73. Penghianatan(?)

23.3K 1.9K 458
                                    

Setelah tadi mereka mengintrogasi Reno dan membuat rencana, kini mereka sedang menunggu dokter untuk memeriksa Maurell, dan ya... Tania, Maira dan Abel sudah masuk kembali ke dalam ruangan Maurell

"Dokter-nya kok lama ya?" Tanya Rayana yang sudah tak sabar

"Sabar mom, paling bentar lagi sampai." Ucap Alland

"Tapi Land..."

Dokter pun masuk sebelum Rayana menyelesaikan ucapan-nya

"Maaf saya terlambat." Ucap dokter itu

"Tuh, mom. Dokter-nya udah datang, jadi mommy tenang ya." Ucap Kenzo

"Iya." Ucap Rayana "Dok, cepat periksa anak saya." Sambung-nya tak sabaran

"Baik nyonya." Ucap dokter itu melangkah ke arah kasur yang Maurell tempati dan segera memeriksa keadaan Maurell

"Bagaimana dok?" Tanya Cahaya saat dokter itu sudah selesai memeriksa Maurell

"Maaf, saya harus mengabarkan berita buruk ini. Kondisi nona Maurell memburuk, dan jika dalam waktu 3 hari nona tidak sadar, maka kami terpaksa harus mencabut alat penopang hidup nona Maurell." Ucap dokter itu berat, karna ia pun tak sanggup mengabar-kan berita itu

DEG

Seketika air mata mereka tumpah

"Dokter bo-bohong kan?" Tanya Intan terbata-bata

"Maaf, saya sedang tidak berbohong." Ucap dokter itu

"Ap-apakah ha-harus mencabut alat penopang hidup U-Urell dok?" Tanya Cahaya

"Sayang-nya, iya nyonya." Ucap dokter itu berat "Ka-kalau begitu saya permisi." Ucap dokter itu dengan suara bergetar nya, walaupun ia baru mengenal Maurell saat Maurell masuk ke rumah sakit yang pertama kali, tapi ia sudah menganggap Maurell sebagai adik-nya, karena bagi-nya sosok Maurell adalah sosok yang sangat baik dan sangat ramah

"I-iya dok." Jawab Marco yang masih berusaha menenang-kan Rayana

Dokter itu pun keluar dengan tergesa-gesa, karna ia tak kuasa menahan tangis-nya

'Tuhan, jangan ambil nyawa nona Maurell. Ku mohon Tuhan, dia gadis yang baik.' Batin dokter itu sambil menetes-kan air mata-nya dan berjalan menuju ruangan-nya

•••

Disisi lain, ada seseorang yang sedang tertawa dengan segala kepuasaan-nya mendengar kabar itu

"Hahahaha, apa Adit? Coba Ulang?" Ujar orang itu yang tak lain adalah Ardino Mahandra "Eitss, tunggu papa mau nge-rekam." Ucap Ardino saat Adit atau yang di kenal Reno ingin mengulang kembali perkataan-nya dan mengambil hp-nya "Ayo ulang lagi." Ucap Ardino menginstruksi

"Kondisi neng Maurell semakin memburuk." Ucap Reno yang di sapa Adit oleh ayah-nya malas

Ardino pun mematikan rekaman itu dan kembali tertawa

"Hahaha, lihat-lah Marco sebentar lagi diri-mu akan hancur di tangan ku." Ucap Ardino tertawa sinis

'Maaf.' Batin Reno

"Emm, pa kayak-nya Adit mau bantuin papa untuk balas dendam." Ucap Reno

"Hah? Apa? Ulang sekali lagi." Ucap Ardino pura-pura tidak mendengar ucapan Reno

"Adit mau bantu papa untuk balas dendam." Ucap Reno dengan suara yang cukup besar

"Kamu serius?" Tanya Ardino sedikit terkejut

"Iya." Jawab Reno singkat

Ardino pun melangkah ke arah Reno dan segera memeluk-nya "Good boy. Itu baru anak papa." Ucap Ardino

Possessive People (END) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang