Pukul setengah satu malam, akhirnya Elga tiba di rumahnya. Lelaki itu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang kini tampak remuk. Elga menatap kertas itu lamat-lamat. Terdapat tiga buah kertas koran yang berisi berita penting di sana.
Terjadi sebuah kecelakaan besar di gedung perusahaan Amanta's group. Dua pria ditemukan tewas secara bersamaan. Salah satu diantaranya, Revan Pramudya, selaku karyawan perusahaan, ditemukan tewas dalam keadaan tubuh yang hancur luluh dikarenakan jatuh dari ketinggian lantai empat. Sedangakan seorang lainnya merupakan pria asing yang tewas karena mendapat tembakan di bagian dada sebelah kiri. Satya Amanta selaku pemilik perusahaan ditahan oleh pihak polisi karena diduga menjadi dalang atas pembunuhan itu.
Elga lantas beralih pada potongan kertas koran yang kedua.
Sebuah fakta terungkap! Pria asing bernama lengkap Tirta Alano ternyata mengincar aset perusahaan milik Satya Amanta yang saat itu dikelola oleh rekan sekaligus sahabatnya, Revan Pramudya. Tak hanya itu, bahkan saat peristiwa itu berlangsung pun, putri kandung Revan Pramudya turut hadir dan menyaksikan langsung kejadian memilukan itu. Gadis berusia kisaran sepuluh tahun itu bernama lengkap Zafana Zarea Aisyah.
Isi berita itu memang tidak terlalu panjang, tapi Elga enggan melanjutkan bacaannya. Ia beralih pada potongan kertas koran yang ketiga. Oh, ternyata kertas ketiga itu bukanlah koran, melainkan kertas biasa yang berisi tulisan tangan seseorang. Tulisan yang dibubuhkan di atasnya tampak sedikit memudar. Jelas sekali bahwa tulisan itu dibuat bertahun-tahun yang lalu.
Dear Kakak kelasku, Harrel Abian.
Dari Adik kelasmu, Sesilia Agatha.Bravo!!!
Elga tersenyum sangat puas. Tugasnya sudah selesai, dan ia yakin, Harrel pasti bangga padanya! Elga merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Si gadis siluman yang bodoh dan berpura-pura polos itu ternyata ada gunanya juga. Dulu, Elga memang sempat naik ke lantai tiga guna mencari bukti, namun ia sama sekali tak menemukan apapun. Dan barusan dia juga melakukan hal yang sama, dengan gadis itu. Dan ya, dia berhasil!
Baginya, Harrel adalah tipikal pria yang cuek, dan sangat cuek. Tapi, tunggu. Jika Elga ingin membuat pria itu terkagum-kagum padanya, mungkin ada baiknya dia memberikan sesuatu yang tak terduga-duga untuknya.
Senyum Elga kembali mengembang. Ya ... ya ... Sekarang, dia akan menjalankan misi di luar tugas. Yaitu mengungkap misteri kematian Sesilia Agatha!
***
Di ruangan kamar lainnya, pria berwajah tampan itu belum juga memejamkan matanya. Yang dilakukannya sedari tadi adalah menatap pemandangan luar dari jendela kamarnya yang sengaja dibuka lebar-lebar. Beberapa menit lalu, ia bahkan sempat melihat Elga yang baru saja pulang entah darimana. Harrel tak peduli.
Pandangannya beralih menatap langit-langit hitam berbintang. Ia dapat melihat dengan jelas, tiga bintang yang berkelip terang di atas sana. Itu pasti jelmaan orang-orang yang dia sayang. Harrel tak mampu tersenyum. Entahlah, akhir-akhir ini dia selalu teringat dengan sosok itu.
Sosok adik kelasnya yang telah tiada. Sesilia Agatha...
Harrel mengembuskan napas berat. Matanya belum juga mengantuk. Sementara pikirannya, kini berkelana ke masa lalu. Masa dimana ia dan gadis itu bertemu pertama kali.
Di koridor SMA Purnama, Harrel berjalan melintasi kelas sebelas, berniat hendak turun ke lantai bawah. Tepat di tangga keluar-masuk, seseorang malah menabraknya. Sebuah buku kecil yang ia pegang, kini terjatuh ke tangga bawah. Tanpa Harrel sadari, ternyata orang yang menabraknya tadi adalah seorang perempuan.
Gadis itu seolah mengerti dengan tatapan Harrel yang mengarah ke bawah tangga. Ia pun menuruni tangga guna mengambil benda itu. Lima menit kemudian, gadis itu kembali naik ke atas, lantas bersuara sembari menyodorkan tangan kanannya, "Hallo Kak. Kenalin namaku Sesilia Agatha, bisa dipanggil Sesil, kelas 11 IPS 1. Bentar. Aku tebak, nama kakak pasti Harrel Abian? Dari kelas 12 IPS 1 kan? Ah, salam kenal, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga [Sudah Terbit]
أدب المراهقين[SEBAGIAN PART DI-UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] SEQUEL of FIREFLIES Satu ... Dua ... Tiga ... Empat. Tiga adalah tokoh utama di dalam cerita ini. Eits! Tiga di sini bukan angka loh ya. Dia Tiga, si gadis aneh, konyol dan menyebalkan. Tiga...