Leslie menoleh ke arah Lucius. "Apa yang kau katakan tadi?"
"Bukan apa-apa,"
Leslie hanya mengangguk pelan. Ia sedang malas berbicara sekarang. Ia terus teringat kejadian yang memalukan itu. Leslie kemudian segera mencuci tempat makannya dan hendak pergi dari sana tapi tangan kecil Lucius menahannya.
"Bacakan buku dongeng untukku,"
Leslie mengernyit. "Bukankah itu tugas Amanda?"
"Amanda sedang sakit. Kini kau yang bertugas untuk mengurusku," jawab Lucius.
Leslie mendesah pelan. "Aku harap nyonya Sullivan menaikkan gajiku,"
"Aku akan memberitahu ibu," sahut Lucius.
Leslie mendelik. "Jangan! Yang ada nyonya Sullivan akan memecatku dari sini. Jika aku dipecat, di mana aku akan bekerja? Masa aku harus bekerja di mansion Hardy Nevil?"
Leslie bisa merasakan tangan Lucius yang semakin erat mengenggam tangannya. "Jangan pernah dekati Hardy Nevil!"
Leslie memandang Lucius remeh. "Siapa kau melarangku? Lagi pula hanya dia baik denganku. Di buku juga dia diceritakan sebagai laki-laki yang baik," gerutu Leslie.
Hardy Nevil adalah salah satu karakter pendukung yang ada di buku itu. Dia digambarkan sebagai laki-laki yang baik namun ia memiliki masalah pada keluarganya. Entah mengapa, setiap penerus keluarga Nevil akan mengalami masalah rumah tangga. Mulai dari perselingkuhan, pembunuhan, tidak saling mencintai, dan masih banyak lagi. Countess Nevil alias ibu dari Hardy Nevil, meracuni suaminya karena ia cemburu karena Count Nevil berbicara dengan seorang perempuan cantik. Akhirnya Countess Nevil menerima hukuman mati atas perbuatannya.
"Apapun alasannya, kau tidak boleh mendekati Hardy Nevil!" pekik Lucius.
Leslie memutar matanya. "Bodo amat,"
Mereka akhirnya tiba di kamar Lucius. Leslie berdecak kagum ketika memasuki kamar itu. Kamar itu didominasi warna emas dan putih. Kamar itu juga sangat luas. Bahkan Leslie heran ketika melihat ranjang yang sangat besar itu. Badan Lucius itu sangat kecil dan mereka memberinya ranjang yang besarnya tidak masuk akal.
"Lucius, mengapa tubuhmu ini pendek sekali?"
Lucius menoleh dan menatap Leslie datar. "Tunggu sepuluh tahun lagi dan aku akan melampaui tinggimu,"
"Aku tidak yakin masih di sini setelah sepuluh tahun, mungkin saja aku sudah akan menikah dan tinggal di rumah suamiku," balas Leslie.
"Memang siapa yang mau menjadi suamimu?" tanya Lucius meremehkan.
Leslie berpikir sejenak. "Ada banyak pelayan laki-laki yang sering melirik-lirikku. Lalu Hardy Nevil juga tampak mendekatiku. Entahlah, jika aku tidak memiliki mata kutukan ini mungkin aku sudah memiliki pacar sekarang,"
Lucius merebahkan tubuhnya di ranjang. "Ayo bacakan aku sebuah dongeng,"
Leslie mengangguk dan mengambil sebuah buku dongeng. Ia membuka buku dongeng itu dan mulai membacanya. Satu jam kemudian berlalu, namun tampaknya Lucius masih membuka matanya dengan tenang.
"Kapan kau akan tertidur? Aku sudah membaca sepuluh cerita untukmu!" pekik Leslie sambil membanting buku dongeng itu.
Lucius melirik Leslie. "Aku memang selalu kesulitan untuk tidur di malam hari. Kalau tidak salah, dokter bilang aku mengidap insomnia,"
Leslie mendengus. "Kalau begitu aku akan pergi. Aku sudah sangat mengantuk,"
"Jangan," Lucius mengenggam tangan Leslie. "Kau tidur saja di sini,"
"Uh.. baiklah,"
Leslie sudah sangat mengantuk dan tidak dapat memikirkan apapun. Ia segera merebahkan badannya di sebelah Lucius dan langsung tertidur. Lucius memandang wajah Leslie dan mengecup bibir gadis itu.
"Selamat tidur, sayang,"
*
"Sh*t! Apa yang aku lakukan!" pekik Leslie tertahan.
Leslie memeluk laki-laki itu dan tampaknya Lucius pun nyaman berada di pelukannya. Leslie memasang wajah jijik. Sial, dia merasa seperti pedofil sekarang.
'Maafkan aku Tuhan,'
Leslie dengan cepat beranjak dari tempat tidur Lucius dan membuka pintu dengan perlahan. Leslie bersyukur karena ia memiliki kebiasaan untuk bangun pagi. Leslie melirik jam di dinding dan tampaknya sekarang masih pukul empat pagi. Leslie sangat terkejut ketika mengetahui bahwa di dunia ini sudah ada listrik dan tentunya Leslie sangat bersyukur karena hal itu.
"Leslie, kau habis ke mana?! Sial, aku panik sekali karena lampu di kamarmu tidak hidup dan aku tahu kau selalu tidur dengan lampu hidup," tanya Amber.
Leslie mendelik ketika melihat Amber yang tiba-tiba sudah berada di depannya. Leslie tertawa gugup. "Haha, um. Aku tidur di kamar Lucius,"
"Hah?!"
"Sshh! Aku sangat mengantuk dan tanpa sadar aku malah tertidur di kamar Lucius! Amber, aku merasa seperti pedofil sekarang! Huhu aku sangat berdosa," racau Leslie.
Amber malah tertawa. "Leslie, bagaimana jika Lucius adalah jodohmu?"
Leslie menggeleng. "Aku memang menyukai laki-laki yang lebih muda, tapi bukan berarti aku akan menyukai laki-laki yang lima tahun lebih muda dariku!"
Amber terdiam sejenak. "Entah mengapa aku merasa Lucius menyukaimu, Leslie,"
"Tentu saja! Kau dan Duchess Sullivan juga menyukaiku. Hanya kalian bertiga di rumah ini yang menyukaiku," jawab Leslie.
"Bukan begitu maksudku, Leslie,"
"Leslie! Amber! Bisakah kalian pergi ke pasar selatan?" tanya Zora, salah satu koki yang ada di sana.
Ah, Leslie lupa. Para pelayan yang bekerja di dapur tidak pernah memusuhinya. Bahkan mereka sering memberikan makanan lebih untuk Leslie. Zora adalah salah satu dari mereka. Zora lah yang pertama kali memperlakukan Leslie dengan baik diantara pelayan yang bekerja di dapur.
"Pasar selatan? Bukankah itu lumayan jauh? Apa yang ingin kau beli, Zora?" tanya Amber.
"Ada bumbu yang hanya dijual di pasar selatan. Ini daftar bumbu yang harus kau beli," Zora memberikan sebuah catatan kepada Amber.
Amber membaca daftar itu dan mengangguk. "Baiklah. Berarti kami harus menaiki kereta kuda ke sana?"
"Tentu saja. Patrick akan mengantar kalian,"
"Oke, kalau begitu kami pergi dahulu ya,"
Amber menarik tangan Leslie menuju tempat kereta kuda berada. Tentu saja kereta kuda untuk pelayan dan bangsawan itu berbeda.
"Patrick! Antar kami ke pasar selatan!" ucap Amber.
"Baik!" jawab Patrick.
Leslie menatap Patrick yang langsung berdiri dari tempatnya. Tampaknya Patrick berumur sekitar dua puluh tahun.
Amber menoleh ke arah Leslie. "Nah Leslie, sekarang aku akan menunjukkan padamu bagaimana indahnya dunia luar!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucius's Poison [END]
Fantasy[Sudah terbit dengan alur cerita yang berbeda] 'Ada yang aneh,' Leslie membuka matanya yang terasa berat. Ia terus mengedipkan matanya hingga akhirnya ia tersadar sepenuhnya. Leslie menoleh dengan panik, ia menyadari bahwa dia sedang berada di sebua...