EXTRA PART 2 (Last Part)

106K 6.6K 1.5K
                                    

Ni anaknya Garuda ama Grizella dah besar ya. Empat tahunan lah. Malas buat chap pas kecil langsung gede aja, ya.

And cerita UriUzi sudah ada. Check aja yang judulnya UriUzi, ya;)

Happy reading.
.
.
.
.
〰〰〰〰

"Bunda, gue mau minum," ucap seorang anak kecil berumur empat tahun.

Entah ke berapa kalinya Grizella menghembuskan nafas gusarnya. Sudah berapa kali hingga tak terhitung anaknya-Tezza yang kini sudah berusia empat tahun berbicara dengan bahasa gaul.

Grizella sudah jengah dengan Tezza yang selalu saja menggunakan kata lo-gue berbicara dengan orang yang lebih besar darinya maupun orang sebayanya.

"Tezza, jangan ngomong kaya gitu, bunda ngga suka," ujar Grizella mengingatkan.

"Siapa yang ngajarin?" Garuda, cowok itu datang dengan dengan handuk yang ia gosokkan pada rambutnya sehabis mandi.

"Om Daffin katanya bial gaul, telus kata om Galda bial kelen kata om Aglel bial kece," ucap Tezza biasa saja.

"Awas aja mereka," gumam Garuda kesal.

Bagaimana tak kesal, anaknya saja masih berumur empat tahun dan para curuk tiga itu sudah mengajarkan anaknya kata yang tak layak jika disebutkan anak sebayanya.

"Bunda, ambilin gue minum," ucap Tezza tak sabaran.

"Hallo..."

"OM ELANG." Tezza berlari memeluk Elang yang datang dengan setelan kantornya.

"Kenapa?" tanya Elang.

"Kangen om, om kemana aja? gue kangen," ucap Tezza mengalungkan tangannya dileher Elang.

"Tuh gara-gara Papa kamu Om lembur tau." Elang menunjuk Garuda dengan dagunya.

"Om?"

"Iya?" jawab Elang berbaring pada sofa diikuti Tezza disampingnya.

"Om bisa telbang, ngga? kata Bunda Elang bisa telbang, tapi gue nggak pelnah liat Om telbang."

"Kalau om bisa terbang, Om udah bawa kamu keliling dunia," ucap Elang menerawang.

"Telus kenapa nama Om Elang?"

"Karena Oma Anne yang ngasih."

"Kenapa Oma Anne ngasih nama Om Elang?"

"Karena nama itu adalah doa."

"Kenapa nama Om nggak sama kaya nama Ayah?"

"Busyet dah, banyak banget tanya anak lo," kesal Elang geleng-geleng.

"Biarin, itu tandanya anak gue pintar kaya ayahnya."

Grizella melemparkan bantal sofa pada Garuda. Bagaimana anaknya tak berbicara gaul, ayahnya saja melebihi anaknya.

"Jangan ngomong kasar gitu deh didepan Tezza. Gimana dia ngga ngomong gitu kalau kamu aja ngomong nya gitu," kesal Grizella lelah.

Waktu Grizella kini terbagi banyak. Terlebih lagi Garuda yang tak ingin pergi ke kantor dan lebih memilih bermanja siang hari siang malam dengan Grizella.

Belum lagi Tezza yang kini dengan masa aktifnya, jika berbicara panjang pertanyaan bisa sampai malam kalau tidak dijawab maka ia akan merajuk dan menangis.

GARUDA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang