48. Lenard

3K 481 3
                                    

Leslie mendesah dan menatap Leticia yang sedang tertidur. Setelah melakukan pengecekan, ternyata memang benar jika Leslie sedang hamil. Anak kedua, Leslie tidak pernah memikirkan hal itu. Dia takut tidak bisa adil dengan anak-anaknya sendiri.

Leslie kembali ke kamarnya dan memejamkan matanya. Walau pun tidak direncanakan, tapi Leslie tetap menyayangi anak yang ia kandung. Leslie tertawa geli ketika mengingat bahwa insiden itu terjadi karena Leticia.

"Seharusnya aku tidak mengizinkan Leticia menyentuh obat itu. Kini aku merasa sangat menyesal," ucap Lucius sambil menenggelamkan wajahnya.

"Ini bukan kesalahanmu. Jadi jangan merasa menyesal seperti itu," ujar Leslie.

Lucius mengangkat kepalanya. "Bagaimana aku tidak menyesal? Saat kau melahirkan saja aku merasa sangat bersalah karena membuatmu menahan rasa kesakitan sebesar itu. Apa lebih baik kita aborsi saja?"

Leslie memukul kepala Lucius dengan bantal. "Jangan berbicara yang aneh-aneh. Aku sudah meyayangi L sejak aku tahu dia ada. Jika kau menanyakan hal seperti itu lagi aku akan langsung menceraikanmu dan mengambil Leticia,"

"Maaf, aku hanya tidak bisa melupakan wajah kesakitanmu saat itu. Aku trauma jika kejadian sepuluh tahun yang lalu kembali terulang," sahut Lucius.

"Aku mengerti. Tapi hal itu tidak akan terjadi lagi. Leticia memiliki kekuatan suci yang jauh di atas manusia normal. Aku akan mengajari Leticia cara menggunakan kekuatan sucinya agar ia bisa melindungi orang-orang,"

Lucius mendekatkan kepalanya ke perut Leslie. "Aku penasaran sudah berapa lama L berada di perutmu. Aku tidak mengerti bagaimana Leticia bisa berbicara dengannya,"

"Jika ini di duniaku yang dulu, maka mungkin saja kita sudah mengetahui berapa umur L. Tapi di sini tidak ada teknologi semacam itu," Leslie mengelus rambut Lucius.

"Setiap aku mendengar cerita tentang duniamu, aku merasa dunia itu sangat keren. Teknologi kalian masih jauh di atas teknologi di dunia kami,"

"Memang, kami bisa pergi ke negara lain dengan waktu beberapa jam saja. Tapi aku lebih menyukai dunia ini karena di sini ada kamu, Lucius. Lagi pula di sini ada Leticia dan juga L," ucap Leslie.

Lucius bangun dan langsung mencium bibir Leslie. "Aku tidak tahu akan seberantakan apa hidupku bila tidak ada kamu,"

"Aku juga tidak tahu seberapa membosankan hidupku jika tidak bertemu dirimu. Tapi aku lebih bersyukur lagi karena aku bisa memiliki anak seperti Leticia," tawa Leslie.

"Jadi kau lebih mencintai Leticia dibandingkan aku?"

"Tentu saja. Kau juga pasti lebih mencintai Leticia dibanding aku bukan? Itu adalah hal yang wajar. Orang tua akan mencintai anaknya melebihi siapa pun di dunia ini," Leslie mendesah.

Lucius melihat perut Leslie yang mulai membesar. "Aku jadi penasaran apakah L adalah perempuan atau laki-laki. Tapi apa pun jenis kelaminnya aku akan menerimanya. Aku hanya bisa berdoa dia tidak memiliki tingkah laku seperti Leticia,"

"Ah, di sini pasti banyak yang memandangku aneh. Saat wanita lain berumur tiga puluh tahun, maka anak mereka pasti kurang lebih sudah berumur sepuluh tahun. Tapi aku baru mengandung anak kedua di umur tiga puluh tahun,"

Lucius mendengus. "Kau memang sudah berumur tiga puluh tahun, tapi wajahmu terlihat lebih muda dariku! Aku jadi merasa bahwa dunia ini tidak adil padaku,"

Leslie tertawa. "Tidurlah, ini sudah malam,"

*

"Adik sudah tidak sabar keluar ya? Sabar, sebentar lagi kamu sudah bisa melihat dunia. Kau akan bisa merasakan sinar matahari yang hangat!" pekik Leticia.

Leslie membuka matanya dengan pelan dan melihat Leticia yang berbicara dengan sang adik. Leticia meletakkan tanganya di perut Leslie. "Ini tanganku, mana tanganmu?"

Leslie bisa merasakan L yang menendang. Leticia mengernyit. "Aku bilang tangan! Bukan kaki L!"

"Leticia, mungkin L kesulitan untuk menyentuh tanganmu," ucap Leslie lembut dan ngawur.

Leticia hanya terdiam dan tangannya masih berdiam di perut Leslie. Leslie memperkirakan bahwa usia kandungannya sekitar tujuh bulan. Leslie tiba-tiba merasakan kekuatan suci yang kuat. Leslie menoleh ke balkon dan melihat Undine yang berdiri di sana.

Leticia melihat Undine dan melongo. "Mama! Ternyata ada elf selain Leticia!"

Undine tersenyum. "Hai Leticia! Namaku adalah Undine dan aku adalah seorang elf,"

"Aku tidak tahu kau bisa pergi ke dunia manusia," ucap Leslie tersenyum.

"Tidak bisa bereinkarnasi bukan berarti aku tidak bisa pergi ke dunia manusia," tawa Undine.

Leticia mendekati Undine dan memegang kaki Undine. "Leticia kira hanya Leticia satu-satunya elf yang berada di dunia manusia,"

Undine mengangkat tubuh Leticia. "Kini, memang hanya Leticia yang merupakan elf di dunia ini. Tubuhku sudah tidak ada di dunia ini,"

Leticia mengernyit. "Tapi aku rasa ini adalah tubuhmu. Para roh biasanya terlihat transparan,"

"Ah, aku rasa ada banyak hal yang harus aku jelaskan padamu," desah Undine.

Undine berjalan mendekati Leslie. "Apakah kau sedang hamil anak kedua? Anak keduamu lumayan terlihat mencolok,"

"Iya. Apakah kau bisa berbicara dengannya? Leticia sering berbicara dengan adiknya. Aku masih tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi,"

Undine terkejut. "Izinkan aku memegang perutmu sebentar, Leslie,"

Leslie mengangguk dan Undine memegang perutnya. Raut wajah Undine terlihat terkejut, namun kemudian ia menormalkan ekspresi wajahnya. Ia menatap Leslie dengan tatapan serius. "Leslie, anak keduamu adalah seorang elf. Karena itu Leticia bisa berkomunikasi dengannya,"

"Hah? Kau bilang jika ada satu elf dalam satu abad? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Leslie terkejut. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika Leticia mampu berkomunikasi dengan L karena L juga sama seperti Leticia.

"Aku rasa ini ada hubungannya dengan suamimu. Namanya Lucius, bukan? Sepertinya dia adalah roh alam yang bereinkarnasi untuk menyelesaikan tugas di dunia manusia," ucap Undine yakin.

"Ah..." Leslie berpikir. Mungkin kah tugas Lucius di dunia ini adalah untuk menjadi keturunan yang berhasil mematahkan kutukan keluarga Sullivan.

"Anak keduamu adalah laki-laki. Aku rasa juga dia agak sedikit pendiam. Tapi tampaknya dia sudah akrab sekali dengan Leticia. Dari tadi dia terus memanggil Leticia tapi Leticia sedang asik dengan dunianya sendiri," Undine tertawa kecil.

Leslie memegang perutnya. "Aku rasa jika dia sudah lahir maka yang ia lakukan hanyalah mengekori Leticia kemana pun Leticia pergi," tawanya. 

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang