31 - jenguk (namakamu)

1K 130 7
                                    

Iqbaal baru saja sampai di rumahnya, ia memencet bel lalu tak lama kemudian pintu pun terbuka. Rike menatap Iqbaal kaget karena jaket Iqbaal ada bercak darah.

"Kamu kenapa Iqbaal?" tanya Rike, ia sangat khawatir dengan anaknya takutnya kenapa-napa namun Iqbaal seperti sehat-sehat saja tetapi ia malah menunduk. "Ya sudah ayo masuk ke dalam, jelaskan di dalam ya"

Iqbaal mengangguk.

Di ruang keluarga, ada ayahnya Iqbaal yang sedang menonton televisi. Herry---ayahnya Iqbaal langsung menoleh saat Iqbaal dan istrinya datang. Herry juga kaget saat melihat jaket Iqbaal ada bercak darah.

"Itu Iqbaal kenapa?" tanya Herry.

"Iqbaal dari tadi gak jawab apa-apa yah, dia nunduk terus" jawab Rike.

Rike memegang tangan Iqbaal, tangan Iqbaal sedikit bergetar yang membuat Rike semakin takut. "Kamu kenapa Iqbaal? Cerita sama ayah dan bunda, jangan buat kami takut"

"(Namakamu)" ucap Iqbaal.

Rike menoleh pada Herry setelah itu menatap Iqbaal kembali, "(Namakamu) kenapa? Kamu putus sama dia?"

Iqbaal menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Terus kenapa Iqbaal? Ayo dong jelasin"

"Lebih parah dari putus"

"Maksud kamu apa?" tanya Herry.

"(Namakamu) kecelakaan" lirih Iqbaal, Iqbaal langsung menangis saat itu juga. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Rike kaget begitu pun Herry.

"Kenapa bisa kecelakaan Iqbaal?" tanya Herry.

Iqbaal menatap kedua orang tuanya. "Ini salah aku yah, bun" sahut Iqbaal. "Kejadiannya hampir sama dengan kejadian kecelakaan Gladis"

"Kamu berantem sama (Namakamu)"

Iqbaal mengangguk.

"Kenapa kalian berantem?"

"Intinya ini salah aku bun, yah. Pokoknya kalo (Namakamu) kenapa-napa, aku mau serahin diri aku ke polisi"

"Jangan Iqbaal, itu bukan salah kamu"

"Iya Iqbaal, kamu jangan ngomong kayak gitu. Yang harusnya nyerahin diri itu yang punya kendaraannya yang nabrak (Namakamu)"

"Tapi ayah, ini gara-gara aku (Namakamu) kecelakaan. Kalo aku tadi hati-hati mungkin gak kayak gini"

"Iqbaal ini takdir"

Iqbaal terdiam, ia menutup wajahnya kembali dan kembali menangis.

"Kenapa harus kayak gini lagi" guman Iqbaal.

"Iqbaal mendingan kamu sekarang mandi ya terus kamu solat isya dulu kan tadi kamu belum solat isya"

Iqbaal pun mengangguk, "ya udah bun. Aku mau ke kamar dulu"

"Iya, kamu tenangin diri kamu ya. Jangan salahin diri kamu sendiri"

"Iya bun"

Iqbaal pun pergi menuju kamarnya.

-langitbiru-

Keesokan harinya, Iqbaal kembali ke sekolah padahal ia hanya ingin di rumah saja. Rasanya ia tidak semangat sekolah hari ini, pikirannya terus menuju ke (Namakamu).

Selama pelajaran berlangsung Iqbaal hanya melamun saja, ia tidak mendengarkan penjelasan guru dan tidak memperhatikan papan tulis tapi untung saja guru tidak memperhatikannya yang sedang melamun.

wrong number || IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang