Selamat Membaca❤
.
.
.
〰〰〰Dengan ketelitian Garuda mengangkat Grizella kedalam rumahnya. Setibanya diruang keluarga ia menemukan Mamanya-Anne yang sedang menonton televisi.
Anne membelalakkan matanya melihat Grizella yang dibopong Garuda kedalam kamarnya. Dengan segera Anne menghampiri Garuda untuk menanyai keadaan Grizella.
"Grizella kenapa?" tanya Anne panik.
"Dia kena pukul," ucap Garuda tanpa melihat Anne dan mengambil minyak angin didalam laci kamarnya.
"Kenapa bisa?" tanya Anne.
"Mama diem deh ah, Garu lagi sadarin Grizella ini," bentak Garuda.
"Kok kamu bentak Mama sih? Dasar ya, Anak nggak tahu di untung kamu. Ciumin minyaknya ke hidung Grizella. Mama mau mabil kompresan dulu. Kalau sampai Grizella kenapa-napa kamu sasarannya." Anne pergi meninggalkan Garuda yang berdecak kesal melihat mamanya.
Garuda menyangga kepala Grizella dengan bantal supaya gadis itu tidur dengan nyaman. Garuda mulai membuka sepatu yang masih terpakai pada kaki Grizella dan berlanjut pada kaus kaki nya.
Ikut duduk tiduran di samping Grizella, Garuda mengusap-usap kepala Grizella dan beralih pada pipinya yang lebam akibat tinjuan Agler tadi.
Yang benar saja, kuatnya kepalan tangan Agler bisa membuat Grizella seperti ini, Garuda saja yang laki-laki penuh lebam seperti ini dan menahan rasa sakit. Untuk kali ini Grizella lebih penting dari segalanya.
Garuda meringis kecil kala luka bibirnya mengenai tangannya sendiri. Dengan malas Garuda bangkit duduk dan mengambil kapas serta betadine untuk mengobati lukanya.
Anne datang dengan membawa baskom yang didalamnya terdapat es batu dan juga kompresan. Anne menatap Garuda yang sedang membersihkan lukanya pada cermin.
"Kenapa Grizella sampai kaya gini? Liat tuh wajah kamu, habis ngapain kamu? Hebat ya, kamu sekarang udah bawa Grizella ke jalan sesat kamu itu," omel Anne meletakkan baskom pada nakas.
"Nggak usah ngomel deh, Ma. Udah terjadi juga," balas Garuda tak suka.
"Kalau kamu aja yang luka Mama nggak masalah, lah ini Grizella juga ikutan," ujar Anne mulai mengompres luka Grizella dengan teliti dan pelan.
Sadar dari pingsannya, Grizella menatap aneh pada kamar nuansa abu-abu ini. Mata Grizella beralih pada ke samping nya menemukan Anne yang tersenyum padanya.
Grizella membalas senyuman Anne meski sulit karena bagian sudut bibirnya ikut terluka. Terpaksa Grizella hanya tersenyum kecil.
"Mana yang sakit, Sayang?"
Garuda melirik dari cermin melihat bahwa Grizella tengah berusaha duduk dibantu Anne. Garuda juga melirik Anne memberikan air pada Grizella dengan pelan.
"Kok pipi aku sakit, Ma?" Grizella bertanya pelan menahan sakit bibirnya.
Anne menatap tajam Garuda yang masih fokus pada lukanya tanpa membalikkan badan. Garuda pun bisa melihat pantulan wajah Anne yang marah padanya melalui cermin tersebut.
"Emangnya kamu kenapa tadi?" tanya Anne mengelus rambut Grizella.
"Hm... Garuda mana, Ma? Dia baik aja, kan?" Bukannya mengkhawatirkan dirinya Grizella malah bertanya Garuda.
Tersenyum simpul, itulah yang Garuda lakukan saat mendengar Grizella mengkhawatirkan dirinya. Garuda berbalik menghadap Grizella dan Anne namun Grizella belum menyadari keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARUDA (END)
Teen Fiction[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesies burung bukan juga lambang negara. Cowok dengan sejuta pesona mampu memikat cewek mana saja, bersikap dingin pada orang tertentu termasuk...