12. Sejarah Dua Keluarga

5.3K 795 1
                                    

Jangan lupa divote ya!

*

"Dahulu, ada seorang perempuan yang menikah ke keluarga Sullivan. Tapi suaminya tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Perempuan itu sangat muak dengan suaminya sehingga ia berusaha mencari pelarian. Suatu hari, perempuan itu bertemu dengan laki-laki yang berasal dari keluarga Nevil. Mereka berdua jatuh cinta, dan laki-laki dari keluarga Nevil itu terus membujuk perempuan itu agar melarikan diri dari suaminya. Sayangnya, perempuan itu menolak dan memilih tetap tinggal. Nasib perempuan itu tidak pernah membaik, suaminya masih memperlakukannya dengan buruk. Laki-laki itu tidak terima karena perempuan itu tetap tidak diperlakukan dengan baik," jelas Albert.

Leslie mengernyit. "Jadi kedua keluarga itu memang sudah terhubung sejak awal?"

Albert mengangguk. "Akhirnya, laki-laki itu menculik sang perempuan. Suaminya yang mengetahui hal itu sangat marah. Akhirlah terjadi perang antara kedua keluarga itu yang terjadi selama bertahun-tahun. Para roh yang marah karena perang itu akhirnya mengutuk keluarga Nevil karena laki-laki itu telah menghancurkan rumah tangga keluarga Sullivan. Para roh juga mengutuk keluarga Sullivan dan memberinya umur yang pendek agar bisa menghargai hidup dan orang lain. Perempuan itu kemudian meninggal karena sakit yang ia derita. Setelah itu permusuhan keluarga Nevil dan Sullivan terus berlanjut,"

"Itu.. tragis sekali," Leslie bergidik.

"Yah.. dan akhirnya kamu datang,"

Leslie memandang patung-patung para roh itu. Leslie tidak menyangka ternyata kutukan keluarga itu saling berkaitan.

"Lalu apa yang bisa aku lakukan untuk mematahkan kutukan itu?"

Albert tersenyum. "Aku rasa aku akan memberikanmu jawabannya setelah kau dewasa,"

Leslie cemberut. "Kini aku juga sudah dewasa!"

"Tidak, kau masih remaja. Sekarang kembalilah dan jalani hidupmu dengan baik. Tidak usah mempedulikan orang-orang di wilayah utara," ucap Albert.

"Hmm.. baiklah. Pendeta Albert, aku akan pulang," pamit Leslie.

Leslie kemudian segera pergi dari ruangan itu. Ia melihat ke sekitar dan bingung karena tidak menemukan Mora. Leslie terus menoleh ke sekitar namun ia tetap tidak menemukan Mora.

"Ke mana gadis itu pergi?"

Leslie berjalan keluar dari kuil dan menyadari bahwa kuil itu terletak dekat dengan sungai.

"Aku akan menunggu di sini sampai Mora kembali," putus Leslie.

Leslie kemudian duduk di salah satu kursi yang berada dekat dengan sungai itu. Ia memandang aliran sungai yang deras. Leslie kembali memikirkan Lucius.

"Aku harus minta maaf padanya,"

Alur novel ini memang menyedihkan. Lucius meninggal karena terkena kutukan itu, Arrie meninggal karena diracun, sedangkan Felix meninggal karena dibunuh. Dulu, Leslie memaki-maki penulis yang membuat cerita itu karena akhir yang tragis itu.

Leslie berpikir sejenak. "Aku pasti bisa mengubah alur cerita ini. Walaupun sejak awal alur novel ini sudah berubah sejak aku datang,"

Leslie menatap sungai dan terkejut ketika melihat anak balita yang terjatuh. Leslie segera berlari dan menangkap anak itu. Arus sungai yang deras membuat Leslie kesusahan.

"Tolong!" teriak Leslie.

Leslie akhirnya berhasil mendekap anak itu. Tangan kanan Leslie memegang sebuah batu dan tangan kirinya mendekap anak itu.

"Peluk aku yang erat," perintah Leslie dan pelukan anak itu semakin mengencang.

Orang-orang mulai berdatangan dan berusaha mencari bantuan. Leslie menduga bahwa sungai ini memiliki kedalaman dua hingga tiga meter. Anak di dekapan Leslie mulai menangis dengan kencang.

"Nona! Pegang tali ini!"

Leslie menangkap tali yang dilemparkan oleh salah satu warga. Leslie meringis ketika menyadari bahwa tangannya terluka karena menahan badannya agar tak terseret arus. Leslie mendesah lega ketika akhirnya mereka sampai di tepi sungai.

"Ashley!"

Anak bernama Leslie itu segera bangun dan memeluk ibunya. Leslie memandang ibu dan anak itu lalu tersenyum. Ia merebahkan badannya di rumput dan menatap langit.

"Siapa sangka ternyata bertahan di arus deras seperti itu adalah hal yang sulit," celetuk Leslie.

"Nona!" pekik Mora.

Mora membantu Leslie untuk duduk. "Maaf nona! Jika saja saya tidak pergi mungkin nona tidak akan terluka," sesal Mora.

Leslie menggeleng. "Tidak apa, lagi pula aku pernah terluka lebih berat daripada ini,"

"Terima kasih nona! Bila tidak ada nona mungkin aku sudah kehilangan anakku," ucap ibu itu.

Ashley memandang Leslie dan menunduk. "Terima kasih, nona,"

Leslie tertawa kecil. "Aku rasa semua akan melakukan itu jika ada seseorang yang tenggelam,"

"Nona, ayo kita pulang. Kita harus segera mengobati luka di tangan anda," ujar Mora.

Leslie bangkit dan berdiri. "Baiklah, ayo kita pulang,"

*

Leslie meringis ketika tangannya diobati oleh Mora. Pelayan-pelayan lain juga mengganti bajunya dan mengeringkan rambutnya.

"Nona, lain kali jangan sembarangan seperti itu. Mungkin saja nona bisa kehilangan nyawa," tegur Mora.

Leslie meringis. "Tapi anak itu yang akan kehilangan nyawanya jika aku terlambat menyelamatkannya,"

"Ck, kau baru sehari di sini tapi banyak sekali yang sudah kau buat,"

Leslie menoleh dan melihat Hardy. Leslie hanya tersenyum tanpa rasa bersalah. Para pelayan itu kemudian segera pergi setelah menyelesaikan pekerjaan mereka.

"Aku dengar tadi kau pergi ke kuil. Kau pasti sudah mendengar tentang kaitan kutukan keluargaku dan keluarga Sullivan," ujar Hardy.

Leslie mengangguk. "Itu sangat tragis,"

"Mau bagaimana lagi, leluhurku itu buta oleh cintanya. Kini seluruh keturunannya harus menanggung kutukan itu,"

"Tenang saja, Hardy. Aku pasti bisa mematahkan kutukan keluargamu," jawab Leslie yakin.

Hardy tersenyum dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru muda. Leslie menatap kotak itu dengan bingung.

"Selamat ulang tahun yang ke enam belas! Aku tahu ulang tahunmu sudah lewat, namun aku baru bisa mengucapkannya sekarang," ucap Hardy.

Leslie memandang Hardy dengan tatapan terharu. "Aku bahkan tidak ingat ulang tahunku sendiri. Terima kasih, Hardy,"

Hardy menyerahkan kotak itu ke Leslie. Leslie dengan perlahan membukanya dan terkejut ketika melihat sebuah kalung yang berisi liontin. Hardy membantu memasangkan kalung itu ke leher Leslie.

"Ini sangat cantik, Hardy! Lalu, sebenarnya kapan ulang tahunku?"

"Tepat dua bulan yang lalu, aku juga mengetahui itu setelah mendapat dokumen-dokumen itu," jawab Hardy.

'Ternyata ulang tahun Chloe tidak jauh berbeda dengan ulang tahunku,'

"Oh iya, Lucius hanya mengizinkanmu menginap di sini selama satu hari. Besok kau sudah harus kembali ke wilayah utara,"

Wajah Leslie yang tadinya ceria menjadi cemberut. "Dasar bocah itu!"

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang