40. Pernikahan

3.3K 459 5
                                    

Leslie membuka matanya. Semalam, ia tidak bisa tidur dengan tenang. Ia mengingat kata-kata Mia dan ia juga merasakan hal itu. Leslie terus bertanya pada dirinya sendiri apakah menikah dengan Lucius adalah keputusan yang tepat.

"Nona, apakah anda sudah bangun?"

"Sudah," jawab Leslie.

Pintu kamarnya kemudian terbuka dan beberapa pelayan sudah siap dengan perlengkapan mereka. Amber menatap Leslie dengan senyuman yang cerah. "Nona, kami akan membantu anda untuk menyiapkan diri,"

"Panggil saja aku Leslie, Amber," ucap Leslie.

Amber tidak menghiraukan kata-kata Leslie. Ia dan beberapa pelayan lain menyiapkan air hangat di bak mandi dengan beberapa wewangian. Leslie melihat itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tentu saja, hari ini adalah hari pernikahannya jadi pasti mereka berusaha lebih keras agar Leslie terlihat sempurna.

"Amber, apakah Lucius sudah bangun?" tanya Leslie.

Amber mengangguk sambil menyabuni tangan Leslie. "Aku dengar tuan tidak bisa tidur semalaman. Sepertinya dia tidak sabar untuk hari ini,"

Leslie tertawa kecil. Ternyata Lucius juga merasakan kegugupan yang sama. Setelah Leslie selesai mandi, para pelayan itu mulai menggunakan beberapa produk kecantikan di tubuh Leslie. Leslie hanya diam dan membiarkan mereka melakukan tugas.

Salah satu pelayan membawakan gaun yang akan Leslie gunakan. Saat Leslie menggunakan gaun itu, dia tersenyum tipis. Gaunnya sudah pas dengan ukuran tubuhnya. Ia juga terlihat sangat cantik dengan riasan di wajahnya. Tidak sia-sia Lucius memanggil penata rias yang terkenal di kerajaan Shidor.

"Nona, kau terlihat cantik sekali," puji Amber.

Leslie tersenyum kaku. "Ah, rasanya baru kemarin kita bertemu. Tapi sepuluh tahun itu terasa sangat cepat,"

Amber memutar matanya. "Tentu saja terasa cepat, nona menghabiskan enam tahun untuk tidur panjang,"

Leslie terkekeh. Ia berjalan dengan anggun ke tempat pernikahan. Sudah ada banyak sekali tamu yang datang. Leslie bisa melihat keenam teman saintessnya yang sedang mengobrol. Dia tersenyum melihat Hardy dan Victoria yang sedang menggendong anak mereka.

"Leslie, apakah kau sudah siap?"

Leslie menoleh dan melihat Lucius yang menggunakan setelan berwarna hitam. Leslie terpana melihat itu, aura laki-laki itu tiba-tiba berubah. "Aku sudah siap," jawabnya.

"Ayo kita mulai sekarang," bisik Lucius.

Leslie dan Lucius berjalan ke altar pernikahan. Tentu saja pernikahan yang ada di sini berbeda dengan yang ada di dunia manusia. Semua orang melihat tokoh utama dalam acara pernikahan ini dengan tatapan takjub.

Mereka berdua berhenti tepat di hadapan pendeta. Lucius menghembuskan napasnya dengan kencang. "Atas nama para roh, aku Lucius Sullivan, berjanji menemani Leslie baik dalam keadaan baik dan buruk, hingga aku menghembuskan napas terakhirku,"

Leslie mengernyit mendengar janji pernikahan itu, tapi mau tidak mau, dia juga harus mengucapkannya. "Atas nama para roh, Aku Leslie, berjanji menemani Lucius Sullivan baik dalam keadaan baik dan buruk, hingga aku menghembuskan napas terakhirku,"

"Atas nama para roh, janji suci pernikahan kalian telah diberkati,"

Semua orang bertepuk tangan. Lucius dan Leslie melihat satu sama lain dengan tatapan malu. Lucius menarik dagu Leslie dan mencium bibir gadis itu. Setelah beberapa detik, Leslie langsung melepaskannya karena malu.

"Sekarang kita sudah sah menjadi suami istri, Leslie," goda Lucius.

Leslie mencubit pinggang Lucius. "Jangan katakan hal itu sekarang!"

"Wah, Leslie! Akhirnya kamu menikah juga! Sekarang kita tinggal menunggu Calvin dan Julia," pekik Mia.

Gabriel tersenyum tipis. "Selamat atas pernikahanmu, Leslie,"

"Pasangan yang paling drama akhirnya menikah juga. Setelah ini kau jangan tidur panjang lagi ya, Leslie," celetuk Calvin.

Alex menyenggol bahu Calvin. "Apakah kau tak sadar bahwa sebenarnya kau dan Julia yang merupakan pasangan paling drama?"

Leslie mengedarkan pandangannya dan terkejut melihat seseorang yang sangat ia tahu. Dengan cepat Leslie menghampiri orang itu. "Ayah? Apa yang ayah lakukan di sini?"

Elyon hanya mengangkat bahunya. "Memangnya tidak boleh? Aku ini ayahmu,"

Lucius menyusul Leslie dan melihat gadis itu sedang berbicara dengan laki-laki. Ia langsung menarik tangan Leslie dan memegang pinggang Leslie dengan posesif.

"Wah, posesif sekali," sindir Elyon.

Leslie meringis mendengar itu. "Lucius, perkenalkan dia adalah ayahku, Elyon, roh bulan,"

Lucius mendelik. "Ayah mertua?"

"Leslie! Ternyata berkat yang aku berikan padamu berhasil! Akhirnya di kehidupan ini kau bisa menikah. Apalagi suamimu sangat tampan," ucap Medeina yang tiba-tiba muncul.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" pekik Leslie.

"Kami hanya menghadiri pesta pernikahan keponakan kami, memangnya tidak boleh?" tanya Aeolus.

Lucius melihat delapan roh itu. "Jadi kalian adalah delapan roh? Sudah aku duga ternyata sifat kalian aneh,"

Nyx yang melihat Lucius tertegun sesaat sebelum menormalkan ekspresinya. "Kami ini hanya bertugas untuk menjaga alam, jadi tentu saja kami punya sifat seperti manusia,"

"Selamat ya Leslie," ucap Divona. Leslie mengangguk dan tersenyum.

"Jika terjadi apa-apa kau bisa memanggil kami lewat kalung itu. Nanti Medeina akan menyampaikan keadaanmu ke kami," ucap Liza.

"Akhirnya kau menikah juga, Leslie,"

Leslie menoleh dan melihat Hardy. "Tentu saja. Kamu pikir hanya kamu yang bisa menikah?"

Victoria memegang tangan Leslie. "Nyonya, terima kasih sudah mematahkan kutukan keluarga Nevil, kami sangat berhutang padamu,"

"Tidak apa, memang itulah tujuanku berada di dunia ini," jawab Leslie.

Mereka berdua duduk di kursi dan Lucius menoleh. "Ternyata kau memang tak bisa lepas dariku,"

Leslie tertawa. "Karena kau seperti racun dan sayangnya aku kecanduan dengan racun itu,"

*

well yeah, belum selesai sampe sini. masih ada extra 10 chapter lagi

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang