Akhirnya hari 'H'-nya tiba juga.
Aku melirik suamiku yang menyetir dengan tampang ogah-ogahan.
Si sei ini! Dia yang nikah kise juga dengan senang hati menghadiri pernikahan kami. Lah sekali kise yang nikah dia malah ogah-ogahan. Temen macem apa sih si setan bejanet ini!
"Momy momy kise-chan mau nicah???" Tanya sae bersemangat.
"Iya sayang." Jawabku.
"Calau begituu... kise-chan bacal bicin anak caya momy n daddy?????"
Aku membatu.
Begitu pun dengan seijuro.
DARI MANA DIA BELAJAR HAL GITUAN SIH AH??!!!
"Aha..ha... momy ga tau sayang..." alihku, "coba tanya sama dady aja ya..."
Aku segera mungkin menutup wajahku frustasi. Terkadang... mempunyai anak yang terlalu pandai itu... agak merepotkan..
"Iya sae, mereka bakal bikin anak." Jawab seijuro mau tak mau harus jujur. Sebelah tangan seijuro meremas tanganku, bersiap-siap untuk pertanyaan klimaks selanjutnya.
"Hooh, acu tau sih proses bicinnya caya gimana."
Lagi kami berdua meremas tangan satu sama lain.
"Ahaha... sae memang pandai ya... tapi sayang... hal seperti itu jangan dibicarakan ya..." sumpah peluhku mengalir deras.
Sae menatapku dengan mata besarnya, dia terlihat kebingungan.
"Tapi itu can cuma omongan sedelhana tentang bagaimana manusia melanjutcan ketulunan." Protes sae.
Masalahnya nak! Apa yang kamu bicarakan itu tidak sesuai dengan mulutmu yang cadel😭
Momy tuh bingung mau nanggepinnya kaya gimana!!!
"Ini pasti salah sei-kun!!"
"Kok aku sih sayang???" Seijuro menggeleng-geleng mengelak tuduhanku.
"Abisnya kamu kan yang sering mesum mesum ga tau tempat!"
Fix ini mah pasti salah seijuro. Ga salah lagi.
"Ya gimana ya! Kalo napsu kan mana bisa tahan, lagian bini sendiri kok!"
Oke pembelaan yang masuk akal ini membuatku speechless.
Ya tuhan... sae-ku yang polos...
Padahal aku umur segitu masih maen ingus sendiri🥺😭
"Tapi cae belajarnya dari buku om midori, momy daddy."
Aku dan seijuro saling berpandangan, saling tersenyum, dan kembali duduk di dalam mobil dengan tenang.
Tunggu saja kau tsundere sialan
....
"HAAATTTTCCCHHHIIII!!!!!"
"U pilek beb?" Tanya takao pada suaminya.
Midorima menggeleng,
"Tiba-tiba aja bersin dah."
.