"Pah..mah...." panggil (Namakamu).
"Papah...mamah..." panggil (Namakamu) lagi.
Papa dan mama (Namakamu) pun segera keluar karena mendengar panggilan dari (Namakamu). Mereka terkejut karena melihat Iqbaal yang babak belur.
"Ya ampun (nam) ini Iqbaal nya kenapa?" tanya mamanya (Namakamu).
"Nanti aja di ceritainnya, sekarang obatin dulu Iqbaal nya" jawab (Namakamu).
"Sini biar papa bantu" ucap papa (Namakamu), ia langsung menghampiri Iqbaal dan membantu Iqbaal berjalan.
Mereka pun membawa Iqbaal ke dalam.
Sampai di dalam, Iqbaal di dudukan di sofa ruang tamu. (Namakamu) segera mengambil kotak p3k yang berada di dapur.
"(Nam) bersihin dulu pake air" kata mamanya (Namakamu).
"Kenapa emang ma?" tanya (Namakamu).
"Biar gak ada kotorannya" jawab Anita.
(Namakamu) pun mengangguk, ia kembali lagi ke dapur untuk membawa air di baskom dan juga membawa handuk.
Beberapa saat kemudian, (Namakamu) pun kembali. Ia duduk di samping Iqbaal, "tahan ya baal" ucap (Namakamu). Iqbaal hanya mengangguk.
(Namakamu) membasahi handuk kecil dengan air lalu memerahnya setelah itu ia membersihkan luka lebam dari wajah Iqbaal. Iqbaal merasakan kesakitan namun ia harus menahannya. Takut kalo ia teriak pasti semuanya bakalan kaget karena kalo sakit banget, Iqbaal akan berteriak kencang.
"Udah belum?" tanya Iqbaal.
"Bentar ini mau di kasih hansaplas" jawab (Namakamu).
(Namakamu) menempelkan hansaplas di kening Iqbaal, Iqbaal pun membuka mata ia menatap (Namakamu). "Makasih (nam), om tante makasih" ucap Iqbaal.
"Gue yang harusnya makasih sama lo, karena lo udah nolongin gue" kata (Namakamu).
"Iya, Iqbaal kami juga berterima kasih padamu. Memang apa yang sebenernya terjadi?" tanya Martin, papanya (Namakamu).
"Tadi itu aku di gangguin sama dua preman trus Iqbaal dateng dan berantem sama mereka tapi Iqbaal kalah karena kedua preman itu kuat-kuat bahkan tubuhnya aja besar" jelas (Namakamu).
"Memangnya disana tidak ada orang?" tanya Anita.
"Gak ada tante, di sana kebetulan lagi sepi trus aku liat (Namakamu) di gangguin sama kedua preman itu dan aku gak sempet buat minta bantuan orang lain takutnya (Namakamu) di bawa sama kedua preman itu" Iqbaal menjelaskan.
"Terima kasih sekali lagi ya Iqbaal sudah menyelamatkan (Namakamu)" ujar Martin sambil menepuk pelan pundak Iqbaal.
"Iya om sama-sama lagian kan saya sudah janji sama om buat jagain (Namakamu)" jawab Iqbaal.
"Iya Iqbaal"
"Ma, pah aku mau ke depan, mau bicara sama Iqbaal" kata (Namakamu).
"Ya udah sana" sahut Anita.
"Yuk baal, sini gue bantu"
"Gue udah kuat kok" Iqbaal pun berdiri sendiri.
"Beneran?"
"Iya, kan udah di obatin sama lo. Obatnya manjur jadi langsung sembuh"
(Namakamu) tersenyum, "bisa aja lo, ya udah yuk ke depan"
"Yuk"
"Mah, pah, aku sama Iqbaal mau ke depan dulu"
"Iya"