Suasana kantin begitu ramai seperti pasar ya karena mereka ada yang asik mengobrol dan ada juga yang menyuruh pekerja di kantin untuk cepat menyiapkan makanan karena sudah benar-benar lapar.
"Malam minggu nih" ucap Iqbaal.
(Namakamu) tau pasti Iqbaal sedang meberikan kode kalo malam ini mau ngajak jalan. "To the point aja Iqbaal" kata (Namakamu).
Iqbaal tersenyum tipis, "malam nanti nonton yuk, ada film terbaru"
"Genre apa?"
"Horor"
"Wah, boleh tuh"
"Gak takut?"
"Gue itu pecinta horor"
"Masa sih"
"Iya"
"Berarti nanti malam mau ya?"
"Eum, iya"
"Gue jemput jam setengah delapan"
"Oke"
Sebenarnya (Namakamu) malas mau nonton bareng Iqbaal tapi kalo nolak juga gak enak dan di tambah Iqbaal mengajak nya nonton film genre horor, (Namakamu) sangat suka dengan yang horor-horor tapi kalo lagi takut mah ya takut.
"Cuma berdua doang?" tanya (Namakamu).
"Kan kita kencannya berdua cinta" sahut Iqbaal.
(Namakamu) tertawa mendengar Iqbaal menyebutkan kata 'cinta' rasanya aneh, "cinta?"
"Iya, kenapa? Aneh ya?"
"Hahaha gapapa, iya aneh rasanya lo itu ternyata bucin juga ya"
"Ya gue emang gini kalo udah cinta banget"
(Namakamu) tersenyum, jadi gak tega kalo Iqbaal nanti tau yang sebenernya kalo yang di cintai (Namakamu) itu adalah sahabatnya sendiri. "Eum, emang gak sama temen-temen lo?" tanya (Namakamu).
"Enggak, kasihan Kiki nanti sendirian nanti aja kalo pacar Kiki udah balik ke Indonesia kita kencan bareng-bareng"
(Namakamu) hanya mengangguk.
Padahal (Namakamu) pengen Aldy juga ikut walaupun Aldy dan Kiki tidak membawa pasangan mereka.
-langitbiru-
Malam hari tiba, rasanya (Namakamu) malas sekali untuk pergi nonton bareng Iqbaal malam ini tapi ia sudah menerima ajakan Iqbaal mana mungkin ia nolak walaupun (Namakamu) tau Iqbaal pasti gak akan marah tapi (Namakamu) gak enak, (Namakamu) takut membuat Iqbaal kecewa padahal tadi Iqbaal seperti seneng banget. Ah, (Namakamu) jadi bingung.
Ketukan pintu terdengar, (Namakamu) langsung menoleh. "(Namakamu) mama boleh masuk?" tanya Anita.
"Masuk aja, ma" jawab (Namakamu).
Anita pun masuk dan melihat (Namakamu) yang masih memakai baju biasa, "loh kenapa belum siap-siap? Itu Iqbaal sudah ada di depan"
"Eum ini juga mau ma, lagi cari baju yang pas"
"Mama bantuin ya"
"Gak usah ma, lima menit lagi aku turun ke bawah"
"Ya sudah kalo gitu, mama keluar lagi"
"Iya ma"
Anita pun keluar lagi dari kamar (Namakamu), (Namakamu) menghela napas. Lalu ia pun segera bersiap-siap.