"Cup,"
Leslie mendelikkan matanya ketika bibirnya dan bibir Lucius saling menyentuh. Anak sekecil ini sudah bisa berpikiran hal seperti ini?! Dengan cepat Leslie menyudahi itu.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Bukan apa-apa," jawab Lucius santai.
Leslie meredam marahnya. "Bukan apa-apa?! Itu ciuman pertamaku bodoh!"
"Baguslah,"
Leslie semakin kesal mendengar kata-kata Lucius. Ia segera pergi dari sana sambil menahan kekesalannya. 'Sepertinya aku harus cepat-cepat memertemukannya dengan Arrie,'
Leslie segera membersihkan dirinya dan kembali ke kamarnya. Tanpa sengaja, ia bertemu Amber.
"Leslie! Ayo kita makan sore!" ajak Amber.
Leslie menatap Amber dengan ragu. "Apakah kau tidak mengetahui ramalan mata biru itu?"
"Tentu saja aku mengetahuinya! Tapi ramalan itu akan berubah ketika kau menikahi keturunan Su-" Amber mendadak menyadari kata-katanya dan dia langsung terdiam.
Leslie mengernyit. "Menikahi keturunan apa?"
Amber tersenyum riang. "Bukan apa-apa! Ayo kita makan dulu!"
Amber segera menarik tangan Leslie ke ruang makan. Leslie menyadari orang-orang yang berada di ruang makan langsung terdiam ketika Leslie memasuki ruang makan. Tentu saja Leslie merasa tidak nyaman, ia merasa diperlakukan seperti parasit.
"Sial, aku jadi tidak bernafsu untuk makan setelah melihat wajahnya,"
Leslie memutar matanya. 'Aku juga tidak peduli apakah kau bernafsu untuk makan atau tidak,'
Leslie mendesah dan segera duduk lalu dengan cepat ia menghabiskan makanannya. Leslie masih bisa merasakan tatapan ketidaknyamanan ke arah dirinya. Setelah selesai, Leslie dengan cepat meninggalkan ruangan itu.
"Syukurlah dia pergi. Aku selalu ketakutan ketika melihatnya,"
"Mungkin dia sadar bahwa dia hanya pembawa sial. Aku harap dia cepat pergi dari sini,"
Leslie kembali mendesah dan menatap langit yang dipenuhi oleh bintang. Sudah malam,
"Apakah aku harus segera pergi dari sini? Tapi kemana aku akan pergi?"
"Leslie,"
Leslie menoleh dan melihat Amber. Amber menatap Leslie dengan sedih. "Leslie, kau tak perlu memedulikan kata-kata mereka,"
"Aku tidak bisa, Amber! Aku yakin sekali bahwa mereka membenciku! Mungkin memang lebih baik jika aku pergi dari sini," ucap Leslie frustasi.
Amber memegang bahu Leslie. "Leslie, keluargaku sudah mengabdi pada keluarga ini selama betahun-tahun. Kami semua tahu tentang ramalan mata biru itu dan kami juga mengetahui bahwa ramalan itu tidak hanya memiliki sisi buruk namun juga memiliki sisi baik. Nyonya Sullivan juga tidak akan merawatmu bila ramalan itu hanya memiliki sisi buruk,"
"Terserah saja. Cepat atau lambat aku pasti akan keluar dari sini,"
'Atau bahkan aku akan mencari cara untuk kembali ke duniaku,'
*
Tak terasa sudah seminggu Leslie bekerja di mansion Sullivan. Leslie mulai terbiasa menghadapi kebencian orang-orang yang berada di sana. Kini, Leslie bertugas untuk membeli bahan-bahan yang tidak ada di dapur.
"Leslie, bagaimana jika kita mampir ke toko baju?" tanya Amber.
Leslie mengangkat satu alisnya. "Untuk apa?"
Amber berdecak. "Kita juga harus mempunyai pacar, Amber! Kau tahu, hidup tanpa cinta itu sangat hambar!"
"Aku rasa tidak. Dulu saat aku bersekolah aku sering bergonta-ganti pacar tapi tidak pernah ada yang benar-benar aku sukai," celetuk Leslie.
Amber menatap Leslie dengan bingung. "Kau pernah bersekolah? Dimana?"
Leslie menepuk dahinya. "Maaf, aku tadi melamun karena memikirkan sebuah cerita,"
"Baiklah, ayo kita ke toko baju dulu!"
Amber segera menyeret Leslie ke toko baju itu. Leslie mendesah kasar. Ia baru menyadari bahwa di dunia ini sekolah hanya diperuntukkan untuk para bangsawan. Untuk rakyat biasa, mereka hanya perlu kemampuan membaca dan menghitung.
"Sial, kepalaku menjadi sakit ketika mengingat pelajaran fisika. Syukurlah di sini aku tidak perlu mempelajari hal itu lagi,"
Leslie segera menundukkan pandangannya ketika ia menyadari bahwa orang-orang mulai ketakutan setelah melihat matanya. "Aku ingin pergi secepatnya dari sini,"
"Hai nona,"
Leslie menoleh dan melihat seorang laki-laki yang berusia sekitar 17 tahun. Leslie terkesiap ketika ia menyadari bahwa laki-laki itu melihat matanya. Dengan cepat Leslie kembali menundukkan pandangannya.
"Matamu sangat indah. Jika aku boleh tahu, siapa namamu?"
"Leslie," jawab Leslie tanpa mengangkat kepalanya.
Laki-laki itu tertawa kecil. "Namaku adalah Hardy Nevil. Kau bisa memanggilku Hardy,"
Leslie mengangguk kecil walaupun hatinya menolak. Mana mungkin dia berani memanggil bangsawan hanya dengan nama depan? Jika ia melakukan hal tersebut mungkin dia harus menulis surat wasiat terlebih dahulu.
"Leslie, ayo kita pergi,"
Amber kembali menyeret Leslie. Tanpa sengaja, Leslie mengangkat kepalanya dan melihat Hardy. Hardy tersenyum kecil dan Leslie segera mengalihkan pandangannya. Mereka berdua kemudian berjalan menuju mansion.
Leslie segera meletakkan bahan-bahan itu di laci dapur sedangkan Amber memandang Leslie dengan tatapan menyelidik. "Leslie, coba jelaskan kenapa Hardy Nevil bisa berbicara denganmu?"
Leslie menggeleng. "Aku tidak tahu! Tiba-tiba saja dia menghampiriku lalu mengatakan bahwa mataku indah lalu dia menanyakan namaku,"
"Sial,"
Leslie terkejut ketika Amber mengumpat. "Memangnya ada apa, Amber?"
Amber memegang kedua bahu Leslie dan menatap gadis itu dengan serius. "Leslie, mungkin sudah saatnya aku memberitahumu. Laki-laki dari keluarga Sullivan terkena kutukan yaitu mereka akan meninggal di usia muda. Oleh karena itulah kau tidak melihat Tuan Sullivan di sini. Dia sudah meninggal lima tahun yang lalu dan-"
"Apa yang kalian lakukan di sana?"
Leslie dan Amber sontak menoleh dan melihat Lucius yang sedang berdiri di pintu dapur. Amber sontak menunduk dan segera pergi dari sana.
"Amber! Kenapa kamu pergi?" tanya Leslie.
Lucius berdecih. "Biarkan saja dia,"
Leslie melihat Lucius dan hendak marah namun ia teringat kata-kata Amber. Leslie menunduk dan menatap Lucius. "Apakah benar yang dikatakan oleh Amber? Laki-laki dari keluarga Sullivan berumur pendek karena terkena kutukan?"
Lucius mendesah dan mengangguk. "Sejak kecil aku sudah diberitahu jika laki-laki keturunan Sullivan berumur pendek. Jadi aku tidak begitu terkejut ketika ayahku meninggal,"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucius's Poison [END]
Fantasy[Sudah terbit dengan alur cerita yang berbeda] 'Ada yang aneh,' Leslie membuka matanya yang terasa berat. Ia terus mengedipkan matanya hingga akhirnya ia tersadar sepenuhnya. Leslie menoleh dengan panik, ia menyadari bahwa dia sedang berada di sebua...