Selamat Membaca
.
.
.
〰〰〰Sedari tadi Gardha bolak balik didepan pintu IGD tempa Garuda ditangani. Beralih pada Zayyan cowok itu bimbang ingin menelfon orang tua Garuda atau tidak. Sedangkan Daffin cowok itu hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua temannya yang sibuk sendiri.
"Kasih tahu, nggak, kasih tahu, nggak....ARGH gimana, nih?" Zayyan frustasi.
"Gardha kasih tahu apa nggak?" tanya Daffin meminta pendapat.
"Jangan dulu, kita tunggu Uzi dulu," jawab Gardha bolak balik.
"Diam nape, kagak usah bolak balik gitu. Pusing gue lihatnya," ucap Daffin.
"Gue nggak bisa duduk, kagak tahu dah pantat gue rasa duri kalau duduk dengan kondisi Garu kayak gini," ujar Gardha.
Pintu ruangan IGD terbuka sempurna memperlihatkan seorang Dokter yang sudah berkepala lima menatap mereka.
"Kalian, yang membawanya tadi?" tanya Dokter tersebut.
"Iya, Akang. Awss."
Gardha mencubit lengan Daffin keras, bisa-bisanya cowok itu bercanda diwaktu yang tidak tepat seperti ini.
"Iya, Dok. Gimana kondisi teman saya?" tanya Gardha tak karuan.
"Lukanya sudah kami bersihkan, tidak ada yang dikhawatirkan dari pasien tinggal menunggu siuman-nya saja, palingan sekitar empat hari lagi pasien sudah bisa pulang."
"Alhamdulillah," ucap mereka serempak bersyukur mendengar penuturan sang dokter.
"Ada yang ditanyakan?" tanya dokter tersebut bersiap keluar.
"Boleh kita masuk nggak, Dok?" tanya Zayyan tak sabaran.
"Saya harap, jangan. Biarkan pasien beristirahat dengan tenang, besok pagi baru boleh dijenguk. Saya pamit dulu." Dokter tersebut pamit meninggalkan Gardha, Daffin dan Zayyan yang bernafas lega.
Dari arah berlawanan, Uzi, Lemuel dan Gardika berjalan kencang menuju ruangan Garuda untuk mengetahui kabar ketuanya tersebut.
Lemuel pun sudah memberi tahu Grizella melalui pesan bahwa Garuda sedang berada di rumah sakit tapi, belum ada konfirmasi dari Grizella, mungkin sudah tidur karena sekarang sudah pukul dua belas malam.
"Gimana keadaan, Garu?" tanya Uzi dengan suara beratnya.
"Dia udah sadar kok, tunggu besok baru boleh liat," ucap Gardha menjelaskan.
"Kasih tahu Tante Eneng nggak?" tanya Daffin.
Lemuel menggeleng tanda tak setuju, bagaimana bisa tengah malam begini mereka memberi tahu orang tuanya Garuda, yang ada mamanya heboh sendiri pada Garuda, bukanya menyayangi dan merawat Garuda tetapi malah heboh.
"Jangan deh, besok pagi aja. Kita yang jagain Garu disini. Gue juga udah kasih tahu Grizella," ujar Lemuel.
"Terus dia ngomong apa?" tanya Zayyan.
"Nggak dibalas, maklum lah udah jam 12 gini juga."
〰〰〰〰
KAMU SEDANG MEMBACA
GARUDA (END)
Teen Fiction[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesies burung bukan juga lambang negara. Cowok dengan sejuta pesona mampu memikat cewek mana saja, bersikap dingin pada orang tertentu termasuk...