Pulang sekolah tiba, (Namakamu) pulang bersama Iqbaal karena Iqbaal akan memberitahukan tentang siapa itu Galdis.
Di perjalanan tadi, Iqbaal sempat membeli bunga satu buket bunga yang membuat (Namakamu) kesal.
"Kenapa?" tanya Iqbaal.
"Gapapa" sahut (Namakamu).
"Mau di beliin bunga juga?"
"Gak, makasih. Beliin aja buat pacar lo"
"Kan lo pacar gue"
"Udah lah gue pulang aja, lama banget jelasinnya pake beli-beli bunga segala"
"Bilang aja cemburu" Iqbaal menatap (Namakamu) dengan jail sambil tersenyum.
"Gak gue gak cemburu"
"Ya udah ayo kesana"
"Dari tadi kek biar cepet pulang"
-langitbiru-
Iqbaal dan (Namakamu) datang ke pemakaman, (Namakamu) bingung kenapa Iqbaal mengajaknya datang kesini. Apakah Gladis sudah meninggal? Iqbaal pun berhenti di sebuah makam, ia berjongkok begitu pun dengan (Namakamu).
(Namakamu) menatap batu nisan itu, ia terkejut karena batu nisan tertera nama Gladis dan ia meninggal satu tahun yang lalu. (Namakamu) jadi merasa bersalah karena sudah marah-marah gak jelas pada Iqbaal.
"Baal, ini makam Gladis ya?" tanya (Namakamu).
Iqbaal melirik sebentar, "ntar gue ceritain" sahut Iqbaal.
(Namakamu) hanya mengangguk pelan, ia tau perasaan Iqbaal pasti Iqbaal sedang sedih sekarang.
Iqbaal meletakan buket bunga itu di atas makam Gladis, ia ingin menangis tapi ia harus kuat mengingat Gladis dulu pernah bilang kalo ia harus tersenyum. Iqbaal harus menangis karena bahagia, Iqbaal pun tersenyum walaupun ia ingin sekali menangis mengingat saat Gladis masih ada di dunia dan tertawa bersamanya.
"Happy brithday Gladis semoga kamu tenang disana. Maaf aku baru sekarang ngunjungi makam kamu. Aku kangen kamu, aku kangen masa-masa kita bersama dulu tapi takdir berkata lain. Tuhan ngambil kamu duluan, aku selalu mandang foto kamu, liat vidio kita saat aku lagi kangen dan aku juga selalu baca chat lama kita karena itu yang sekarang aku punya. Kamu pernah bilang kalo aku harus tersenyum tapi aku gak bisa kalo emang itu sedih, aku pasti nangis" Iqbaal meneteskan air mata namun Iqbaal segera menghapus air matanya.
(Namakamu) melihat itu, ia langsung mengusap pelan pundak Iqbaal. "Sabar ya" ucap (Namakamu) lembut.
Iqbaal menoleh lalu ia pun tersenyum, "Gladis aku sekarang gak sendirian, aku bareng pacar ku yang baru" Iqbaal menggenggam tangan (Namakamu). "Namanya (Namakamu), dia baik banget pokoknya dia kayak kamu hampir mirip kamu"
(Namakamu) jadi merasa tidak tega setelah mendengar ucapan Iqbaal, ia harap Iqbaal tidak akan pernah tau kalo selama ini surat dan gelang itu sebenernya untuk Aldy bukan untuk Iqbaal.
"Tapi dia suka ngambek, dis" lanjut Iqbaal yang membuat (Namakamu) langsung menatap sinis Iqbaal. "Tapi dia baik" lanjut Iqbaal. (Namakamu) tersenyum kembali.
"Aku mau pulang, kamu yang tenang ya disana" kata Iqbaal.
Iqbaal pun berdiri begitu pun dengan (Namakamu). Iqbaal masih menggenggam tangan (Namakamu), ia menoleh pada makam Gladis lalu setelah itu mereka pun pergi.