GARUDA〰04

94K 9.1K 1.9K
                                    

Selamat membaca
.
〰〰〰

Grizella, gadis itu berlari tak tahu arah. Ditemani hujan rintik-rintik dan senja, satu harapannya saat ini semoga ia cepat sampai di rumah dan melampiaskan rasa yang ia pendam hari ini.

"Bunda... s-sakit. Aku bertahan karena aku cinta sama kamu, Garuda, kenapa kamu perlakukan aku kaya gini? Aku sayang sama kamu, tulus dari yang paling dalam. Tapi, kenapa? Kenapa kamu lakuin ini semua ini, kamu turunin aku di perempatan nggak papa... nggak papa... asal jangan tunjukkin pacar baru kamu ke aku yang udah jelas aku adalah tunangan kamu. Hiks.. hiks... Bunda... tolong," isak Grizella dalam hujan yang mulai deras.

"Ini baru sehari tapi rasanya udah sakit banget. Ini permulaan tapi kenapa seolah-olah permulaan ini adalah akhir dari cerita kita?"

"Garuda kapan kamu buka hati kamu untuk aku? Aku tahu ini terlalu cepat untuk kamu. Bagi aku ini nggak adil, aku udah terlalu lama memendam rasa ini sama kamu tapi kamu? Sehari pun kamu nggak pernah anggap aku dan lihat aku seperti aku yang lihat kamu dari jauh."

"ARGHHH..." teriak Grizella menengadah keatas langit yang sedang turun hujan.

Grizella memutuskan untuk pulang dari pada berlama-lama dibawah hujan bisa membuat ia sakit. Cukup hatinya saja yang sakit, badan jangan!

〰〰〰

"Astagfirullah, kamu kenapa? Hujan-hujan segala? Garuda mana? Dia juga hujan kayak kamu? Kalian habis ngapain?" heboh Zelin-bunda Grizella.

Grizella memaksakan senyum manisnya didepan bundanya. Sedari tadi ia merancang bentuk wajahnya supaya bundanya tidak curiga.

"Griz ke kamar, Bun, aku capek habis hujanan mau istirahat," ujar Grizella mencium pipi Zelin sekilas.

Zelin hanya menggeleng kepala melihat anak tunggalnya itu.

Zelin bersyukur anaknya bahagia dengan Garuda. Zelin berharap semoga Grizella bahagia dengan Garuda untuk hari ini dan selamanya.

Grizella duduk di lantai kamarnya bersandar pada ranjangnya. Gadis itu kembali menangis mengingat kejadian panjang yang ia lalui hari ini.

Berulang kali ia menghapus air mata itu namun, tak henti juga air mata itu mengalir membasahi pipi putih mulusnya.

Gadis itu memutuskan untuk mandi dan membersihkan dirinya lalu melihat bintang sebelum tidur. Walaupun ia tahu malam ini tak akan ada bintang di langit sana karena hujan masih deras diluar sana.

Sehabis mandi dan memakai pakaian serta mengeringkan rambut, Grizella melihat keadaan luar yang ternyata keadaan hujan tak sederas tadi sekarang hujan diluar hanya tinggal gerimis kecil.

Grizella berjalan menuju balkon kamarnya. Di sana sudah terdapat kursi kesayangannya yang menjadi saksi cerita Grizella kepada Bintang.

Gadis itu menatap kursi setianya itu, kini kursi dari bahan rotan itu basah terkena air hujan.

Grizella memegang besi pembatas balkonnya, menatap langit yang gelap gulita ditambah gerimis yang mengenai permukaan kulitnya.

"Bintang kamu dimana?"

"Bintang aku rindu kamu... loh."

"Udah lama juga kita nggak cerita."

"Aku pengen cerita tentang Garuda sama kamu bintang."

"Langit jangan sembunyiin bintang dong, bintang ayo keluar aku mau cerita ini. Udah nggak sabar pengen cerita tentang Garuda loh."

"Oke... aku mulai ya, ceritanya."

GARUDA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang