Leslie tersenyum riang. "Tidak sembarang orang bisa menggunakan simbol keluarga bangsawan,"
Ia menunduk. "Aku adalah Victoria Murray, aku sedang mencari adikku yang sedang kabur. Namun aku tidak bisa terang-terangan menunjukkan bahwa aku sedang mencari adikku, karena itulah aku menyamar menjadi koki,"
Leslie menepuk bahu Victoria. "Kau bisa meminta tolong pada Hardy Nevil. Aku yakin dia akan membantumu mencari adikmu,"
"Benarkah?"
Leslie mengangguk untuk meyakinkan Victoria. "Aku tahu Hardy tidak akan memanfaatkanmu. Dia bukanlah orang yang seperti itu,"
"Jika kau mau, aku bisa membantumu untuk mencari adikmu, nona Murray," sahut Hardy.
Victoria mendesah, penyamarannya sudah gagal. "Baiklah, aku menerima bantuanmu,"
Hardy memandang ke penjuru ruangan. "Lebih baik kita berbicara di tempat lain, sangat riskan membahas hal seperti itu di sini,"
Mereka berdua kemudian berjalan pergi dari dapur. Leslie mendengus, ia gagal mendapatkan resep masakan Victoria. "Seharusnya aku menanyakan resep itu terlebih dahulu,"
Leslie memang sengaja menyuruh Victoria untuk meminta bantuan kepada Hardy. Di novel, Arrie sering sekali membicarakan mereka karena mereka mendapat predikat pasangan paling romantis. Sayangnya, Hardy enggan untuk menikah dengan Victoria karena kutukan keluarganya. Saat membaca itu, Leslie juga kecewa dengan Hardy.
"Semoga kali ini mereka bisa menikah karena ada aku yang akan mematahkan kutukan keluarga Nevil!" pekik Leslie.
*
Tanpa sadar, hari berlalu dengan sangat cepat. Hari ini adalah ulang tahun Lucius. Leslie tak bisa berhenti memikirkan bagaimana reaksi Lucius ketika ia memberikan belati itu kepada Lucius.
"Semoga saja dia menyukai bentuk belati ini," gumam Leslie.
Leslie merapikan rambutnya yang tergerai. Ia segera melangkah keluar dari kamarnya dan menuju kamar Lucius. Para pelayan sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Lucius. Leslie tersenyum kecil, setidaknya saat ia pergi dari sini masih banyak yang akan memperhatikan Lucius.
Leslie membuka pintu kamar Lucius dengan perlahan. Ia membuka gorden agar sinar matahari bisa masuk ke kamar Lucius.
"Ngh,"
"Selamat ulang tahun, Lucius," ucap Leslie sambil mengacak rambut Lucius.
Lucius tersenyum. "Kau orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku,"
"Itu karena aku adalah orang istimewa," sahut Leslie sombong.
"Ya, kau adalah orang yang istimewa," Lucius mencium pipi Leslie.
Leslie mengambil belati yang ia letakkan di kantong. "Ini hadiah untukmu,"
Lucius mengambil belati itu dengan mata berbinar. "Ini bagus sekali! Aku akan memakainya seumur hidupku!"
"Ya, ya, lebih baik kau mandi terlebih dahulu, aku akan merapikan kamarmu,"
Lucius segera pergi untuk mandi. Leslie dengan cepat membersihkan kamar Lucius. Lucius tidak mau kamarnya dibersihkan oleh pelayan lain. Leslie yang harus melakukan hal itu.
"Syukur saja dia menyukai belati itu," desah Leslie.
Leslie meninggalkan kamar Lucius dan menuju dapur untuk melihat kue ulang tahun yang sudah dibuat oleh Zora. Leslie memandang kue ulang tahun itu dengan kagum.
"Apakah kalian baru membuatnya pagi ini?" tanya Leslie.
"Tentu saja! Kami bangun pukul tiga pagi agar kue ini terlihat sempurna!" jawab Zora.
"Leslie! Bagaimana reaksi tuan ketika kau memberikan belati itu?" ucap Amber.
Leslie tertawa. "Ia sangat senang, ia juga mengatakan bahwa ia akan memakai belati itu seumur hidupnya, walaupun aku tidak yakin dengan hal itu,"
Amber menyenggol bahu Leslie. "Apakah kau masih memikirkan cara mematahkan kutukan Lucius?"
"Ugh! Tentu saja! Aku tidak menduga kalian semua telah mengetahui hal itu lebih dahulu daripada diriku! Kenapa kau tidak langsung memberitahuku, Amber?"
Amber menggaruk kepalanya. "Aku tidak yakin kau akan tetap berada di sini jika aku mengatakan hal itu kepadamu, syukurlah kini kau sudah menyukai Lucius, bukan?"
"Tapi tetap saja rasanya aneh ketika kau harus menikahi laki-laki yang usianya lebih kecil darimu, apalagi dia adalah bangsawan dan aku adalah orang biasa,"
"Kau ini anak dari roh bulan, Leslie!"
"Tapi ayah dan ibu kandungku adalah orang biasa," sahut Leslie.
Amber memutar matanya. "Aku akan mengantarkan ini ke ruang makan, apakah kau ikut?"
"Lebih baik tidak, tidak ada yang menyukaiku di sini," kata Leslie sambil tersenyum pahit.
Satu-persatu pelayan mulai meninggalkan dapur. Leslie berjalan mengikuti mereka ke ruang makan. Leslie mengintip Lucius yang kini sedang meniup lilin. Semua pelayan bersorak ketika api itu padam.
"Aku rasa tempatku memang bukan di sini," Leslie segera pergi dari ruang makan.
Lucius yang baru selesai meniup lilin itu tersenyum. Ia memandang seluruh wajah pelayan dan menyadari bahwa Leslie tidak ada. 'Dimana Leslie?'
"Tuan, kenapa tuan terlihat bingung?"
Lucius terkejut. "Dimana Leslie?"
Saat dua kata itu meluncur dari mulut Lucius, ruangan yang tadinya ramai menjadi hening. Lucius menjadi salah tingkah melihat reaksi mereka, apalagi tatapan mereka yang berubah menjadi tatapan benci.
"Untuk apa tuan mencari gadis itu?"
"Dia adalah pelayan pribadiku, memangnya kenapa bila ia berada di sini?" tanya Lucius.
"Lebih baik tuan memecat gadis itu. Dulu ia sudah membawa bencana ke wilayah utara, tuan!"
Lucius mengernyit. "Itu karena para pelayan sempat menganiayanya, itu hukuman yang pantas untuk kita karena lalai dalam menjaga anak dari roh bulan,"
"Tidak usah memikirkannya, tuan. Gadis itu memang sudah harus mengetahui tempatnya sejak awal,"
"Aku juga mendengar bahwa ia menggoda Hardy Nevil untuk mendapatkan harta!"
Saat itulah Lucius tahu, bahwa mereka memang sangat membenci Leslie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucius's Poison [END]
Fantasy[Sudah terbit dengan alur cerita yang berbeda] 'Ada yang aneh,' Leslie membuka matanya yang terasa berat. Ia terus mengedipkan matanya hingga akhirnya ia tersadar sepenuhnya. Leslie menoleh dengan panik, ia menyadari bahwa dia sedang berada di sebua...