33 - end

1.2K 107 0
                                    

(Namakamu) berada di sebuah jembatan merah, ia sedang berdiam di sana sendirian sambil menatap ke bawah air sungai yang jernih. 

"(Namakamu)" tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilnya, (Namakamu) langsung menoleh ke samping kanan, ia melihat seorang perempuan yang berjalan ke arahnya.

Saat berada di hadapannya, (Namakamu) langsung berhadapan dengan perempuan tersebut. Entah dari mana perempuan ini berasal setau (Namakamu), ia sudah lama berjalan sendirian disini dan tidak ada siapa-siapa.

"Lo siapa? Kenapa lo kenal sama gue? Dan darimana lo berasal" tanya (Namakamu) secara beruntun.

Tapi sepertinya (Namakamu) mengenal perempuan yang berada di hadapannya ini namun (Namakamu) lupa.

"Lo pasti kenal gue" jawabnya.

"Siapa lo?" tanya (Namakamu) lagi.

Perempuan itu tersenyum, "gue Gladis"

(Namakamu) terkejut mendengar jawaban perempuan itu, pantas saja wajahnya tidak asing dan seperti pernah melihatnya ternyata ia Gladis, perempuan yang pernah menjadi pacar kesayangannya Iqbaal.

"Kenapa lo bisa ada disini? Lo kan udah gak ada"

"Lo kan sekarang lagi mimpi, jadi gue bisa aja masuk di mimpi lo"

"Jadi lo mau apa datengin gue?"

"Gue cuma mau bilang, kalo lo sayang sama Iqbaal tolong maafin dia. Gue tau dia posesif karena dulu dia juga gitu sama gue, tapi gue yakin lo bisa nasehatin dia biar gak kayak gitu lagi"

"Gue udah coba tapi gagal"

"Gue yakin lo bisa"

"Akan gue coba"

"Kembali (nam)"

"Kembali kemana?"

"Kembali ke dunia lo, dunia nyata bukan dunia mimpi"

"Tapi... Lama-lama gue suka disini, suasananya menenangkan"

"Gak (nam) lo harus kembali, Iqbaal butuh lo dan emang lo gak kangen sama orang tua lo?"

Seketika (Namakamu) langsung teringat pada orang tuanya, "mama papa, udah lama gue gak liat mereka. Gue kangen sama mereka"

"Makanya lo kembali ya"

(Namakamu) menatap ke arah lain, ia menatap dunia indah yang lumayan lama ia tinggali ini.

"(Nam) dunia lo lebih indah di sana daripada di sini" ucap Gladis.

(Namakamu) menatap Gladis kembali, "tapi..."

Gladis menggelengkan kepalanya lalu ia memegang tangan (Namakamu), "gue mohon lo kembali (nam) kasihan orang-orang yang ada di sekitar lo. Orang tua lo, Iqbaal dan sahabat-sahabat lo, mereka semua sedih karena lo gak ada"

(Namakamu) masih terdiam.

-langitbiru-

Orang tua (Namakamu) dan Iqbaal berada di ruangan (Namakamu), mereka masih menunggu (Namakamu) sadar walaupun mereka tidak tau kapan (Namakamu) akan sadar tapi mereka yakin (Namakamu) akan cepat sadar.

Iqbaal menatap wajah (Namakamu) yang masih memejamkan mata, Iqbaal masih merasa bersalah karena membuat (Namakamu) seperti ini dan membuat orang tua (Namakamu) bersedih karena anaknya harus terbaring di rumah sakit.

wrong number || IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang