16 - singa manis

1K 138 18
                                    

Iqbaal baru saja sampai di rumah (Namakamu) dan (Namakamu) baru saja keluar menutup gerbang dan akan menunggu taxi.

"Gue telat nih kayaknya, harusnya tadi gue berangkat jam setengah enam aja tapi kepagian" guman (Namakamu).

"Pagi" sapa Iqbaal yang sudah ada di hadapan (Namakamu).

"Ngapain lo kesini, kita kan kita gak ada hubungan apa-apa lagi" kata (Namakamu).

"Kata siapa?" tanya Iqbaal.

"Gue kan udah ngomong kalo kita putus"  jawab (Namakamu).

"(Nam) putus itu harus ada persetujuan juga dari pasangannya, jadian aja di setujui berdua berarti putus juga harus di setujui berdua dong"

"Ya udah makanya lo setujuin dong"

"Gue gak mau putusin lo"

"Udah deh putusin aja"

"Hmm gue jadi curiga"

(Namakamu) terdiam, ia menatap kesana kemari lalu menatap Iqbaal kembali. "Curiga apa?" tanya (Namakamu) agak gugup.

"Sebenernya lo itu beneran suka sama gue gak sih? Lo kan yang suka gue duluan, lo ngasih surat itu dan lo minta gue ke taman" Iqbaal memegang gelang hitam yang ia pakai, "dan lo ngasih gelang ini" lanjutnya.

(Namakamu) menatap ke arah lain, Iqbaal semakin mendekat yang membuat (Namakamu) mundur diam-diam. Namun Iqbaal memegang tangan (Namakamu) agar (Namakamu) tidak mundur terus.

"Surat itu beneran buat gue? Atau lo salah ngasih?" tanya Iqbaal.

(Namakamu) menatap Iqbaal, tatapan Iqbaal sangat tajam yang membuat (Namakamu) takut. "Singa tidur bangun nih" batin (Namakamu).

"Ya...ya buat lo lah" jawab (Namakamu) agak gugup.

"Kenapa gugup?"

"Gak, gue gak gugup kok"

"Ya bagus kalo gitu"

"Hmm"

"Kita masih pacaran kan?"

"Hah? Pacaran?"

"Iya, kita kan gak putus"

(Namakamu) melepaskan tangannya ia sedikit mundur. "Baal, iya gue emang ngasih surat itu buat lo tapi baal lo udah ngecewain gue"

"Apa tentang Gladis?"

"Iya, dia pacar lo kan? Kenapa lo nerima gue disaat lo masih punya pacar hah? Lo bisa nolak gue, gue gak masalah"

"Sotoy lo"

"Loh kok sotoy sih? Bener kan? Kemarin ulang tahun dia kan? Lo juga masih nyimpen foto lo sama dia"

"Sini gue jelasin, Gladis itu..."

"Eh kok masih disini, udah mau jam tujuh loh kok masih ngobrol aja" tiba-tiba Anita datang.

Iqbaal melihat jam tangannya, "oh iya hampir jam tujuh, duh gak sadar"

"Ya udah sana cepetan kalian berangkat sekolah"

"Iya tante kalo gitu aku sama (Namakamu) berangkat dulu ya" Iqbaal menyalimi tangan Anita.

"Aku berangkat ma" (Namakamu) menyalimi tangan Anita.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Iqbaal menghampiri motornya, ia memakai helm lalu ia mengambil helm yang ada di belakang lalu ia memberikannya pada (Namakamu) dan (Namakamu) langsung memakai helm itu.

wrong number || IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang