MPG-16 (21+)

4.8K 96 2
                                    

Ketakutan apa yang paling membuat kalian benar-benar enggak mau terjadi??

Kalau author, takut ditinggal pas sayang-sayangnya🤣🤣🤣eeeaaaa....

Adegan 21+ (yang belum cukup umur, dimohon untuk menyingkir ya)😜😜😜

the fear

Diruangan yang temaram seseorang dibalik meja kerjanya tersenyum sinis, saat mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Dimana ia menemukan seseorang yang selama ini ia cari, dan dugaan kaki tangannya memang selalu tepat.

"Evan, pastikan tidak ada barang bukti sekecil apapun.." ucapnya

"anda bisa tenang tuan, semua aman dan mereka akan mengira jika ini memang akibat konsleting listrik.."

Yuda tersenyum sinis dan menatap tajam kearah foto yang ada diruangan kerjanya.

"kau tidak akan pernah memang anakku.." ucapnya sinis

🌞🌞🌞🌞

Pagi harinya Deska terbangun dan memekik kaget saat melihat Gabriel berbaring disebelahnya, dengan kebiasaan Gabriel dimana ia selalu tidur dengan bertelanjang dada.

Gabriel mulai terbangun mendengar teriakan wanitanya, dengan malas ia mengusap kedua matanya dan menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang.

"kenapa kau disini??" tanya Deska yang sudah duduk diujung ranjang menatap Gabriel penuh curiga

Gabriel masih memasang wajah tenangnya, bahkan saat ini senyum manis itu sudah tercipta dibibirnya yang seksi.

Seksi??
Deska menggelengkan kepalanya saat pikiran kotornya mulai muncul. Ia kembali menatap tajam kearah Gabriel yang masih menatapnya dengan intens, membuat tubuhnya merinding ditatap seperti itu.

"bagaimana tidurmu?? Nyenyak??" tanya Gabriel masih diposisinya

"bukan urusanmu, sekarang keluarlah dari kamar ini.." ucap Deska tajam

Gabriel meringsek dari tempatnya, bukannya turun ia malah mendekati Deska. Menarik tangan Deska yang sudah siap beranjak dari ranjang, tubuh Deska pun limbung dan terjatuh diatas tubuhnya.

"Riel!!!" pekiknya

Deska meronta didalam dekapan Gabriel, ia sangat tidak suka dengan posisinya saat ini. Pelukan Gabriel yang berada dipinggangnya, membuatnya tidak bisa kemana-mana selain pasrah diatas tubuh pria itu.

"aku mohon, berikan aku kesempatan untuk memilikimu, De.." ucap Gabriel penuh harapan

Mendengar permintaannya membuat Deska tidak bisa mengabaikan detakan jantungnya yang berdetak kencang.

"aku tidak peduli dengan mamamu yang memanfaatkan aku untuk menjadi sumber uangnya, kalaupun kau juga ingin memanfaatkanku. Aku tidak peduli.." ujar Gabriel

"jangan pernah pergi lagi dari ku, De.." tambahnya

Deska memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat mata Gabriel yang tampak begitu sendu.

"aku tahu alasanmu meninggalkanku. Kau tahu, aku rela memberikan semua hartaku. Asal aku tetap bisa bersamamu.." tambah Gabriel

Deska mulai terisak mendengar penyataan tulus dari Gabriel, ia tidak menyangka jika pria itu rela melakukan apapun asal bisa bersama dengannya.

"De, apa aku harus mengorbankan nyawaku dulu. Agar kau percaya-"

"cukup Riel, aku tidak mau kau melakukan apapun. Aku tidak mau kehilanganmu.."

Deska memeluk tubuh Gabriel dan terisak dipelukannya, didekapnya dengan erat tubuh Gabriel seolah takut pria itu pergi dari hadapannya. Hati Gabriel menghangat mendengar ucapan Deska, dengan lembut ia memiringkan tubuhnya yang masih mendekap tubuh wanitanya itu.

"ssstt.. Jangan menangis lagi. Aku tidak suka melihatnya.."

Tangisan Deska semakin kencang saat Gabriel mencoba membujuknya untuk berhenti menangis, melihat hal itu membuat Gabriel meraih dagu Deska dan mencium bibirnya. Deska kuwalahan saat Gabriel melumat bibirnya dengan lembut, ia pun membalas ciuman itu tidak kalah lembut.

Kali ini ciuman itu begitu hidup, dimana keduanya yang begitu meresapi setiap sentuhan dan lumatan diantara keduanya. Penuh kerinduan dan kebahagiaan, membuat ciuman itu berbeda dari sebelumnya.

Gabriel menghentikan ciumannya, saat dirasa Deska kehabisan nafas akibat ulahnya. Deska memalingkan wajahnya yang merona, sembari mengisi pasokan oksigennya. Senyum Gabriel terbit ketika wajah merona Deska terlihat jelas dikedua pipinya.

Tanpa memberikan waktu lama bagi Deska memghirup oksigen, Gabriel kembali melumat bibir Deska. Namun berbeda dari sebelumnya, ciuman kali ini seolah menuntut dan kasar. Lagi-lagi Deska harus mengimbangi Gabriel.

Gabriel menindih tubuh wanitanya dan kembali melumat bibir yang menjadi candunya, tanpa bisa menolak Deska hanya bisa pasrah dibawah kungkungan Gabriel.

"Gabriellhhh.." desahnya tidak tertahan

Gabriel melanjutkan aksinya menghisap leher jenjang yang menggoda untuk dicicipinya, kedua tangannya pun tidak tinggal diam. Diremasnya paha dan bokong Deska, dan semakin membuat Deska mendesah kembali saat mendapatkan sensasi gelayar ditubuhnya.

"Riel..aaah.."

Desahan Deska seolah memacu hasratnya yang tidak bisa ditahankannya lagi, diremasnya dengan pelan gundukan kenyal itu. Ukuran yang begitu pas untuk digenggamnya, dengan sekali sentak Gabriel membuka paksa piyama yang melekat ditubuh wanitanya.

Srreekk

Tangan gabriel yang begitu lincah membuka kaitan bra Deska dari belakang, menyentuh kulit halus nan lembut. Kepala Gabriel terasa pening, saat harus menahan hasratnya yang sudah menggila. Antara ingin menghentikan atau melanjutkannya, karena ia tidak akan melakukannya tanpa seizin Deska tetapi ia tidak bisa menghentikan setan dalam dirinya.

Deska tidak bisa berkutik ketika Gabriel semakin dalam menyentuh tubuhnya. Sengatan dan gelayar aneh menerpa tubuhnya, sensasi yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Deska hanya pasrah saat Gabriel menggerayangi tubuhnya lebih dalam.

Gabriel menaikan bra yang menutupi dua gundukan itu, dengan pelan ia melumat salah satu puting yang menantangnya untuk dilumat.

"mmm..aah.."

Bibir gabriel masih setia melumat gundukan kenyal itu, bahkan salah satu tangannya masih meremas payudara yang lainnya. Tubuh Deska merintih menikmati sensasi yang semakin membakar tubuhnya. Bahkan tangannya kini meremas rambut Gabriel menekan pelan kepalanya, seolah memintanya untuk memperdalam lumatannya.

Tok tok tok

Gaberiel menggeram rendah saat kesenangannya terganggu, sementara Deska yang sadar dengan apa yang dilakukan keduanya mendorong tubuh Gabriel yang masih berada diatasnya.

"shit.." umpat Gabriel pelan

Dengan kesal Gabriel membuka pintu kamar, dimana Samuel menatapnya dengan tatapan bersalah. Seolah tahu jika kedatangannya menganggu privasi tuannya.

"maaf menganggu waktu tuan, ada sesuatu yang penting ingin saya sampaikan.." ucapnya

"tunggu diruanganku.."

Samuel pun melenggang pergi menuju ruang kerja Gabriel, sementara Gabriel kembali masuk kedalam kamar.

Cup

Deska tersipu malu saat Gabriel memberinya kecupan dipagi hari, setelah kejadian beberapa menit lalu membakar gairah keduanya.

"bersiaplah, aku akan mengajakmu pergi keluar.." ucap Gabriel membelai rambut Deska dengan pelan lalu keluar dari kamar

Gimana sudah cukup hot kah???😄

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang