Minggu ke-3. Dan ini, merupakan minggu terakhir bagi Timmy untuk belajar futsal bersama Elga. Besok, mereka akan tanding. Dengan terpaksa, Elga menuruti keinginan gadis itu untuk menjemputnya di rumah. Tapi, tenang saja. Elga tak perlu repot menyamar menjadi perempuan, karena tugasnya hanya menjemput, bukan meminta izin pada orang tua gadis itu seperti di minggu pertama.
Saat di dalam mobil, Timmy menggenggam ponsel di pangkuannya. Dia melirik ke arah lelaki itu sekilas. Elga tampak fokus menyetir. Timmy berdehem, lantas membuka suara, "Boleh gue minta hotspot?"
Kening Elga berkerut tak suka. Lelaki itu dengan cepat menjawab, "Enggak!"
Timmy manggut-manggut. Gadis itu tak lagi bersuara. Ia menoleh ke jalanan. "Turunin gue di depan sana."
"Apa?!" Elga melirik gadis itu sekilas. Entahlah! Ia benar-benar tak habis pikir. Kenapa gadis siluman ini malah semakin melunjak?
"Gue mau beli kuota. Turunin gue di depan sana," lanjut Timmy.
Elga merogoh sakunya, lantas dengan terpaksa melemparkan ponselnya ke samping tanpa menoleh. Untung saja Timmy bisa dengan sigap menangkap benda itu. Gadis itu tersenyum sumringah karena berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Sementara Elga, sebisa mungkin tidak mengumpat. Ia hanya ingin segera sampai di rumahnya, itu saja.
Setelah jaringan WiFi-nya tersambung, Timmy dengan cepat membuka aplikasi Instagram, lantas membuka roomchat-nya dengan seseorang.
Anda
Hai Om Harrel, hari ini Timmy
mau main ke rumah Om Harrel loh.
Om lagi ada di rumah kan?
10.05am•
Ya! Timmy baru saja mengirimkan pesan untuk Harrel, si Om tampan yang pernah ia jumpai ketika berkunjung ke rumah Elga beberapa bulan yang lalu. Tak ada yang tahu, jika Timmy dan Harrel sering berkirim pesan via Instagram. Hal itu terjadi semenjak beberapa bulan yang lalu pula, saat Timmy dibelikan ponsel baru oleh Papinya. Perjumpaan Timmy dan Harrel hanya terjadi sekali. Dari perjumpaan pertama itu, Timmy memutuskan, bahwa dia memiliki ketertarikan khusus pada Om tampan itu. Katakanlah keputusan Timmy menjatuhkan hati pada Om-om itu adalah hal yang konyol dan tak masuk akal. Namun mau bagaimana lagi? Bukankah cinta itu buta?Ponsel di pangkuannya bergetar, Timmy dengan cepat mengangkat benda itu, dan menatapnya lamat-lamat.
hrrl
Saya tunggu
•10.10amKedua sudut bibir Timmy terangkat. Hatinya terasa bahagia. Dia benar-benar tak sabar ingin berjumpa dengan Om tampan itu lagi! Tanpa Timmy sadari, Elga menatapnya dengan tatapan aneh. Elga hanya berpikir, mungkin urat malu gadis itu kembali putus. Buktinya, dia malah cengar-cengir memalukan seperti itu.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di kediaman Elga. Lelaki itu merasa heran, karena mobil Harrel masih terparkir di halaman rumah. Apa pria itu tidak berangkat bekerja?
Baru saja Elga mematikan mesin mobilnya, gadis siluman di sampingnya sudah lebih dulu membuka pintu mobil dan keluar begitu saja. Elga semakin tak suka melihat kelakuan gadis itu.
Saat Elga telah keluar dari mobilnya, ia terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Si gadis siluman itu sedang berbincang dengan Harrel di depan rumah.
Apa-apaan ini?
Tunggu! Sejak kapan Harrel bersikap ramah kepada orang lain?
"Assalamualaikum, Om," sapa Timmy lebih dulu. Kedua sudut bibirnya terangkat, menampilkan senyum ceria khasnya. Sorot bola matanya menunjukkan kekaguman yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Wa'alaikumussalam."
Timmy benar-benar tak menyangka akan bertemu dengan pangeran tampan ini lagi. Gadis itu mendadak salah tingkah ketika Harrel juga ikut membalas tatapannya. Astaga! Tanpa sadar, Timmy menggigit bibir bawahnya. Terhitung satu menit mereka melakukan aksi tatap-tatapan satu sama lain. Banyak hal yang ingin Timmy utarakan, namun semua mendadak hilang ketika menatap wajah Om tampan itu!

KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga [Sudah Terbit]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI-UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] SEQUEL of FIREFLIES Satu ... Dua ... Tiga ... Empat. Tiga adalah tokoh utama di dalam cerita ini. Eits! Tiga di sini bukan angka loh ya. Dia Tiga, si gadis aneh, konyol dan menyebalkan. Tiga...