Selamat Membaca❤
.
.
.〰〰〰
Seusai mandi dengan bantuan Elang, Garuda berjemur didepan teras rumahnya. Kali ini Garuda kepikiran Grizella, tujuannya untuk saat ini hanya cepat sembuh dan bertemu Grizella.
Garuda yang tak memakai pakaian atas pun melirik jahitan perutnya, cowok itu mendelik kesal jika mengingat kejadian kemarin.
Itu sungguh diluar ekspetasinya, tak pernah sedikit pun Garuda akan berbicara seperti itu. Hanya saja Grizella yang tak mau mendengarkan semua penjelasannya secara lebih lanjut.
Prediksi dokter yang mengatakan bahwa Garuda akan sembuh dalam waktu satu bulan akan dirubah Garuda menjadi satu minggu paling lama.
Luka seperti ini sudah terbiasa untuk Garuda, lebih dari ini pun sudah dialaminya. Tinggal mati saja yang belum pernah ia alami jika melakukan adu fisik.
Garuda menghela nafas gusar, cowok itu mengacak rambut basahnya frustasi. Garuda melirik hpnya, cowok itu masih kepo dengan kelanjutan kemarin bahwa Gardha dan Uzi berhasil membujuk Zelin tapi, tidak dengan Grizella.
Satu harapan Garuda untuk hari ini dan ia berharap untuk di kabulkan semoga saja, harapannya, yaitu semoga Grizella tak jadi datang kesini meminta pada Anne mengakhiri hubungan mereka.
Elang, remaja itu bersiul-siul senang setalah mendapat izin dari Gandhi untuk meliburkan diri hari ini dengan alasan ingin menjaga Garuda sang abang lebih keras.
Elang mendelik mata mengejek pada Garuda, dari kemarin tak henti-hentinya Elang mengejek, menggoda, dan menertawai Garuda akan hubungannya dengan Grizella yang membuat Garuda geram sendiri dengan kelakuan adiknya itu.
"Ngapain lo?" ketus Garuda melihat Elang yang menarik kursi dan duduk disebelahnya.
"Temenin lo jemuran," jawabnya.
Semua sikap Elang patut dicurigai, mulai dari ia yang tak memakai 'Bang' lagi ketika berbicara dengan Garuda dan lo-gue yang ia gunakan ketika berbicara.
"Sejak kapan lo bisa bicara lo-gue sama gue?" tanya Garuda tak suka.
"Semenjak lo sakit dan dirawat," jawab Elang yang terdengar aneh ketika mengucapkan 'lo'.
"Lo Adek gue, nggak sebaiknya lo pakai kata kaya gitu sama gue," ucap Garuda.
"Apa bedanya sama lo? Lo juga pakai bahasa nya gitu. Gimana udah gaul gaya bahasa gue?"
"Nggak," jawab Garuda ketus tanpa melirik Elang yang tengah bergaya.
"Lo gimana sih Bang? Oh, iya, gue lupa kalau lo nggak dimaafin Kak Griz... haha," ejek Elang tertawa mengejek.
"Diam!! Pergi lo dari sini," sentak Garuda tajam.
"Nggak, gue di tugasin Papa buat jagain lo. Jadi, gue harus jagain lo 24 jam nonstop, ikutin kemana pun lo pergi walaupun di sekeliling rumah," ujar Elang bangga dengan apa yang ditugaskan Gandhi untuknya.
"Termasuk nemenin gue berak mau nggak?" tanya Garuda menaikkan alisnya.
Elang menggaruk tengkuknya yang tak gatal, mana tahan dia bau berak. Bau berak nya sendiri ia tutup hidung apalagi bau berak orang lain.
"Nggak juga," jawab Elang terkekeh.
"Jangan lihatin gue!" seru Garuda.
Seolah tak mendengar Garuda, Elang tetap saja menatap wajah tampan abangnya itu. Elang memikirkan kenapa abangnya sangat tampan dan diidolakan semua wanita sedangkan ia? Malah di sia-siakan, walaupun cinta nya adalah cinta monyet, ok, ini adalah saatnya menanyakan bagaimana menjadi fakboy seperti abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARUDA (END)
Teen Fiction[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesies burung bukan juga lambang negara. Cowok dengan sejuta pesona mampu memikat cewek mana saja, bersikap dingin pada orang tertentu termasuk...