24. Terserah

5K 574 6
                                    

"Yang nikah siapa, yang ribet siapa."

-Kampret yang tidak bisa menolak.


Sudah lewat beberapa minggu hubungan aku dengan Gilang pun sudah semakin tercium oleh anak-anak kampret, sudah pasti. Terutama Vidi yang sudah tidak bisa diam mendengarku sering bertemu Gilang. Dia memang belum pernah bertemu Gilang sebelumnya hanya dengar kabar angin dari Gina saja mengenai ketampanan Gilang.

Aku keluar dari kantor imigrasi ketika mengecek rupanya ponselku sudah ramai penuh dengan notifikasi grup. Siapa lagi yang dibahas kalau bukan Gilang.

Kamprets

Vidi : Ih Kinan sekarang slow respon dong udah punya gebetan.

Gina : Di jangan diganggulah biarin aja.

Anya : Haha.. tau nih kemarin heboh cari laki, sekarang giliran dapet digangguin mulu.

Kinan : Hobi banget sih menyimpulkan duluan.

Vidi : Lah apa dong namanya kalo bukan gebetan? TTM? Kaga jaman neng.


Iya juga ya, dalam hatiku.


Kinan : Ya kan aku juga nggak tau dia punya cewek apa nggak.

Amira :Well, he should be not. Kalo dia deketin lo harusnya emang gapunya.

Aku menghembuskan nafas perlahan sembari menyandarkan punggungku di kursi penumpang taksi yang kunaiki. Hari ini terasa sangat melelahkan, selepas dari kantor aku langsung menuju kantor imigrasi untuk mengurus visaku untuk ke Shinjuku minggu depan.

Sebuah panggilan telepon masuk. Aurel is calling... aku mengangkat alis bertanya-tanya.

"Halo?"

"Halo Mbak. Apa kabar?" Aurel menyapa dengan suara cerianya.

"Baik Rel, ada apa? Kok tumben nelpon?" Tanyaku to the point.

"Iya nih Mbak, sebenarnya aku mau minta tolong. Hehe.." Aurel masih terdengar ceria seperti biasa.

"Iya, boleh mau minta tolong apa?" Aku menatap keluar jendela.

"Jadi gini nih Mbak kan bulan depan aku married, nah rencana aku mau langsung honeymoon gitu tapi aku masih bingung buat milih agennya. Terus aku inget kalo Mbak pernah cerita kalo ada temen yang ngelola jasa honeymoon gitu.." Aurel masih belum menyelesaikan kalimatnya.

"Nah Mbak bisa nggak bantuin buat nyariin paket honeymoon yang bagus, kan temen Mbak sendiri pasti recommended gitu. Hehe." Papar Aurel.

"Maksudnya aku yang nyariin sekaligus mesenin gitu? Atau kukasih aja kontaknya kamu yang ngurus sendiri?" Aku mengerutkan kening.

"Mbak Kinan aja deh yang ngurus, kan Mbak pasti lebih tau urusan kaya gitu. Maksudku aku rada bingung soal prosedur prosedurnya, terus bagusnya gimana. Mbak aja ya." Pinta Aurel.

"Mmm.." aku memijat kening. Sebenarnya aku malas sekali, tapi aku juga tidak enak menolak Aurel. Dia memang belum pernah pergi dan mengurus apa-apa sendiri sih. "Kenapa nggak Abi aja yang nyari?" Aku masih berusaha menghindari permintaannya.

"Mas Abi sibuk ngurus kerjaannya Mbak makanya nyuruh aku aja, tapi aku bingung banget." Sebagai seorang yang apapun sudah tersedia sejak kecil, wajar sih dia bingung. Karena memang biasanya selalu ada seseorang yang mengurus segala keperluannya.

THE DEADLINE  [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang