihidupku. Tidak akan pernah.."

Gabriel melampiaskan kemarahannya dengan memukul kaca mobil, mengabaikan rasa sakit yang menjalar dibuku-buku jarinya. Ia tidak akan membiarkan Yuda mengambil orang yang dicintainya untuk kedua kalinya. Sudah cukup ia kehilangan satu cintanya, dan ia tidak ingin kehilangan cinta terakhirnya kali ini. Meskipun harus menghancurkan ayahnya sendiri, Gabriel tidak peduli.

🔫🔫🔫🔫

Deska menatap penuh takjub kearah bangunan yang ada didepannya, dengan sesekali melirik Azle yang berjalan disebelahnya. Azel cukup berbeda hari itu, biasanya pria itu bersikap hangat, namun kali ini wajahnya cukup dingin dan pendiam. Lain dari biasanya.

"kita sudah sampai, kau tunggu sebentar disini.." ucap Azle yang diangguki oleh Deska

Deska menatap sekeliling bangunan megah itu, bangunan yang memiliki corak bangunan Yunani kuno namun memiliki kesan menakjubkan didalamnya.

"selamat malam, anakku. Bagaimana kabarmu, hemm.."

Deska membalikan badannya dan menatap terkejut kearah pria tua didepannya.

"paman Yuda, anda-"

"jangan terkejut, aku tahu kau pasti bingung melihat aku disini. Aku akan jelaskan semuanya, nak.." jelas Yuda dengan senyum tipisnya

Deska semakin bingung dengan apa yang ia lihat, bukankah azel bilang jika orang yang ingin menemuinya bisa membuatnya menjauh dari Gabriel. Namun kenapa Azel membawanya kepada ayah Gabriel, bukannya menjauhkannya dari Gabriel malah sebaliknya.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang