5. Mahasiswa Semester Tua Bangka

7.6K 787 1
                                    

"Masih ingat jalan kampus?"

-Dosen pembimbing.


"Kenapa baru keliatan?" Sapa Pak Pram dengan intonasi ramah, namun air muka sebaliknya.

"Eh? Iya Pak, revisinya baru selesai." Jawabku dengan penuh alasan.

Beliau hanya tertawa. "Bab dua aja hampir tiga bulan." Pak Pram membuka lembar demi lembar. Membaca bagaian analisisku, kemudian mencoret-coret sana-sini. Duh Pak, plis jangan banyak-banyak nyoretnya.

"Hmm. Yasudah. Ini bisa direvisi lagi ya. Sedikit doang. Tapi kalau mau ikutan yudisium besok ya... cepet. Keburu saya males" tutur Pak Pram memasukan bolpoinnya ke saku baju.

"Ya maulah Pak. he.. he.."

Pak Pram membuka handphonenya melihat kalender. "Saya awal tahun cuti lho. Mau ke Korea. Jadi kamu sebelum desember harus beres. Bisa nggak?"

What? Sekarang Pak Pram ikutan memberiku deadline "Baik Pak, bisa." Kalo nggak ada kerjaan sih. Seruku dalam hati. Amin.

Fix! Bakalan kerja maraton ini. Tapi aku nggak punya pilihan, demi lulus dan menjauh dari Dewangga plus kerjaannya. Meskipun harus menjalani ratusan hari-hari berat nggak apa-apa. Harus banyak banyak doa agar semesta mendukung pokoknya.

Setelah urusan dengan Pak Pram selesai, aku sudah berjalan di lorong lantai 1 menuju ke lobi. Hari perkuliahan kampus cukup ramai, pantas saja ini masih jam 1. Melihat para adik tingkat begini rasanya seperti ada jarak jauh yang membedakan kami. Padahal kalau dipikir hanya selisih satu atau dua tahun di bawahku sih. Tapi mereka jauh tidak ada beban, masih senang berkumpul dengan teman-temannya. Musim-musim sedang hangat-hangatnya sebuah pertemanan.

Dulu aku juga begitu, kalau usai kelas langsung pulang sepertinya tidak seru. Pasti mampir jajan di kantin dulu. Niatnya hanya sebentar tapi tahu-tahu sudah berjam-jam. Musim sedang semangat sekali dengan hal-hal yang berbau tugas kelompok. Setiap ada tugas kelompok pasti mengerjakannya di kafe, atau sambil nongkrong di manapun yang penting kelihatan nugas. Walau biasanya sih ya, pada akhirnya yang mengerjakan hanya itu-itu saja.

Tapi ya begitulah fase awal sebagai mahasiswa. Seperti pemandangan di lobi saat ini. Beberarapa gerombol mahasiswa yang sepertinya semester awal terlihat berkumpul disudut lobi. Mencharge HP mereka. Sebagian sibuk wifi-an dengan gadget masing-masing. Jelas mereka anak baru, karena kalau anak senior cenderung akan berkumpul di kantin belakang.

Sebenarnya aku ada niatan ingin mampir ke kantin sembari menyapa ibu kantin, tapi kemudian aku mengurungkan niatku. Toh sudah tidak ada mahasiswa yang kukenal juga. Atau akunya saja yang memang tidak terkenal sih. Lagipula sudah tua, sudah merasa nggak perlu lah basa-basi, sapa-sapa adek tingkat. Mau ngapain? Tebar pesona? Well, kecuali kalau ada pria tampan seperti Jared Letto atau Dan Stevans.

THE DEADLINE  [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang