16 | Pisah

5.1K 803 30
                                    

|Sebelumnya terima kasih untuk teman-teman yang sudah mendukung cerita ini. Jangan lupa untuk vote dan komen ya. Kalau ada yang mau kasih masukan/kritik bisa banget langsung di komen. Sekian, selamat siang!|

.
.
.

Di mana ada pertemuan, pasti ada perpisahan yang mengintai.

Begitu juga dengan pertemanan Nata dan Zanna. Bukan. Mereka bukan berpisah karena masalah yang kemarin. Kali ini berbeda. Mereka berpisah secara baik-baik.

Setelah kelulusan mereka dari bangku perguruan tinggi, Nata mendapat kabar dari keluarga di kampung halaman bahwa ayahnya sakit. Sehingga ibunya membutuhkan Nata untuk membantunya dalam menjalankan usaha yang mereka rintis.

Sedih, sudah pasti. Pasalnya pertemanan antara Nata dan Zanna bukan lah pertemanan setahun atau dua tahun saja. Mereka bertemu pertama kali saat keduanya tengah mengantre tes masuk sekolah dasar. Lucu memang.

Kala itu sedang musim panas. Cuaca dan sinar matahari sungguh menyengat hingga membuat peluh yang ada di dahi Zanna perlahan menetes membasahi kerah seragamnya. Sisi dahi yang ditutupi anak rambutnya sudah lengket. Zanna kecil yang kepanasan melihat Nata dengan wajah angkuhnya menikmati es krim stroberi di depan Zanna yang sedang kepanasan. Tanpa ada rasa perihatin atau penasaran, Nata kecil justru berlalu meninggalkan Zanna yang berusaha membasahi lehernya. Es krim yang ada di tangan Nata terlihat sungguh menggodanya.

Selang beberapa menit kemudian, Zanna yang tengah asik bercengkrama dengan kakaknya dihampiri oleh Nata. Mata Zanna terbuka lebar saat melihat Nata membawa dua buah es krim utuh di tangannya. Pria muda itu kemudian memberikan kedua es krim tersebut kepada Zanna dan kakaknya.

Sejak hari itu kedekatan Zanna dan Nata mulai terjalin. Zanna dan Nata kecil sungguh dekat layaknya lem dan perangko. Itu terbukti sampai sekarang di mana ada Zanna, di situ pasti ada Nata yang mengekori. Keduanya menghabiskan waktu hampir dua puluh empat jam bersama.

Namun kali ini persahabatan mereka diuji oleh semesta. Dua hari yang lalu Nata mendapat panggilan telfon dari keluarga di kampung halaman perihal sakit yang diderita sang ayah. Nata terkejut bukan main, pasalnya baru lebaran tahun kemarin ia masih melihat sang ayah yang menghabiskan waktu untuk memancing ikan di sungai. Kini sosok yang ia kagumi akan kekokohan badannya tengah terkukai lemas di atas kasur.

Zanna yang mendengar kabar tersebut sempat memaksa Nata untuk mengikutsertakan dirinya ke kampung. Namun Nata bersikeras jika ia tidak akan lama di sana. Ditambah Nata sudah mengetahui kedekatan yang terjalin antara Zanna dan Johnny. Maka dari itu Nata berpikir Zanna akan baik-baik saja di kota bersama dengan Johnny.

Sebagai informasi untuk semuanya jika Nata itu bukanlah anak rantau. Sebelum dirinya memasuki dunia perkuliahan, kedua orang tua Nata mengalami musibah yang kurang mengenakan. Di mana sang ayah harus rela di-PHK secara sepihak oleh perusahaan dan ditipu oleh salah satu rekan kerjanya. Beruntung kedua orangtua Nata memiliki cadangan ladang dan lahan di kampung halaman. Setelah kejadian itu, mereka memutuskan untuk mengembangkan bisnis di sana dan membiarkan Nata melanjtukan hidup di kota dan menjaga Zanna.

Dan informasi lainnya mengenai Zanna, ia adalah seorang gadis yang tinggal seorang diri. Kedua orangtuanya meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat saat hendak melakukan perjalanan bisnis saat Zanna berusia 5 tahun. Lalu sang kakak satu-satunya juga harus merenggut nyawa dalam sebuah kecelakaan mobil saat menuju Puncak ketika Zanna memasuki usia remaja.

Zanna remaja saat itu menjadi anak yang sangat pendiam. Ia tidak membuka dirinya dan hanya menyakahkan takdir jika ia tidak berhak untuk disayang oleh orang terdekat. Sejak kejadian itu mama Nata memutuskan untuk merawat Zanna bersama di rumah mereka.

"Nat, pokoknya salam ya buat ayah sama ibu. Maaf gue belum bisa jenguk." Zanna menahan tangis dalam pelukan Nata.

"Tenang, Zan. Ayah sama ibu pasti paham kok. Lagian mereka juga gak mau kerjaan lo di sini jadi berantakan kalo sampe harus ikut gue."

Perlahan Nata dan Zanna melepaskan peluk mereka. Mata Zanna tentunya masih merah dan sembab. Sebab ia sangat terkejut dengan kepulangan Nata yang mendadak. Apalagi sebelumnya mereka tengah dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

Setelah dirasa puas untuk siap melepas rindu dengan gadis satu-satunya, Nata kini menghampiri Johnny yang turut serta mengantar dirinya ke stasiun bersama Zanna. Dihampirinya pria bertubuh besar itu dan kemudian ia peluk sebentar. Sambil menepuk-nepuk bahunya pelan, Nata berpesan, "tolong jagain Zanna ya, Bang. Dia anaknya emang rewel, tapi aslinya mandiri banget. Jangan sampe buat dia nangis apalagi bikin dia ngerasa sendiri. Intinya lo harus setia buat ada di samping dia. Gue percayain Zanna cuma sama lo." Setelahnya ia melepas pelukannya.

Johnny yang mendengar pesan dari Nata menatap manik hitam kecokelatan pria di depannya. Ada raut wajah khawatir dan kepercayaan di saat yang bersamanya. Kini Johnny harus memegang penuh amanah yang diminta oleh Nata. Berjanji untuk tidak melukai batin dan fisik gadis itu.

Bagi yang terkejut dengan ucapan Nata tadi, akan dijelaskan di sini. Nata dan Johnny sebenarnya memiliki ikatan yang cukup dekat di luar sepengetahuan Zanna. Mereka dahulu teman satu komplotan saat SMA. Namun dikarenakan usia Johnny yang terpaut cukup jauh, mereka hanya bertemu pada waktu tertentu saja. Hingga takdir membawa mereka bersatu kembali di kelas pengganti Pak Edrward.

"Inget pesen gue!"

"Will do!"

Setelah berpamitan, perlahan tapi pasti sosom tubuh kurus Nata menghilang di tengah lautan manusia yang memenuhi stasiun hari ini. Terasa ada sedikit sayatan dan retakan dalam hati Zanna ditinggal oleh satu-satunya sahabat yang benar-benar menjaganya. Namun Zanna juga tidak mau munafik jika dirinya sedikit tenang karena ada Johnny yang akan menggantikan sosok Nata.

"Makan, yuk?" ajak Johnny setelah ia benar-benar tidak melihat Nata di dalam keramaian.

Jangan heran, Johnny memiliki tinggi badan yang lebih dibandingkan dengan orang-orang yang ada di stasiun. Maka dari itu meskipun sosok Nata sudah tidak terlihat dalam pandangan Zanna, Johnny masih bisa melihat ransel hitam bergaris kuning yang menggantung indah dibalik punggung Nata.

"Pulang aja gimana? Aku capek."

"Oke."

Hati-hati di jalan, Nata! Semoga ayah lekas sembuh dan segera diangkat penyakitnya. Biar kamu bisa cepet balik di sini. I'll miss you.

Love,
Zanna.




.
.
.
.

To be continued

Sementara ini kita biarkan Nata menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Dan mari kita habiskan waktu bersama Johnny-Zanna.

 Dan mari kita habiskan waktu bersama Johnny-Zanna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Dear Mr. John | Johnny Suh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang