File No 23. Pecah

2.4K 419 7
                                    

kalau lagi badmood jangan dulu baca part ini yaa kawan kawan, siapin hati duluuu.

makasi yaa, jangan lupa vomments sama share cerita iniii, makasiiii makasiii makasiiiii <3!




Jungkook terdiam di kamar hotel pelatihannya itu, ia menghempaskan dirinya ke atas kasur sembari menatap langit-langit kamar yang berwarna putih dengan terheran.

Sudah dua hari berlalu sejak Jungkook cedera, sesaat setelahnya Lisa sama sekali tidak dapat Jungkook hubungi.

Pesannya tidak dibalas, telfonnya tidak di angkat. Bahkan Jungkook juga tidak melihat Lisa sama sekali, padahal Lisa tidak ada jadwal tampil atau apapun.

Di posko PMR pun ia tidak menemukan Lisa, kenapa Lisa seolah tiba-tiba menghilang dari dunia?

Jungkook terdiam, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi satu orang yang pasti mempunyai jawaban atas pertanyaan Jungkook tentang Lisa.

Namun saat sudah membuka roomchat dengan Bambam, notifikasi spam dari Jimin membuatnya sebal dan segera membuka pesan dari lelaki sipit itu.

Fokus Jungkook jadi teralihkan kepada ajakan Jimin untuk bermain game, dan melupakan tujuan utamanya tadi.

Ia sudah bermain dua match bersama Jimin dan sekarang adalah match ketiga nya, di pertengahan permainan, pintu kamar hotelnya di ketuk dua kali membuatnya sedikit mengalihkan pandangan ke pintu sebentar.

"Jung," panggil seseorang dari luar membuat Jungkook sedikit meninggikan suaranya.

"Masuk aja nggak di kunci," ucap Jungkook yang sama sekali tidak menolehkan kepalanya dan masih fokus dengan benda pipih di tangannya.

Bambam datang membawa kantung plastik berwarna putih dengan Yakult dan yogurt miliknya berada di dalam sana.

Ia mengambil yogurtnya dan meneguknya setengah lalu kemudian duduk di tepi ranjang.

"Lah gue kira siapa, tumben amat lo manggil Jung." Ucap Jungkook yang masih terfokus dengan ponselnya, sekali-kali mengumpat kepada Jimin yang memang menyalakan suara.

Bambam terdiam dan kembali meneguk yogurtnya sembari memandang lurus ke ventilasi yang ada di atas jendela, di samping pintu.

"Anak futsal yang sekamar sama lo yang laennya pada kemana?" Tanya Bambam.

"Si Seungkwan sama Dino lagi dinner bareng anak kelasnya, si Yuta bucin." Jawab Jungkook seadanya.

Bambam terdengar menghela napas pelan, Jungkook hanya meliriknya sekilas dengan aneh.

"Lisa udah tau semua, Jung." Ucap Bambam membuat Jungkook mengernyitkan dahinya, sedetik kemudian ia jadi tersentak kaget bahkan sudah mengumpat keras.

"LO KASIH TAU DIA KALO GUE MAU NEMBAK?!" Tanya Jungkook dengan emosi sembari berkali-kali mengalihkan pandangannya antara ponsel dan Bambam.

Bambam menggeleng pelan, seolah tidak kaget atas teriakan Jungkook barusan.

"Lisa udah tau semuanya Jung, dia udah tau lo masih nyepik cewek. Gue udah nutupin, tapi Lisa tau semuanya. Lo mau gimana setelah gini?" Tanya Bambam yang benar-benar merasa kecewa sekaligus kasihan pada Jungkook.

Jungkook benar-benar kaget sampai ponselnya jatuh dari genggamannya. Jantungnya seolah berhenti berdegup, ia memandang Bambam dengan sangat kaget.

"T-tapi, g-gimana bisa?" Tanya Jungkook yang masih mencerna semuanya.

Bambam menghela napas pelan, "udah gue bilang kan Jung, gue udah percaya sama lo. Kalo lo emang cape deketin Lisa, lo mending mundur kan? Udah gue bilang kalo Lisa itu beda dan nggak akan pernah bisa jawab pertanyaan lo kalo lo nya penasaran ke dia. Gue nggak bisa mihak kalian, gue nggak mau jadi cupid lo ataupun jauhin Lisa dari lo. Kalian berdua temen gue, udah seharusnya kan temen saling bantu?" Jelas Bambam panjang diakhiri dengan senyum tipis yang di paksakan.

"Maaf Jung bawa berita buruk, tapi lo juga harus tau ini kan? Gue harap, kalo lo emang mau berhenti buat Lisa, lo sampe disini aja Jung. Konsekuennya buat Lisa terlalu gede." Lanjut Bambam.

Sedangkan Jungkook masih mencoba mencerna semua yang ia dengar, sampai ia melupakan game nya bahkan walaupun Jimin sudah berteriak disana.

Bambam yang langsung bangkit dari duduknya untuk segera pergi dari sana, Bambam tahu Jungkook pasti butuh waktu sendiri.

"T-tapi–!" Ucapan Jungkook terpotong oleh Bambam yang sudah memegang kenop pintu yang terbuka sedikit.

"Lo perlu keyakinan Jung, lo mau hidup bebas kayak biasanya atau lo cuma mau Lisa aja. Lelaki, perlu bukti dan inisiatif." Ucap Bambam yang kemudian langsung keluar dari kamar Jungkook dan segera melenggang pergi dari sana.

Jungkook masih terdiam, ia masih tidak dapat mencerna dengan baik yang barusan ia dengar.

"WOI JUNG, DEMI APA ITU YANG GUE DENGER ASLI?!" Tanya Jimin disana.

Jungkook mendengar samar suara milik Jimin, namun ia sama sekali tidak menghiraukan lelaki itu.

Jungkook segera mengambil ponselnya yang berada di dekat kakinya, dan keluar dari aplikasi game nya.

Jungkook segera menghubungi seseorang dengan harapan satu-satunya yang ia punya.

Jungkook mengacak rambutnya karena frustasi sendiri, ia merutuki betapa bodohnya dirinya.

Panggilan tersambung membuat Jungkook segera mengucapkan apa yang ia ingin ucapkan, sehingga memotong ucapan seseorang dari sebrang sana.

[Apaan Jek–]

"Ming, gazebo sekarang." Ucap Jungkook tanpa mendengar respon apapun dari Mingyu dan segera mematikan ponselnya.

Jungkook yang hanya memakai kaos pendek berwarna hitam dan celana pendek berwarna hitam segera menarik hoodienya yang berada di gantungan baju disana, dan memakai hoodie hitamnya.

Jungkook membuka pintunya dan segera berjalan menuju gazebo yang berada dekat kolam renang di hotel tersebut.

+×÷

Oreo vs Yakult [Local AU] | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang