Dear Mr. John
.
.
.Setelah berjam-jam lamanya Johnny harus mengurus segala kebutuhan Zanna di rumah sakit, kini akhirnya ia bisa duduk tenang. Mengistirahatkan semua badannya yang terasa sakit luar biasa. Ditemani Nata yang sedang menyesap kopi susunya yang ia beli ketika menyusuri jalanan sekitar rumah sakit.
Badan dan kaki panjangnya ia rebahkan di atas sebuah sofa berwarna coklat yang terletak di sebelah kanan bangsal Zanna. Ia memijat keningnya berusaha untuk meluruhkan segala kepenatan yang mengerayangi pikirannya. Setelahnya ia ubah posisi tidurnya menyamping menghadap pada Zanna yang masih tenggalam dalam tidur nyenyaknya.
Wajah gadisnya damai. Sama sekali tidak menampakan kesakitan yang ia rasa. Hanya ada wajah lugu nan lembut di sana.
Entah untuk yang kesekian kalinya Johnny dibuat terbius hanya dengan menatap keindahan wajah Zanna. Pria itu masih sama terpukaunya seperti pertama kali memandangi wajah Zanna.
"Bang."
Suara Nata yang baru saja masuk kamar berhasil membuyarkan lamunan Johnny. Pria muda itu kini sudah berganti pakaian dengan yang lebih bersih dan rapi. Di tangannya ada dua buah kotak dari restoran ternama dekat rumah sakit. Satunya ia berikan pada Johnny karena memang dirinya belum sempat mengisi perut sejak kemarin.
"Thanks," balas Johnny seraya menerima kotak itu. Dimakannya nasi beserta lauk pauknya perlahan. Meskipun dirinya tengah dilanda rasa lapar yang kuat, namun manner tetap ia jaga.
"Zanna gimana?" tanya Nata di sela-sela acara makan mereka. Satu tangannya berusaha meraih sebuah botol ukuran besar air mineral. Namun sayang, posisinya terlalu jauh.
"Tadi dokter bilang udah membaik. Semoga dia bisa bangun secepatnya," jawab Johnny memberikan botol besar yang Nata butuhkan.
Nata tidak menjawab karena dirinya tengah menenggak air mineral yang sudah ia incar sedari tadi. Hanya memberikan anggukan kecil tanda ia merespon jawaban Johnny.
"Temen-temen kalian gimana? Udah pada tau kondisi Zanna sekarang?"
"Baru Ken yang gue kasih tau. Sisanya nanti aja lah tunggu Zanna siuman dulu. Lagian juga mereka pasti bakal ribet deh rame-rame ke sini padahal juga yang dijenguk masih gak ngasih respon apa-apa."
"Okey."
"Oiya, Bang. Ada yang mau gue omongin."
Johnny yang sedang asik menata barang-barang di atas nakas diam. Membalikkan badan sesaat dan melihat Nata. Pria di depannya tersenyum kaku, menanti jawaban dari teman sekaligus dosennya itu.
"Ngomong di sini aja ya? Gue capek kalo harus keluar lagi."
"Hmm ... okay."
Nata menarik sebuah kursi lipat yang ada di balik pintu. Kemudian ia membawanya mendekat Zanna. Berseberangan dengan posisi Johnny. Kini posisi keduanya saling duduk menghadap dengan Zanna yang terbaring di tengah.
"Makasih."
Johnny tetap pada posisinya. Hanya diam menatap wajah Nata datar. Tidak ada tautan alis atau guratan wajah bingung. Ia tahu satu kata yang dilontarkan Nata masih bermakna abstrak. Belum ada inti di sana. Ia masih ingin menunggu Nata mengucapkan poin utama pembicaraannya.
"Makasih udah jagain Zanna selama gue gak ada. Walaupun ya emang itu nenek lampir ngeselin pake banget. After all, thank you so much for your existence around her." Nata tidak melihat Johnny. Melainkan ia memandangi wajah sahabat kecilnya dengan tatapan iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mr. John | Johnny Suh ✔
FanfictionZanna hanya mengenal Johnny sebagai dosennya. Sebaliknya, Johnny mengenal Zanna jauh lebih dari yang ia kira. Ada apa antara Johnny dan Zanna? A story by © fungxrlll, 2019. Start: 31 Oktober 2019 End: 28 September 2020