"Baal kayak nya mau hujan deh" kata (Namakamu) pada Iqbaal.
Iqbaal menatap langit, langit terlihat mendung banyak siswa yang segera mencari angkutan umum atau taxi untuk segera pulang dan yang membawa kendaraan sendiri segera pulang karena takut kehujanan saat di perjalanan.
"Ya udah yuk langsung pulang aja, takut kehujanan kan rumah lo jauh" ujar Iqbaal.
Saat di perjalanan pulang, hujan mulai turun. Beberapa kendaraan bermotor tampak menepi untuk berteduh dan ada yang memakai jas hujan.
"(Nam) lo mau neduh atau gimana?" tanya Iqbaal lumayan berteriak agar terdengar oleh (Namakamu).
"Terusin aja, gue mau cepet-cepet pulang ke rumah" sahut (Namakamu) sedikit teriak juga.
Namun hujan semakin deras yang membuat mereka kebasahan.
"(Nam) mendingan ke rumah gue aja, kalo di terusin ke rumah lo lama soalnya masih jauh. Rumah gue udah deket kok"
"Ya udah boleh"
"Ya udah lo pegangan yang kenceng, gue mau ngebut biar cepet"
"Iya"
(Namakamu) memeluk Iqbaal dengan kencang lalu Iqbaal langsung menggas motornya lumayan kencang agar cepat sampai ke rumahnya.
-langitbiru-
Sampailah ke rumah Iqbaal, (Namakamu) turun dari motor Iqbaal. Badan (Namakamu) menggigil kedinginan. Ia memeluk dirinya sendiri namun tetap ia merasa dingin.
"Ya ampun lo pasti kedinginan ya?" tanya Iqbaal. "Ayo langsung masuk aja" kata Iqbaal, ia segera membawa masuk (Namakamu) ke dalam.
"Tunggu bentar ya" ucap Iqbaal saat mereka sampai di dalam rumah, (Namakamu) mengangguk lalu Iqbaal pun segera pergi.
Beberapa detik kemudian, Iqbaal kembali dengan membawa selimut.
"Nih pake dulu buat angetin badan lo"
"Ntar selimutnya basah"
"Udah gapapa, yang penting badan lo anget"
"Ya udah deh"
(Namakamu) mengambil selimut dari Iqbaal, ia memakainya ke badannya. Rasanya lumayan hangat.
"Ada siapa ini?" tanya seseorang dari arah belakang (Namakamu), (Namakamu) langsung menoleh ke belakang.
Perempuan yang sudah agak tua itu berdiri di hadapan (Namakamu) dan Iqbaal, "baal siapa nih?" tanya perempuan itu pada Iqbaal.
"(Namakamu) bun, pacar Iqbaal" sahut Iqbaal.
"Assalamualaikum tante" (Namakamu) menyalimi tangan bunda Rike, bundanya Iqbaal.
"Waalaikumsalam, ya ampun tangan kamu dingin banget. Pasti kedinginan ya, Iqbaal kamu angetin air ya buat (Namakamu) biar dia mandi disini"
"Gapapa tante, ini juga udah anget kok"
"Gapapa kok (nam), tante tau kamu pasti kedinginan. Iqbaal sudah sana angetin air nya, dan jangan lupa kamu juga genti baju. Basah tuh baju kamu"
"Siap bunda, (nam) aku tinggal dulu ya. Disini dulu ya sama bunda, bunda gue gak akan gigit kok"
(Namakamu) terkekeh mendengar candaan Iqbaal.