Selamat Membaca❤
.
.
.
.
〰〰〰
Kepergian Azri membuat semuanya tak terkendali. Ketos baru yang dipegang oleh Deni cowok berkacamata dengan gaya culunnya tetapi otaknya yang pintar dan cermat membuatnya terpilih sebagai ketus osis sementara.Deni pun terpaksa mau menerima jabatan ketua osis ini karena paksaan Gandhi yang meminta tolong padanya.
Deni yang tak biasa bergaul dan mengeluarkan suara tegas hanya bisa diam ketika semua kegiatan osis dilakukan.
Semenjak menjabat sebagai ketua osis ia sering ditertawai seluruh siswa karena suara dan mental nya yang belum pas saat mengadakan arahan tata tertib.
Masuk sekolah pun seluruh siswa tak beraturan, mulai dari yang sering terlambat tak dihukum sama sekali hingga patroli pun tak pernah terjalani lagi.
Deni rasanya tak sanggup menghadapi ini, tapi mau bagaimana lagi ini sudah kewajibannya seperti saat ini ia menjadi pemimpin ucapara dengan berhadap ribuan lautan siswa yang ada didepannya.
"Si--siap g-grak."
"HAHAHA."
Suara kecil, takut dan menunduk itulah yang Deni rasakan, ia sama sekali tak berani menatap ke depan melihat seluruh lautan manusia menertawainya dengan ejekan mereka.
Terlebih lagi suara yang paling besar tertawa adalah suara Daffin, Zayyan dan Gardha seperti ia bisa saja didepan dan dengan mudahnya menertawai orang lain.
"STOP!! JANGAN ADA YANG TERTAWA. INI UPACARA, KALIAN TIDAK TAU APA PENTINGNYA KEMERDEKAAN HAH? SAMPAI KALIAN MENERTAWAI TEMAN KALIAN?" Bu Vi, selaku kepala sekolah berbicara dengan mikrofon agar seluruh siswanya dapat mendengar dengan cermat.
Semuanya diam, jika sudah berhadapan dengan Bu Vi maka tak akan ada lagi yang akan melawannya dan berbicara lagi.
"GARUDA WISNU VICTORIAN, SILAHKAN KAMU MAJU DAN GANTIKAN DENI!!" Suara toa mikrofon itupun kembali berbunyi.
Garuda lantas kaget mendengar namnya yang disebut Bu Vi. Mana lagi dia belum ada persiapan untuk ucapara kali ini. Sebenarnya tanpa persiapan pun Garuda sudah siap dan bisa.
Dengan langkah malas dan memasukkan kedua tangannya kedalam bergaya cool nya, Garuda berjalan santai menuju lapangan upacara menggantikan posisi Deni yang sudah bermuka pucat ketakutan.
Garuda mengambil alih pada tempat Deni tadi, dengan gagahnya cowok itu langsung mengambil instruksi.
"SIAP GRAK!!" Suara berat, keras dan dingin Garuda membuat semuanya kecut dan kembali berbaris seperti semula sesuai instruksi yang diucapkan cowok itu.
Grizella yang berada pada barisan paling depan mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis pada Garuda kala cowok itu sekilas melirik padanya.
Garuda membalas acungan Grizella dengan kedipan matanya karena kedua tangannya berada dibelakang pada aba-aba istirahat ditempat.
Tak menghiraukan upacara bendera yang berlangsung tegang, kini pada siswi menjerit tak tahan melihat Garuda yang berkedip tersebut.
"CIDA, jangan liat Garuda mulu." Agler, cowok itu mengambil barisan paling depan tepatnya di samping kanan Grizella agar bisa berdekatan dengan Grizella tentunya.
Grizella memukul pelan lengan Agler. "Nggak ya, cuma sekali kok," ujar Grizella membantah.
Terkekeh pelan, mendengar jawaban gadis disampingnya Agler kembali menggoda Grizella tentang Garuda yang membuat pio gadis itu merona malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARUDA (END)
Teen Fiction[ BELUM REVISI DAN BANYAK TYPO ] MASIH BERLANJUT UPDATE!! TUNGGUIN, YA. Garuda Wisnu Victorian, bukan spesies burung bukan juga lambang negara. Cowok dengan sejuta pesona mampu memikat cewek mana saja, bersikap dingin pada orang tertentu termasuk...