Chapter 26 🔞

38K 2.4K 382
                                    

Vote and comments please.
Selena Gomez - Good For You
***

          "Berhenti menatapku."

           Sera berkata dengan ketus ketika lift yang mereka naiki baru melewati lantai tiga, sedangkan tujuan saat ini adalah lantai sepuluh, menuju kamar yang telah disediakan untuknya, sesuai perintah Louisa.

Wanita itu menatap pintu lift tanpa ekspresi, menyembunyikan debaran di jantungnya yang masih tidak bisa berhenti menggila sejak dia dengan tiba-tiba mencium Nathaniel, membuat semua orang dalam ballroom terkejut dengan tindakannya, melarikan diri menuju resepsionis untuk meminta kunci kamarnya, lalu begitu saja menaiki lift dengan pikiran yang sangat kacau.

Sera tidak yakin apa yang sebenarnya dia lakukan, tapi pria di sebelahnya yang dari tadi bersandar di dinding lift, menatapnya dengan senyum tipis yang terlihat menggoda dan mengeratkan genggaman tangan mereka yang tidak terlepas sejak dalam ballroom, jelas adalah alasan terbesar mengapa Sera bisa melakukan semua tindakan impulsif seperti tadi.

Pada dasarnya, tidak ada manusia yang tidak egois. Sera salah satunya, dia hanya tidak pernah menunjukannya hingga semua orang tidak tahu. Meski kelihatannya tidak peduli, dia juga tidak suka apa yang telah menjadi miliknya direbut orang lain.

Bianca Hutagalung mungkin memang pasangan yang serasi untuk Nathaniel tapi pria itu selalu berkata bahwa dia adalah milik Sera, karena itu Sera tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Jika dengan menerima lamaran pria itu membuat Sera memiliki hak untuk memilikinya, maka mulai saat ini Nathaniel adalah miliknya, dan Sera tidak akan membiarkan siapapun mengambil kepunyaanya.

"Aku tidak bisa." Ujar Nathaniel masih tidak berniat menurunkan pandangannya dari Sera.

"Kenapa tidak bisa?"

"Karena kau cantik sekali."

Sera menyipitkan matanya sambil melirik pria itu jengkel. "Jangan bicara omong kosong, Nathaniel."

Nathaniel mengangkat tangan Sera yang menggenggam tangannya, lalu mencium punggung tangannya dengan lembut.

"Aku tidak bicara omong kosong."

Sera menghembuskan napas. "Lalu apa kau  sedang mabuk?"

Nathaniel tertawa pelan, kemudian mengangguk membenarkan. "Thought so... mungkin ciuman mu sangat besar kadar alkoholnya daripada minuman manapun."

Sera diam, sementara perutnya mendadak diserbu ribuan kupu-kupu mendengar penuturan pria itu. Dia tidak tahu bagaimana harus menanggapinya, karena dia bahkan tidak sanggup menghilangkan ingatan tentang ciuman panas mereka di ballroom tadi.

"Sera." Panggil Nathaniel karena kebungkaman Sera.

"Sera Aldarict."

"Sera Auristela Aldarict."

"Sera Auristela Aldarict Arvino."

Sera membalikan tubuhnya dan akhirnya menoleh pada Nathaniel yang terus menerus memanggil namanya.

"Ada apa?"

Pria itu tersenyum. "Apa kau benar-benar menerima lamaranku?"

"Kau sudah menanyakan hal itu lima kali." Sera menjawab berusaha terlihat tenang.

"Semua ini masih terasa tidak nyata untukku. Aku pikir hari seperti ini tidak akan datang sampai kapanpun."

"Kau juga sudah mengatakan hal itu lima kali."

Nathaniel menyeringai geli. "Kau tahu? Kau wanita yang sangat menyebalkan."

"Aku ta—"

Sera hampir menjawab lagi, namun Nathaniel lebih dulu menunduk, menangkup wajahnya, mendorongnya pada dinding lift, lalu membungkam bibirnya dengan ciuman kuat yang membuat Sera reflek memejamkan mata terkejut.

Let's test all the BorderlinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang