Aku menghapus sisa-sisa air mataku, sebenarnya aku cukup ngeri jika seijuro tahu tentang kise yang menciumku.
Oh ayolah! Kita tahu betapa aneh dan sensitifnya si psikopat itu.
Aku hanya tak ingin memancing pertengkaran kise dan seijuro hanya gara-gara ini.
Tetap saja perasaan bersalah itu ada, rasanya aku berselingkuh dari seijuro. Ini benar-benar membuatku gelisah.
"Baby, maaf aku telat. Aku tadi habis kelilipan." Satu-satunya alasan yang masuk akal dan umum yang pernah digunakan.
Seijuro memandangku, tapi aku tahu sepertinya ada yang berbeda.
"Kuroko-kun!" Sapa seorang lelaki yang muncul dari balik seijuro, ia juga sedang menggendong putriku.
Aku menatapnya tercengang, setelah segala hal yang terjadi... dia muncul kembali disini???
"Furi-furihata-kun??" Ucapku tersendat.
"Momy!!" Seru sae riang, putri ku membentangkan tangannya menggapaiku.
Aku mengambil sae dengan gugup, rasa bersalah bertahun-tahun yang lalu rasanya memuncak begitu tiba tiba memenuhi relung hatiku.
Sementara furihata, ia hanya tersenyum ramah. Terlihat baik-baik saja tanpa ada beban, namun... aku tahu.. tidak semudah itu ia akan memaafkan aku.
"Sei-kun bagaimana menurutmu?" Tanya furihata kemudian, ia mengabaikanku dan mendekati seijuro begitu saja.
Aku merasa agak...aneh... sesakkah??
Tapi bukankah... aku melakukan hal yang sama pada mereka?"Bukan urusanmu." Jawab seijuro datar. Namun aku tahu, suasana hatinya buruk sekali.
Aku diam, mengelus kepala sae pelan untuk mengalihkan rasa tidak nyaman ini.
"Hahaha seijuro-kun, meski aku telah memperlihatkannya padamu kau masih menimbang-nimbang kepercayaanmu terhadapku..." furihata tersenyum lebar lalu melirik ku. "Sayang sekali... putrimu tidak mirip dengan ayahnya.."
"A-apa...?"
Seijuro menatap furihata tajam.
"Tutup mulut kotormu!" Sergah seijuro sengit.
Furihata sedikit tercengang, tapi beberap saat kemudian dia tertawa renyah.
" ah gomen tetsuya, aku melantur sih..." raut wajahnya itu segera berubah menjadi datar. Tanpa salam atau apapun ia meninggalkan kami.
Aku tahu.
Furihata datang untuk membalas dendam.
"Tetsuya aku ingin bicara padamu, nanti." Kata seijuro, ekspresinya yang menahan amarah habis-habisan itu satu-satunya ketakutanku.
.....