Kini keluarga Aksara dan Wilmand tengah berkumpul di ruang keluarga. Ini adalah kebiasaan mereka sejak Maurell kembali ke keluarga mereka.
"Dad, Maurell mau nanya deh sama daddy." Ucap Maurell sambil tiduran di sofa dan paha Marco menjadi bantal-nya
"Tanya apa sayang? Tanya aja." Ucap Maurco sambil mengelus-elus kepala Maurell yang saat ini ia gerai
"Maurell itu anak perempuan satu-satunya ya?" Tanya Maurell
"Iya, sayang. Kamu itu anak satu-satunya anak perempuan di keluarga besar kita. Makanya kamu di perlakukan sebagai putri dan selalu di jaga ketat." Jelas Marco
"Ooo, pantes." Gumam Maurell
"Pantes apa sayang?" Tanya Bayu. Gumam-man Maurell itu dapat di dengar oleh semua orang
"Pantes daddy kasih Maurell bodyguard, padahal-kan Maurell bisa bela diri pa." Ucap Maurell
"Nah, itu kamu tau. Jadi jangan nge-bantah lagi ya?" Ucap Bayu
"Serah deh. Tapi ada untungnya juga loh dad, daddy kasih Maurell bodyguard mana orang-orangnya baik-baik lagi." Ucap Maurell
"Apa untungnya sayang?" Tanya Rayana
"Ada yang nemenin Maurell, bapaknya Maurell nambah 4, terus abangnya Maurell nambah 1." Ucap Maurell
"Bapak? Abang? Maksudnya Rell?" Tanya Alland
"Iya abang. Babe Toni, Ayah Hendra, Abah Agus, sama Amang Jhon. Kalau abang namanya Reno, tapi Maurell manggilnya Babo, karna mukanya muka tembok." Ucap Maurell
"Ooo, terus Babo apaan Rell?" Tanya Kenzo
"aBAng temBOk." Ucap Maurell
"Ooo." Ucap mereka mangut-mangut
"Oh, iya kamu mau ikut daddy sama yang lain gak?" Tanya Marco
"Kemana dad?" Tanya Maurell
"Ada deh. Yang penting kamu tutup mata dulu pakai ini." Ucap Cahaya memberikan kain untuk Maurell menutu mata
"Kenapa harus tutup mata?" Tanya Maurell yang belum mengambil kain itu
Marcell pun langsung mengambil kain itu dan menutup mata Maurell "Udah deh, kamu ikut aja. Yang pasti kamu bakal senang." Ucap Marcell sambil mengikatkan kain itu "dah. Yuk pegang tangan abang." Ucap Marcell
Maurell pun hanya menuruti perkataan Marcell. Ia memegang tangan kanan Marcell dan tangan kiri Marcell merangakul Maurell.
Marcell pun menuntun Maurell menuju ke arah sebuah ruangan, yang masih ada di dalam rumah itu.
"Kalian mau ngurung Maurell ya? Kok ada suara nge-buka ruangan pakai kunci?" Tanya Maurell
"Gak mungkin kita kunci kamu sayang." Ucap Dion mengusap kepala Maurell
"Yaudah." Ucap Maurell
"Hitungan ke tiga kamu buka ya ikatannya." Ucap Marco mengode semua orang menghitung
"Satu.."
"Dua.."
"Tiga..."
"Buka." Pinta mereka. Maurell pun membuka penutup matanya dan ketika ia mematung tak percaya
Iya, tak percaya karna yang di depannya ini adalah benda yang ia inginkan selama ini. Mesin jahit dan peralatan lainnya
"I-ini se-serius?" Tanya Maurell
Mereka pun mengangguk sebagai jawaban
"Huaaa." Tangis Maurell pecah sambil memeluk tubuh Marco
"Makasih....." ucap Maurell
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive People (END) [TERBIT]
RandomMaurell Natasha, nama yang cantik seperti orangnya. Seorang gadis yang di pisahkan dari keluarganya belasan tahun lamanya. Seorang gadis yang cantik, manis, baik, polos namun tomboy. Gadis yang terlalu friendly dan penolong kepada semua orang, dan...