Bel istirahat tiba, Iqbaal sudah menunggu (Namakamu) di depan kelasnya. Setelah guru yang mengajar di kelas (Namakamu) keluar dari kelas, Iqbaal langsung masuk ke dalam.
"Kalo gitu (nam) gue duluan ya" ucap Salsa dan (Namakamu) hanya menganggukkan kepalanya setelah itu Salsa pergi.
Iqbaal langsung duduk di sebelah (Namakamu).
"Kok mukanya cemberut gitu? Ke Kantin yuk" ajak Iqbaal pada (Namakamu).
(Namakamu) menatap Iqbaal sebentar, "gue gak mau ke kantin" jawab (Namakamu).
"Tumben banget gak mau biasanya paling semangat"
(Namakamu) tidak menjawab, (Namakamu) masih merasakan sakit hati saat melihat status whatsapp Aldy bahkan kemarin malam mereka pergi makan malam bersama walaupun wajah ceweknya Aldy tidak kelihatan. (Namakamu) mau membisukan status Aldy tapi ia kepo dan akhirnya sakit hati.
"Hey" Iqbaal melambaikan tangannya di depan wajah (Namakamu).
(Namakamu) tersadar lalu ia menatap Iqbaal, "hmm kenapa?" tanya (Namakamu).
"Lo gapapa? Lo sakit ya?" Iqbaal bertanya. Ia meraba kening (Namakamu) namun kening (Namakamu) tidak panas.
"Iya gue sakit, sakit hati baal" batin (Namakamu).
"Gak gue gak sakit kok cuma gue lagi gak mood aja"
"Gak mood terus perasaan"
"Gak tau, akhir-akhir ini gue suka gak mood buat ngapa-ngapain"
"Ya udah sekarang lo maunya apa?"
"Diem"
"Lo harus makan"
"Udah tadi di rumah"
"Sekarang juga"
"Males ke kantin ah"
Iqbaal melihat teman-teman (Namakamu) yang baru saja pulang dark kantin. Iqbaal langsung menghentikan salah satu teman sekelas (Namakamu).
"A..ada apa baal?" tanya Rudi.
"Tolong beliin mie ayam ya dua sama minumnya aqua aja dua ya trus bawa kesini gak pake lama"
"Iya baal siap"
"Nih uang nya"
Rudi mengambil uang yang di berikan Iqbaal, "oke baal" setelah itu ia pergi menuju ke kantin kembali.
"Gays" panggil Iqbaal.
"Kenapa baal?" sahut salah satu dari mereka.
"Bisa keluar sebentar, gue mau ngomong sama (Namakamu)"
"Bisa baal"
"Oke thanks kalo orang yang gue suruh tadi udah dateng, langsung suruh masuk aja"
"Oke"
Teman-teman (Namakamu) yang berada di dalam kelas pun langsung keluar dari kelas tak lupa menutup pintu kelas.
Iqbaal menghampiri (Namakamu) kembali, "makan ya, kalo sakit gimana?"
"Udah gue bilang kan gue gak mau makan apapun" kata (Namakamu).
"Mau makan atau mau gue marah?" Iqbaal menatap (Namakamu) dengan tajam yang membuat (Namakamu) takut. Mungkin ia sudah keterlaluan, pikir (Namakamu).
Iqbaal terus menatap tajam pada (Namakamu), "iya gue makan" ucap (Namakamu).
Iqbaal tersenyum tipis, "nah gitu dong" ujar Iqbaal.
"Nyebelin banget lo"
"Biarin"
"Emang kalo gue tadi nolak terus-terusan gimana? Lo tetep bakal marah?"