39. Gaun

2.8K 424 0
                                    

"Setelah kau tertidur, aku dan Gabriel menjadi dekat. Kami sering pergi bersama. Dua tahun kemudian, Gabriel melamarku. Tentu saja aku menerimanya! Aku sudah menyukainya sejak lama," ucap Mia.

Kini Leslie sedang berkunjung ke dalam rumah Mia. Tentu saja Leslie sangat terkejut ketika ia datang karena rumah Mia sangatlah besar, bahkan bisa disebut sebagai mansion.

"Apakah keluargamu langsung menyetujuinya? Tidak ada drama?" tanya Leslie.

Mia menggeleng. "Tentu saja ada drama! Ayahku tidak mengizinkanku menikah dengan Gabriel karena ia memiliki banyak kasino. Tapi lama-lama ayahku luluh juga,"

"Aku jadi gugup. Bagaimana jika pendukung Lucius tidak setuju dia menikah denganku?"

"Tenang saja. Mana mungkin mereka tidak setuju? Semua orang yang ada di kerajaan Shidor juga tahu bahwa kau menyelamatkan mereka dari kekuatan jahat itu,"

Leslie mendesah dan menatap langit-langit ruangan. "Aku gugup sekali, padahal pernikahanku masih sebulan lagi,"

"Aku dan Zara juga merasakan hal itu! Tapi tenang saja. Semuanya akan berjalan dengan lancar. Walaupun sehari sebelum aku menikah dengan Gabriel aku berpikir untuk membatalkan pernikahanku," tawa Mia.

"Benarkah? Tapi kau terlihat sangat mencintai Gabriel," Leslie menatap Mia penasaran.

Mia mengibas-ngibaskan tangannya. "Aku berpikir apakah keputusan yang aku ambil sudah tepat atau tidak. Tapi aku terus meyakinkan diriku bahwa itu adalah keputusan yang tepat,"

"Ibu!"

Leslie dan Mia menoleh ke arah suara, kemudian mereka melihat anak berumur tiga tahun. Mia langsung memeluk anaknya yang bernama Marsha. "Aku terkejut ketika pertama kali aku hamil. Karena kami baru melakukan hal itu sekali dan dia sudah jadi,"

"Hai! Nama kakak adalah Leslie, panggil saja kak Leslie, okey?" ucap Leslie sambil tersenyum.

"Namaku Marsha," ucapnya lirih.

"Kenapa diantara kalian tidak ada yang mau menerima diri bahwa kalian adalah paman dan bibi?" pekik Mia.

"Aku baru bangun beberapa bulan yang lalu, jadi aku masih menganggap bahwa diriku berumur dua puluh tahun," jawab Leslie.

Mia mengangguk kecil. "Benar juga. Jadi umur mentalmu sama dengan Lucius bukan? Kalau begitu kalian cocok,"

Leslie terkekeh. "Entahlah, aku terkadang merasa aneh dengan sikapnya,"

"Nanti juga kau akan terbiasa," balas Mia.

Mereka kemudian berbincang-bincang selama dua jam. Setelah itu, Leslie segera pulang. Marsha, anak Mia dan Gabriel sangatlah lucu. Ia mengikuti sifat ayahnya dan wajah ibunya. Leslie mendesah dan menatap jendela. Seminggu yang lalu saja sudah ada orang yang mencoba membunuhnya lagi.

"Astaga, kenapa aku harus menjadi anak roh," keluh Leslie.

Leslie mengingat bahwa darahnya bisa digunakan untuk memutar waktu. Menyeramkan, namun tampaknya hanya para roh yang mengetahui hal itu. Leslie segera masuk ke dalam mansion ketika ia tiba.

"Leslie! Aku sudah selesai menyiapkan pernikahan kita," ucap Lucius.

Leslie mengecup pipi Lucius. "Baguslah, sebaiknya kau beristirahat saja. Aku yang mengerjakan tugas-tugasmu,"

"Aku tidak mau. Akulah pewaris dari keluarga Sullivan, jadi aku yang harus mengerjakan itu. Aku tidak ingin membebani orang lain," ujar Lucius.

"Tadi aku melihat Marsha, anak Mia dan Gabriel, dan dia imut sekali!"

"Oh ya? Aku tidak terlalu mengenal teman-temanmu itu, jadi aku tidak tahu,"

"Ah sudahlah, lagi pula itu tidak penting," Leslie menarik tangan Lucius dan berjalan ke ruang kerja Lucius.

"Aku ingin melihat detailnya," ucap Leslie.

Lucius mengambil tumpukan kertas dan memberikannya pada Leslie. "Kita hanya belum menyiapkan gaun pernikahan untukmu,"

Leslie membaca kertas-kertas itu. Lucius sudah menyiapkan segalanya, mulai dari tempat, makanan, dan yang lainnya. "Bagaimana jika kita pergi sekarang? Aku rasa lebih cepat lebih baik,"

"Kau ingin memilih gaun pernikahanmu bukan?" tanya Lucius dan Leslie mengangguk.

"Baiklah,"

Mereka berdua pergi ke sebuah butik yang merupakan butik berkelas di kerajaan itu. Leslie menatap gaun-gaun yang dipajang.

"Duke Sullivan? Gaun apa yang ingin anda pesan?" tanya desainer itu.

Lucius melirik Leslie. "Aku ingin mencari gaun pernikahan untuk calon istriku,"

Desainer itu mengangguk. "Nona, saya antarkan anda ke tempat gaun-gaun pernikahan,"

Leslie mengikuti desainer itu ke sebuah ruangan dan tersentak. Baju-baju pernikahan yang ada di sini ternyata tidak sekuno seperti yang ia bayangkan. Mata Leslie terpaku pada sebuah gaun berwarna putih.

"Aku ingin mencoba ini," ucap Leslie.

Desainer dan orang-orang yang bekerja di sana langsung membantu Leslie memakai gaun itu. Leslie melihat dirinya di cermin dan terpana. Gaun itu sangat cocok untuknya walaupun ada beberapa bagian yang longgar.

 Gaun itu sangat cocok untuknya walaupun ada beberapa bagian yang longgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisakah kalian menjahit beberapa bagian di sini?" tanya Leslie.

"Baik nona,"

Leslie membuka pintu ruangan itu dan melihat Lucius. "Lucius, bagaimana menurutmu?"

Lucius terdiam sejenak. Leslie terlihat sangat cantik ketika memakai gaun itu. Lucius jadi tidak rela jika ada orang lain yang melihat Leslie. "Kau cantik sekali. Apakah kau memilih gaun itu?"

"Ya, aku sangat menyukai gaun ini!" pekik Leslie.

Lucius berdiri. "Pilihkan setelan yang cocok dengan gaun ini untukku,"

Desainer itu mengangguk. Leslie kemudian mengganti bajunya dan melihat Lucius yang sedang mengurus pembayaran. Setelah ia selesai, Lucius dan Leslie berjalan ke kereta kuda. Lucius mengusap-usap wajahnya dengan kasar.

"Kau terlihat cantik sekali, aku jadi tidak rela jika ada orang lain yang melihatmu,"

Leslie tertawa kecil. "Mana mungkin mereka berani mengambilku dari dirimu,"

Lucius tertawa kecil. "Tentu saja,"

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang