(Namakamu) masuk ke kamarnya, ia habis makan malam barusan lalu ia melihat handphone nya yang berdering dan segera (Namakamu) mengambilnya. (Namakamu) melotot kaget karena ada tiga panggilan tidak terjawab dari Iqbaal.
Beberapa detik kemudian, Iqbaal kembali menelpon dan dengan segera (Namakamu) langsung mengangkat telepon dari Iqbaal.
"Hallo Iqbaal, Iqbaal gue minta maaf banget baru angkat telepon lo sekarang, gue abis makan di ruang makan dan handphone gue ada di kamar jadi gue gak tau" jelas (Namakamu) pada Iqbaal, Iqbaal terdengar tidak bersuara.
"Santai aja" ucap Iqbaal.
"Gapapa?" tanya (Namakamu).
"Emang kenapa?" Iqbaal bertanya.
"Gue takut lo marah" jawab (Namakamu).
"Kenapa gue harus marah?"
"Karena telepon dari lo gak di angkat-angkat"
"Ya enggak lah, gue tau lo setia"
Mendengar Iqbaal ngomong soal setia, (Namakamu) jadi bingung dengan hubungannya dengan Iqbaal ke depannya. Apakah hubungan ia dengan Iqbaal akan bertahan lama atau hanya sebentar.
"(Nam) lo masih disitu kan?"
"Iya"
"Udah dulu ya, good night. Jangan bergadang ya"
"Iya, good night too"
"Besok gue jemput"
"Iya"
Iqbaal pun langsung mematikan sambungan teleponnya, (Namakamu) menyimpan handphone nya di atas nakas.
"Aduh gimana ya caranya biar bisa putus dari Iqbaal kalo gue yang putusin ah gak kebayang nanti marahnya gimana" (Namakamu) bergerutu. "Besok di jemput pasti semua warga sekolah bakalan tau"
-langitbiru-
Iqbaal baru saja datang ke rumah (Namakamu), ia melihat (Namakamu) yang sudah berada di depan rumahnya. Iqbaal membuka kaca helm nya lalu menatap (Namakamu).
"Udah lama nunggu?" tanya Iqbaal.
"Enggak kok" jawab (Namakamu).
"Ya udah yuk"
(Namakamu) mengangguk lalu ia pun segera naik ke atas motor klx Iqbaal.
"Pegangan"
"Iya"
(Namakamu) pun langsung memeluk Iqbaal.
Sampai di sekolah, satu sekolah heboh karena Iqbaal datang dengan pacarnya dan mereka terkejut kalo pacar Iqbaal itu adalah (Namakamu).
(Namakamu) jadi malu karena di tatap seperti itu, ia hanya bisa menunduk.
"Kenapa?" tanya Iqbaal.
"Gapapa" sahut (Namakamu).
Iqbaal pun memegang tangan (Namakamu) lalu mereka pun berjalan menuju sekolah.
Di koridor benar-benar sepi, hal biasa bagi Iqbaal karena setiap ia datang pasti langsung sepi padahal kalo rame juga gak apa-apa gak akan buat dirinya terganggu kecuali kalo mood nya lagi gak bagus pasti Iqbaal akan menyuruh mereka untuk diam.