Sekarang sudah malam, (Namakamu) sedang berada di kamarnya. Ia sedang menonton film horor di laptopnya sambil memakan cemilan yang berada di nakas.
Tiba-tiba handphone (Namakamu) berdering namun (Namakamu) tidak mendengarnya karena ia sedang fokus menonton film horor itu lalu tak lama kemudian ia tersadar kalo dari tadi handphone nya berdering. (Namakamu) langsung mengambilnya dan ternyata Iqbaal yang menelponnya, ia kaget takut Iqbaal marah karena ia tidak mengangkat telponnya. (Namakamu) minum dahulu lalu setelah itu ia langsung mengangkat telepon dari Iqbaal.
"Kemana aja lo?" tanya Iqbaal di seberang sana dengan nada kesal.
"Maaf Iqbaal tadi gue lagi fokus nonton film" jawab (Namakamu).
"Sampe gak denger ya kalo handphone bunyi?"
"Gue minta maaf, gue beneran lagi fokus makanya gue gak sadar kalo ada telepon masuk"
Iqbaal terdiam yang membuat (Namakamu) jadi gak tenang, masa Iqbaal ngambek? Pikir (Namakamu).
"Baal lo masih ada di sana kan?" tanya (Namakamu).
"He'eum" sahut Iqbaal.
"Gue minta maaf banget ya, gue janji gue gak akan kayak gitu lagi"
Iqbaal tertawa kecil yang membuat (Namakamu) langsung mengeryitkan dahi, "kok ketawa? Lo bercanda ya"
"Hahaha gue cuma bercanda kali, serius banget sih lo"
"Ih nyebelin banget sih lo, gue kira lo marah'"
"Marah? Kapan gue marah sama lo"
(Namakamu) mengingat momen-momen bersama Iqbaal saat mereka pacaran namun dari awal sampai sekarang, Iqbaal belum pernah memarahinya.
"Gak pernah" ucap (Namakamu).
"Nah kan"
"Hehe"
"Lagi gak?"
"Lagi apa?"
"Lagi di dekat jendela nih natep langit"
"Heh kok? Ih ngejebak gue lo ya"
(Namakamu) terkekeh pelan sementara Iqbaal tertawa.
"Coba lo ke jendela" perintah Iqbaal.
"Ngapain?" tanya (Namakamu).
"Liat bulan sama bintang, langitnya juga bagus malam ini" jawab Iqbaal.
"Bentar"
(Namakamu) menutup laptopnya lalu menyimpannya di nakas, ia berjalan menuju jendela dan membuka jendela itu. (Namakamu) melihat ke langit dan benar langit malam sedang bagus hari ini.
"Udah?"
"Udah nih, iya bagus"
"Iya"
"Dingin juga ya baal, anginnya lumayan"
"Iya, dan angin itu membawa sesuatu"
"Sesuatu apa?"
"Tadi gue nitip ke angin, tolong sampein rindu gue ke lo"
(Namakamu) menjauhkan handphone nya dari dirinya tak lupa ia menutup bawah handphone nya lalu (Namakamu) berteriak namun tidak terlalu kencang, ia benar-benar baper dengan perkataan Iqbaal barusan.
(Namakamu) mendekatkan kembali handphone nya ke telinganya, "iya ini udah di sampein" ujar (Namakamu).
"Lo nitip juga gak ke angin?"