22 - iqbaal tau

1K 134 14
                                    

Sementara itu Iqbaal terus mengejar (Namakamu) yang terus berlari menjauh darinya, Iqbaal semakin mempercepat larinya karena (Namakamu) berlari lumayan cepat.

Namun akhirnya Iqbaal berhasil menarik tangan (Namakamu), (Namakamu) terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Iqbaal tetapi genggaman tangan Iqbaal sangat kuat yang membuat (Namakamu) tidak bisa melepaskan tangannya.

"Baal, please lepasin" ucap (Namakamu).

"Aku gak bakal lepasin kamu" kata Iqbaal. "Kamu harus jelasin semuanya" lanjut Iqbaal.

Air mata yang (Namakamu) bendung pun jatuh, "oke aku bakal jelasin semuanya ke kamu tapi lepasin tangan aku dulu"

Iqbaal pun melepaskan tangan (Namakamu), (Namakamu) menghapus air matanya lalu ia menghembuskan napas pelan.

"Selama ini, aku itu sukanya sama Aldy bukan sama kamu. Surat dan gelang itu harusnya buat Aldy bukan buat kamu, baal. Waktu itu aku mau jelasin tapi aku takut sama kamu dan dulu aku pengen putusin kamu tapi kata bunda kamu, kamu pasti sedih banget kalo aku putusin kamu sama kayak kamu kehilangan Gladis" (Namakamu) menghapus air matanya kembali. "Aku minta maaf Iqbaal karena aku gak bisa jelasin semuanya sama kamu, aku minta maaf karena aku menrahasiakan ini sama kamu"

Air mata (Namakamu) kembali turun, ia pun menunduk. "Waktu aku ngira kamu punya pacar sebelum aku terus aku putusin kamu. Rasanya antara senang dan sedih, senang karena aku bisa putus dari kamu tapi entah kenapa hati aku sedih kalo putus dari kamu"

"Dan sekarang kamu udah tau semuanya, aku gak larang kamu kalo kamu mau putusin aku karena memang hubungan ini awalnya bukan karena cinta tapi karena ulah Salsa yang jahat"

(Namakamu) menatap Iqbaal kembali, "aku tau kok pasti kamu akan langsung putusin aku, aku terima baal karena ya ini salah aku juga karena gak ceritain semuanya dari awal" (Namakamu) tersenyum tipis.

Iqbaal tersenyum, ia lalu menggenggam kedua tangan (Namakamu). "Aku gak bakal putusin kamu" ucap Iqbaal.

(Namakamu) mengeryitkan dahinya, "kenapa?" tanya (Namakamu), ia bingung karena Iqbaal tidak memutuskannya padahal (Namakamu) sudah menrahasiakan kalo ia selama ini sukanya ke Aldy bukan ke Iqbaal.

"Sebenernya aku udah tau semuanya"

"Maksud kamu? Kamu udah tau kalo suka sama Aldy?"

Iqbaal tersenyum kembali. "Ya, aku udah tau, aku udah tau waktu Salsa dan Aldy baru pacaran. Salsa cerita semuanya ke aku. Kalo saat itu Salsa bukan salah kirim nomor tapi dia sengaja ngirim nomor aku ke kamu dan Salsa sengaja nunjuk tas aku dan dia bilang kalo itu tas Aldy"

"Kenapa kamu gak cerita kalo kamu udah tau? Kamu gak marah?"

"Ya tadinya memang aku marah, semalaman aku memikirkan cerita Salsa itu tapi karena aku udah terlanjur sayang dan cinta sama kamu. Aku berusaha menghilangkan kemarahan itu karena ingin pertahanin kamu. Waktu aku ngirim foto aku ke kamu, aku habis liat status whatsapp Aldy yang update foto gandengan tangan sama pacarnya yaitu Salsa. Aku tau kamu pasti langsung nyesek dan kamu pasti langsung gak mood makanya aku ngirim foto aku ke kamu. Karena aku pikir kamu bakalan tersenyum walaupun kenyataannya mungkin enggak"

"Waktu kamu ngirim foto kamu, mood aku lumayan membaik baal. Aku seneng, makasih udah ngelakuin itu"

"Hmm iya, dan waktu kamu ngeliatin Aldy pas jenguk ke rumah aku. Aku bener-bener pengen marah tapi aku menahan amarah aku karena aku gak mau semuanya terbongkar. Aku udah yakin pasti malam ini akan terbongkar dan aku lega kalo semua ini udah terbongkar"

"Aku juga lega" lalu tiba-tiba (Namakamu) pun memeluk Iqbaal. "Iqbaal sekali lagi aku minta maaf karena gak cerita dari awal, aku minta maaf"

Iqbaal membalas pelukan (Namakamu), "iya gapapa kok (nam), aku udah maafin kamu kok. Aku udah terlanjur sayang sama kamu kalo aku udah sayang, aku gak bakal ngelepasin orang itu. Karena aku pengen pacaran sekali sampe nikah"

(Namakamu) semakin erat memeluk Iqbaal, ia menangis kembali. "Makasih baal udah maafin aku"

"Kamu maafin Salsa juga ya"

Mendengar Iqbaal menyebut nama Salsa, (Namakamu) langsung melepaskan pelukannya. "Aku benci dia!"

"(Nam) kamu gak boleh kayak gitu"

"Ini semua itu karena Salsa, baal. Kalo dia cerita, dia suka sama Aldy mungkin ini semua gak akan terjadi. Mungkin aku juga bakalan relain Aldy buat Salsa"

"Jadi kamu belum relain Aldy buat Salsa? Kamu gak sayang sama aku?"

(Namakamu) pun terdiam, "bukan kayak gitu baal, eum ya aku sayang sama kamu tapi aku juga masih nyesek dan marah sama kejadian tadi dan aku juga masih belum bisa lupain Aldy"

"Gapapa kalo kamu masih belum lupain Aldy, aku yakin kok seiring berjalannya waktu kamu pasti akan bisa lupain Aldy"

"Kenapa kamu gak marah kalo aku masih suka sama Aldy?"

"Udah aku bilang, aku terlanjur sayang dan cinta sama kamu (nam). Aku mana mungkin bisa marahin kamu, kalo aku gak sayang sama kamu pasti saat aku tau semuanya. Aku bakal langsung marah ke kamu dan aku bakal langsung putusin kamu saat itu juga. Lagian aku malah terima kasih sama Salsa karena dia udah deketin aku sama kamu, Salsa deketin aku sama perempuan yang aku sayang sekarang, aku sangat berterima kasih. Soal kamu belum bisa lupain Aldy, aku yakin lama-lama kamu pasti bisa lupain Aldy kayak aku bisa lupain Gladis"

"Tapi mau sampai kapan pun aku akan marah ke dia walaupun nanti aku sudah gak suka lagi sama Aldy"

"Dan aku yakin kok, kamu pasti lama-lama juga bisa maafin Salsa"

"Enggak! Aku gak bakal maafin dia, dia udah buat aku kecewa banget"

"(Nam) jangan kayak gitu, sebesar apapun kesalahan dia. Kamu harus bisa maafin, tuhan aja maha pemaaf"

"Tapi aku udah terlanjur benci sama Salsa"

"Ya udah iya, terserah kamu. Kamu cuma butuh waktu buat maafin Salsa"

Dan tiba-tiba hujan pun turun, Iqbaal pun  langsung membuka jaketnya dan mengangkatnya di atas kepala dirinya dan (Namakamu). "Kita neduh dulu ya (nam)" ajak Iqbaal, (Namakamu) pun hanya mengangguk.

-langitbiru-

Iqbaal dan (Namakamu) pun berteduh di halte bus, (Namakamu) merasa kedinginan ia memeluk dirinya sendiri untuk mengurangi dingin. Tapi masih dingin.

"Dingin ya?" tanya Iqbaal.

(Namakamu) pun mengangguk.

"Duh jaket aku udah lumayan basah lagi, ah tapi gapapa kamu pake aja ya" Iqbaal memakaikan jaketnya pada (Namakamu) agar (Namakamu) gak kedinginan. "Lumayan buat ngurangin dingin" lanjutnya.

"Nanti kamu kedinginan" ucap (Namakamu).

"Gapapa kok, aku kuat"

Hujan semakin deras, (Namakamu) memeluk dirinya semakin erat begitupun dengan Iqbaal. "Baal, kamu yakin gak dingin?"

"Iya (nam) aku yakin, aku gapapa"

Iqbaal memang sudah terbiasa hujan-hujanan jadi ia lumayan kuat ketika kehujanan. Lama kelamaan (Namakamu) mengantuk, ia pun menyandarkan kepalanya di pundak Iqbaal. Iqbaal menoleh dan melihat (Namakamu) tertidur, ia pun memeluk (Namakamu).

"(Nam) aku yakin semuanya akan membaik lagi, aku yakin kamu pasti akan sayang dan cinta sama aku sepenuhnya. Kamu cuma butuh waktu" batin Iqbaal.

Iqbaal melirik tangan (Namakamu), ia tersenyum karena (Namakamu) masih memakai gelang hitam itu.

"Aku seneng kamu masih memakai gelang itu ya walaupun gelang itu sebenarnya buat Aldy bukan buat aku"

-langitbiru-

instagram : langitbiru_e

wrong number || IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang