Leslie duduk dan berdoa kepada para roh. Dalam lubuk hatinya, Leslie ingin bertemu dengan para roh yang lain. Ia penasaran bagaimana wujud mereka yang sebenarnya. Leslie memandang patung roh kegelapan dengan saksama, ia tak menduga bahwa ia pernah bertemu dengan roh kegelapan.
"Kau datang kembali, Leslie,"
Leslie menoleh dan melihat Albert. "Pendeta Albert! Apakah kau tidak bisa memberitahuku bagaimana cara mematahkan kutukan Lucius?"
Albert menggeleng. "Saat kau sudah berumur 17 tahun maka aku akan memberitahumu,"
"Ulang tahunku itu sudah sangat dekat, bahkan kurang dari enam bulan. Apakah kau benar-benar tak mau memberitahuku?"
"Tidak,"
Leslie menunduk dan meneteskan air matanya. "Aku tak akan kembali ke sini apabila kau tak mau memberitahuku bagaimana cara mematahkan kutukannya,"
Albert mendengus. "Kau membuatku tak mempunyai pilihan,"
"Karena itulah beritahu aku! It's not that fucking hard!" tanpa sadar Leslie menggunakan bahasa yang hanya ada di bumi.
"Jika begitu, dengarlah aku baik-baik, aku tak akan mengulang ini," Albert berdehem. "Kau harus menikah dengan Lucius, hanya itulah satu-satunya cara untuk mematahkan kutukan keluarga Sullivan. Setelah kau mematahkan kutukan keluarga Nevil dan Sullivan, maka kedua keluarga itu akan hidup dengan normal,"
Leslie menganga. "Memangnya dia mau menikah denganku? Kau ini jika bicara jangan aneh-aneh ya. Aduh!"
"Hanya itu satu-satunya cara, Leslie. Aku yakin kau juga sudah tertarik dengan Lucius bukan? Takdirlah yang akan menuntunmu untuk mematahkan kutukan keluarga Sullivan. Untuk mematahkan kutukan keluarga Nevil kau hanya perlu memberikan mereka darahmu," kata Albert.
Leslie memegang kepalanya frustasi. "Aku memang tertarik dengan Lucius, tapi mana mungkin Lucius tertarik denganku? Temannya, Arrie Hoodle bahkan jauh lebih cantik dibandingkan diriku,"
"Kau tak mengetahui perasaannya, tapi aku yakin takdir sudah mulai menuntunmu. Buktinya, kau tidak tertarik kepada Hardy, padahal gadis seumuranmu lebih tertarik kepada Hardy dibandingkan Lucius,"
"Yah, itu benar sih,"
"Aku pergi dahulu, ada tugas yang harus aku selesaikan," ujar Albert lalu meninggalkan Leslie.
Leslie mengacak-acak rambutnya. 'Yang benar saja, masa aku harus menikah dengan Lucius?!'
"Mora, antarkan aku ke toko yang menjual belati,"
*
Leslie memandang belati yang telah ia beli dengan senang. 'Aku yakin Lucius akan menyukai belati ini,'
Leslie meletakkan belati itu di tasnya dan membersihkan dirinya. Ia memakai baju tidur dan merebahkan badannya. "Ah, lelah sekali,"
Leslie memegang kedua kalung yang diberikan oleh Hardy. "Mengapa laki-laki ini sangat suka memberiku kalung?"
"Karena kau dapat menyembunyikan kalung itu dengan bajumu, jika aku memberimu gelang atau cincin, itu akan terlihat mencolok,"
Leslie dengan sigap berdiri dan melihat Hardy yang berdiri di depan kamarnya. 'Ah, aku lupa menutup pintu kamar,'
"Bolehkah aku masuk?" tanya Hardy.
"Silahkan,"
Leslie duduk berhadapan dengan Hardy. "Jadi apakah kau sudah mengetahui cara mematahkan kutukan Lucius?"
Leslie mengangguk lesu. "Ini sangat gila, tapi satu-satunya cara mematahkan kutukan Lucius adalah menikah dengannya,"
"Sudah aku duga," celetuk Hardy.
"Apa maksudmu?"
"Aku sering mendengar dari para pelancong bahwa kau akan menikah dengan Lucius," jawab Hardy.
Wajah Leslie memerah. "B-benarkah? Aku tidak menyangka mereka lebih tahu lebih dulu,"
Hardy menatap gestur Leslie. "Cara dudukmu kini seperti bangsawan, apa yang terjadi?"
"Lucius memanggil guru untuk mengajarkanku etika dalam kehidupa bangsawan. Sejujurnya ini sangat melelahkan. Lucius bahkan mengatakan bahwa aku harus berperilaku seperti bangsawan di mana pun aku berada," keluh Leslie.
Beberapa pelayan kemudian memasuki kamar Leslie dan meletakkan beberapa kue serta teh di meja. Leslie memandang kue-kue itu dengan mata berbinar. Tanpa basa-basi Leslie segera menyicipi salah satu kue itu.
"Enak sekali! Di mana kau membeli ini, Hardy?"
"Akhir-akhir ini ada salah satu koki yang baru bekerja. Ternyata ia sangat handal dalam membuat makanan sejenis ini," jawab Hardy.
Leslie mengangguk-angguk dan menghabiskan kue itu. "Ah, aku jadi ingin menemui yang membuat kue ini!"
Leslie berlari meninggalkan Hardy dan berjalan ke dapur untuk mencari koki itu. Leslie ingin menanyakan resep untuk membuat makanan itu.
"Halo?"
Leslie berjalan di dapur dan terkejut ketika melihat cincin yang memiliki simbol keluarga Murray. Marquis Murray adalah seseorang yang sangat hebat, ialah yang membantu Arrie, Felix, dan Lucius dalam bayangan. Sayangnya, Marquis Murray tak bisa membantu mereka bertiga lolos dari kematian karena ia hanya membantu mereka dalam bayangan.
"Siapa yang mempunyai cincin keluarga Murray? Dilihat darimana pun ini tampak asli," Leslie memutar-mutar cincin itu.
"Ah!"
Leslie mendengar suara perempuan yang memekik tertahan.
"Maaf, tapi cincin itu adalah milikku," ujarnya.
Leslie segera mengembalikan cincin itu. "Apakah kau anak dari Marquis Murray? Mengapa kau menyamar menjadi koki di sini?"
Wajah perempuan itu memucat mendengar kata-kata Leslie. "B-bagaimana kau bisa tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucius's Poison [END]
Fantasia[Sudah terbit dengan alur cerita yang berbeda] 'Ada yang aneh,' Leslie membuka matanya yang terasa berat. Ia terus mengedipkan matanya hingga akhirnya ia tersadar sepenuhnya. Leslie menoleh dengan panik, ia menyadari bahwa dia sedang berada di sebua...