46. Keinginan Leticia

3K 458 3
                                    

Leslie menatap wajah Leticia yang sudah tertidur tenang. Kini Leticia sudah berumur tiga tahun, dan anak itu sama sekali tidak bisa diam. Dia akan berlarian ke setiap sisi yang ada di mansion dan berbicara tanpa henti.

"Kini, kita bisa tenang, Leslie," Lucius menyandarkan badannya di sofa.

Leslie tersenyum lelah. "Aku mengubah pikiranku. Aku rasa aku tidak akan memiliki anak lagi. Aku tidak bisa membayangkan jika harus merawat dua Leticia,"

Lucius mengangguk setuju. "Bahkan banyak pengasuh yang menyerah merawat Leticia. Leticia memang anak yang baik, sayangnya dia terlalu banyak bergerak dan terlalu banyak bicara,"

Leslie menarik tangan Lucius dan keluar dari kamar Leticia. Leslie menutup pintu kamar Leticia tanpa suara. Ia kemudian berjalan ke kamarnya dan Lucius. Lucius merebahkan badannya di ranjang dan mendesah.

"Aku heran mengapa Zander betah sekali bermain dengan Leticia. Saat Leticia berbicara dia hanya mengangguk-angguk dan mengikuti Leticia. Aku salut dengan kesabaran anak itu,"

"Mungkin saja Zander merasa Leticia adalah orang yang cocok bersamanya. Zander adalah tipe anak yang tidak banyak bicara sedangkan Leticia adalah tipe anak yang banyak bicara. Zander merasa nyaman jika ia ada di sisi Leticia," sahut Leslie.

Lucius melihat kalender dan terkejut. "Leslie, ternyata besok adalah tanggal ulang tahun pernikahan kita,"

"Benarkah? Aku melupakan itu. Aku bahkan harus meninggalkan tugasku sebagai Duchess karena harus mengurus Leticia yang liar itu," ucap Leslie.

Leslie melirik jam yang sudah menunjukkan waktu pukul sebelas malam. Ia mengambil anggur yang ada di atas meja dan menuangkannya. "Bagaimana jika kita menyambut ulang tahun pernikahan kita dengan meminum anggur? Sudah lama kita tidak minum anggur karena Leticia akan memaksa kita untuk memberikan anggur padanya,"

Lucius ikut menuangkan anggur. "Baiklah. Kita akan merayakan ulang tahun pernikahan kita yang ke lima secara kecil-kecilan,"

Leslie dan Lucius meneguk anggur itu dan merasakan sensasinya. Leslie menatap bulan yang menyinari langit malam yang gelap. Bintang-bintang juga ikut menemani bulan untuk menyinari dunia ini.

"Apa yang akan terjadi bila aku tidak mati dan bereinkarnasi ke dunia ini? Apakah dunia ini akan mengalami ending yang sama seperti di buku?" tanya Leslie.

Lucius memeluk Leslie dari belakang. "Aku rasa iya, kami bertiga akan mati menyedihkan. Chloe akan tetap hidup dan mungkin saja sudah menikah dengan orang lain,"

Leslie memejamkan matanya merasakan angin malam. "Dulu aku meminta maaf kepada Chloe setiap malam karena aku merasa bersalah telah mengambil tubuhnya," Leslie terkekeh.

"Mungkin itu memang sudah takdir Chloe. Tapi aku mencintai Leslie, bukan Chloe. Kau tetap menjadi satu-satunya perempuan yang aku cintai," bisik Lucius.

"Oh ya? Berarti kau tidak mencintai nyonya Glenna dan Leticia?" goda Leslie.

"Rasa cintaku pada mereka adalah rasa cinta pada keluarga, Leslie. Tentu saja itu berbeda dengan rasa cintaku kepadamu,"

Leslie membalik badannya dan mengecup Lucius. "Terima kasih sudah mencintaiku, dan berusaha melakukan apa pun untuk menyelamatkanku. Aku mencintaimu, Lucius,"

"Aku juga mencintaimu, Leslie," mereka berdua berciuman di bawah sinar rembulan yang masuk lewat jendela.

*

"Mama! Leticia ingin bermain dengan Zander!" pekik Leticia.

Leslie terdiam sejenak. "Jika Leticia ingin bermain dengan Zander maka Leticia harus mengatakan pada Zander bahwa Leticia ingin bermain dengannya. Apakah Leticia sudah mengatakan hal itu pada Zander?"

Leticia menggeleng. "Belum. Tapi bagaimana cara Leticia mengatakan pada Zander? Leticia belum bisa menulis,"

"Bagaimana jika Leticia meminjam alat komunikasi sihir papa?" tanya Leslie.

Raut wajah Leticia yang tadinya sedih langsung berubah dengan cepat. Leticia langsung berlari ke ruang kerja ayahnya, tapi ia diam tepat di depan pintu ruang kerja. Leslie yang menyadari bahwa Leticia tidak bisa membuka pintu langsung membantu Leticia.

"Papa! Leticia ingin meminjam alat komunikasi sihir untuk menghubungi Zander! Leticia ingin bermain dengan Zander!" ucap Leticia semangat.

Mendengar nama Zander, kening Lucius mengernyit. "Tidak boleh,"

"Kenapa tidak boleh? Apakah Leticia nakal sehingga papa menghukum Leticia?" tanya Leticia sedih. Ia langsung duduk di lantai dengan mata berkaca-kaca.

Lucius ikut duduk dan memeluk Leticia. "Zander kini sedang belajar. Leticia tahu bukan jika para bangsawan mulai belajar sejak umur lima tahun? Zander sudah mulai untuk memulai belajarnya. Leticia juga akan seperti Zander dua tahun lagi,"

"Apakah Zander benar-benar tidak bisa diganggu, pa? Leticia tidak punya teman bermain lagi selain Zander. Semua menjauhi Leticia karena Leticia adalah seorang elf.." ucap Leticia sedih.

Karena Leticia adalah seorang elf, dia juga lebih pintar dari pada manusia. Ia tidak kesulitan untuk mengeja kata-kata seperti anak-anak lain. Dia juga sangat kritis, terkadang ia akan menodong Leslie dan Lucius dengan banyak sekali pertanyaan. Karisma Leticia sebagai elf membuat anak-anak lain segan berteman dengannya.

"Mereka tidak menjauhi Leticia karena Leticia adalah seorang elf, tapi mereka hanya tidak biasa melihat Leticia yang berbeda dengan mereka. Leticia jauh lebih pintar dan juga memiliki wajah yang cantik, sehingga mereka segan dekat dengan Leticia. Mungkin saja mereka berpikir bahwa Leticia adalah anak yang sombong," ucap Leslie.

"Leticia tidak sombong! Leticia tahu kalau keluarga kita mempunyai banyak harta kekayaan tapi Leticia tidak pernah memamerkan itu pada Zander!" ujar Leticia.

Lucius mengusap rambut Leticia yang memiliki warna sama dengan rambutnya. "Kini yang harus Leticia lakukan adalah bersikap ramah dengan mereka. Mungkin pada awalnya akan terasa sulit, tapi Leticia tidak ingin hanya memiliki satu teman saja bukan?"

Leticia mengangguk. "Baiklah, Leticia akan mengikuti ucapan papa. Tapi, apakah tidak ada elf lain selain Leticia?"

"Mama mengenal satu elf, tapi dia berada di dunia roh. Mungkin mama bisa memintanya datang ke dunia manusia jika Leticia ingin," jawab Leslie.

Leticia berpikir sejenak. "Papa, mama, jika Leticia punya adik maka adik Leticia juga akan menjadi seorang elf bukan?"

"Mama rasa tidak, Undine mengatakan bahwa elf hanya terlahir satu abad sekali. Tapi tidak apa, Leticia. Karena Leticia adalah seorang elf itulah yang membuat Leticia unik. Leticia juga merasakan perbedaanya, bukan?"

Leticia menunduk dan berteriak kencang. "Leticia ingin punya adik!!"

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang