Flashback session's end.
Jennie menghela napas pelan, matanya melirik ke arah jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul 4 sore.
Ia berpikir suaminya akan pulang sekarang karena ingin menghentikannya agar tidak pergi bersama teman-temannya.
Jennie mendengus memikirkan Taehyung yang semakin sibuk saat mereka sudah sampai Jakarta.
Bahkan baru 3 hari berjalan, tapi Taehyung selalu pulang saat Jennie sudah tidur, juga berangkat sebelum Jennie bangun.
Entahlah, Jennie ingin mengatakan yang sebenarnya ia inginkan di sela-sela jadwal Taehyung yang semakin padat, namun ego nya terlalu tinggi untuk itu.
Jennie menggelengkan kepalanya, melanjutkan mengeringkan rambutnya yang basah.
Pandangannya teralihkan oleh ponselnya yang terus menerus bergetar dan menyala, menandakan banyak notifikasi pesan yang masuk.
Jennie mengalihkan pandangannya pada televisi di depannya, sama sekali tidak memperdulikan pesan tersebut.
Namun lagi-lagi ponselnya berbunyi keras namun hanya sebentar, sebuah panggilan yang sengaja di lakukan sebentar agar Jennie tahu akan pesan yang di kirim tersebut.
Tetapi tetap saja ia tidak ingin membalas pesan suaminya, katakan saja bahwa ia memang kekanak-kanakan.
Sampai ia mendengar pintu terbuka lalu tertutup kembali, menampilkan wajah merah Taehyung yang kesal namun tertahan.
Jennie hanya memandang sekilas, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya yang tengah mengeringkan rambut.
Taehyung berjalan dengan langkah yang lebar dan duduk di sebelah Jennie pada sofa panjang depan televisi.
"Kamu–" Ucapan Taehyung terpotong kala Jennie menoleh dan menatapnya dengan tatapan dingin.
Bukan tatapan dingin dari Jennie yang membuat Taehyung memberhentikan ucapannya, namun ia masih saja merasa gerogi saat di tatap oleh Jennie.
Taehyung mengacak rambutnya dengan frustasi, "Ah, nyebelin!" Ucap Taehyung yang segera memeluk Jennie.
Jennie memukul pundak Taehyung seraya berkata, "S-sesek..." Ucap Jennie yang kesusahan melepaskan pelukan erat Taehyung.
Taehyung melepaskan pelukannya tersebut, "Udahan ngambeknya, jangan komen-komen kayak tadi lagi, aku nggak suka!" Ucap Taehyung.
Jennie hanya diam memandang Taehyung sembari berkata dalam hatinya, Aku juga nggak suka kamu jadi sibuk sampe lupa sama aku!
"Darling, i'm home early than before..." Ucap Taehyung dengan pelan. "Could you please stay with me this night? We've to spend our time in Jakarta's night." Lanjut Taehyung.
Jennie menghela napas pelan, mengalihkan pandangannya ke arah televisi yang tengah menayangkan iklan.
"Aku nggak berharap kita bisa jalan-jalan di Jakarta, aku nggak berharap keliling Jakarta buat kulineran. Yang aku pikir kita bakal lebih senggang pas di Jakarta, bisa lebih banyak quality time. Tapi nyatanya, kamu tetep kamu. Bahkan lebih baik di rumah, disini kamu bahkan kerja sampe pulang dan berangkat pun aku gak tau. Kamu kerja seolah kamu adalah lelaki yang di tinggal istrinya." Ungkap Jennie.
Jennie mengambil napas sejenak, "Aku paham kamu se-sibuk itu disini, tapi kenapa seolah aku bukan rumah buat kamu?" Lanjut Jennie.
Jennie tersentak, "Ah maaf aku ngomongnya ngelantur, aku ke kamar siapin air buat kamu mandi. Mau dingin apa yang anget?" Tanya Jennie dengan wajah me-merah antar malu dan kesal yang bercampur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oreo vs Yakult [Local AU] | END ✓
Storie brevi[Ada 31 chap cerita utama, 2 chap awal dan akhir, 8 special chap + bonchap] "Minuman basi kok di senengin." -Lisa. "Daripada lo, biskuit kotor dimakan." -Jungkook. #FanficVer (Lisa × Jungkook) start: July, 10th '20 end: November, 07th '20 #1 on...