29 | Revenge🔞

6.6K 519 24
                                    

Dear Mr. John
*Mengadung adegan kekerasan

.
.
.

Johnny terduduk lemas. Kaki panjangnya ia luruskan sampai mengenai kaki meja makan. Pikirannya kosong. Wajahnya pucat. Kedua tangannya pun bergetar. Dirinya tidak berdaya sekarang.

Tengah malam tadi. Setelah percakapan singkat antara dirinya dengan Zanna mengenai hubungannya dengan Valo, tiba-tiba Zanna diseret paksa oleh segerombolan pria berbadan besar. Johnny yang kala itu tengah berada di kamar mandi menyegerakan diri untuk menolong Zanna. Dirinya sampai harus beradu kekuatan melawan empat pria berbadan besar nan penuh tato itu seorang diri. Sayang, Johnny tidak mampu mengimbangi perlawanan yang ia dapatkan. Alhasil, dengan berat hati dan sakit yang teramat perih ia harus melihat kembali gadisnya diperlakukan sangat tidak manusiawi.

Zanna yang saat itu tengah bersiap untuk beristirahat di kamarnya, tiba-tiba saja ditarik dan diseret dengan paksa oleh dua orang pria berbadan besar. Ia sempat memberontak dan memberikan perlawanan. Bahkan ia tidak segan untuk meneriakkan nama Johnny sekeras mungkin berharap pria itu bisa menyelamatkannya. Namun sayang takdir sepertinya belum mengizinkan Zanna untuk bisa beristirahat dengan tenang malam ini. Ketika dirinya diseret paksa, matanya melihat Johnny yang tengah bersusah payah melawan empat orang sekaligus. Hatinya perih melihat betapa kerasnya Johnny berusaha melawan mereka demi menyelamatkan dirinya. Menyisakan kepedihan dan kepasrahan dalam dirinya.

Tubuh mungil Zanna kini terikat kuat di sebuah kursi. Kaki dan tangannya diikat dengan tali yang tebal dan menyakitkan. Mulutnya ditutup dengan selotip hitam. Tepat di sebuah ruangan kosong nan gelap, Zanna yang malang kembali harus merasakan siksaan Irene dan para bawahannya. Dengan wajah yang sudah lebam akibat pukulan yang ia terima dalam perjalanan, Zanna hanya bisa berdoa dan merelakan jika malam ini akan menjadi malam terakhir baginya untuk menghirup udara segar. Sebelum akhirnya ia bisa terlepas dengan semua siksaan ini untuk selamanya.

"Kak Valo, maafin aku gak bisa jaga diri baik-baik," batin Zanna dalam hati.

Zanna benar-benar siap jika memang ini saatnya bagi dirinya untuk merelakan raga serta jiwanya demi memenuhi hasrat Irene untuk hidup bersama dengan Johnny. Entah alasan apa yang membuat Irene dengan teganya bertindak sejauh ini demi memiliki Johnny seorang.

"Aww!" Zanna meringis merasakan perut bagian kanannya terasa sangat perih. Ia tidak bisa melihat apakah dirinya terluka atau ini sebuah sinyal tubuhnya melemah karena tidak makan selama 3 hari lamanya.

Di tengah malam yang mencekam. Diikuti embusan angin malam yang dingin serta suara jangkrik yang bersahutan, Zanna terlelap dalam rasa sakit yang melanda. Melupakan sejenak sakit dan perih yang menyerang fisik serta jiwanya. Berharap dirinya tidak akan terbangun untuk selamanya.

--- Dear Mr. John ---

Sinar matahari pagi menyelinap tanpa permisi melalui celah-celah jendela. Membangunkan Zanna dari tidur lelapnya dan memberikan kehangatan semangat pagi. Membawa harapan bahwa hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.

Hari yang menyenangkan.

Hanya berlaku untuk Irene seorang. Pasalnya sejak Zanna membuka mata 2 jam yang lalu, kini wanita itu sedang menatap Zanna dengan kedua bola matanya secara intens. Menelaah setiap apa yang ada pada tubuh gadis tak berdaya di depannya. Dengan kedua tangan yang terlipat di dadanya, Irene mengintimidasi Zanna dari kejauhan. Setelah puas, ia melambaikan satu tangannya ke salah seorang bawahannya.

"Mana?" ucap Irene tanpa melihat pria itu.

Tanpa sepatah kata apapun, pria berjenggot itu menyerahkan sebuah belati pada Irene. Wanita itu berdiri dari duduknya. Berjalan perlahan demi perlahan menghampiri Zanna yang sudah lemah dan pasrah. Sambil sesekali memainkan belati yang ada di tangannya.

Dear Mr. John | Johnny Suh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang