8. Satu Tahun

6.8K 995 5
                                    

Leslie menguap dan terbangun dari tidurnya. Ia memandang langit yang masih berwarna gelap. Leslie terkekeh.

"Aku baru ingat bahwa di sini tidak ada siang dan malam,"

Leslie bangun dari tidurnya dan segera berdiri di depan cermin. Ada tiga cermin yang bisa menghubungkan jiwa Leslie ke tempat roh bulan, yang pertama berada di kamar Elyon, yang kedua berada di kamar Leslie, dan yang ketiga berada di hutan. Elyon sudah berusaha untuk memindahkan cermin yang berada di hutan namun cermin itu tampaknya tidak bisa dipindahkan.

Leslie menghembuskan napasnya. "Mari kita menghadapi realita,"

Leslie berjalan ke cermin itu dan tubuhnya sebagai Aarin menghilang.

*

Leslie kembali terbangun. Ia tertawa kecil ketika melihat kamarnya berubah sebagai kamar pelayan lagi. Kemewahan yang ia rasakan selama satu hari sudah menghilang. Leslie segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Amber. Ia mengetuk pintu kamar Amber dengan pelan dan menunggu.

"Ada ap-" kata-kata Amber terhenti ketika melihat Leslie.

Leslie menatap Amber dengan bingung. "Kau kenapa? Ayo kita bekerja!"

Amber menggeleng-gelengkan kepalanya. "Apakah kau benar-benar Leslie?"

"Tentu saja bodoh! Kau ini kenapa sih? Oh iya, apa obat yang kalian berikan padaku? Hebat sekali, luka-luka ku langsung sembuh dalam waktu sehari!"

Amber mendesah. "Bukan begi-"

"Leslie?!"

Leslie menoleh dan melihat Lucius. "Wow, apa yang terjadi dalam waktu satu hari? Bahkan tinggimu bertambah lima sentimeter,"

Lucius menatap Leslie dengan aneh. "Leslie, kau bahkan tidak sadar berapa lama kau tertidur?"

"Satu hari, bukan?" jawab Leslie dengan percaya diri.

Lucius menggeleng. "Kau sudah tertidur selama satu tahun,"

Leslie mendelik. "Satu tahun?!"

Amber mengangguk meyakinkan. "Satu tahun, Leslie,"

"Tapi aku hanya tertidur selama satu hari di kerajaan ayah," gumam Leslie.

"Kerajaan ayah?" Lucius mengernyit.

"Maksudmu, tempat para roh?" tanya Lucius.

Leslie mengangguk semangat. "Betul sekali! Omong-omong, kau tahu dari mana, Lucius?"

Lucius hanya mendesah dan kemudian memeluk Leslie. "Aku sangat merindukanmu,"

Leslie membalas pelukan Lucius dengan kaku. Amber memberi isyarat kepada Leslie bahwa ia akan pergi dari sana. Leslie berusaha mencegah Amber namun gadis itu segera lari dari sana. Leslie kemudian melepaskan pelukan itu.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku tidak akan pernah bisa melupakan apa yang mereka lakukan padaku, Lucius," ucap Leslie tegas.

Lucius menatap Leslie dengan pandangan sendu. "Kami semua sudah mendapatkan hukuman, Leslie. Ayahmu membuat wilayah utara mengalami gagal panen secara terus menerus selama satu tahun. Dia juga mengirimkan wahyu yang mengatakan bahwa tidak ada yang boleh mencari masalah dengan anaknya, jika tidak maka ia akan terus membuat bencana di sini,"

Leslie menyeringai. "Itu hukuman yang pantas untuk kalian,"

Lucius menatap Leslie tajam. "Leslie, mulai hari ini, kau akan menjadi pelayan pribadiku. Kau tak perlu lagi melakukan pekerjaan rendah itu,"

"Dengan senang hati. Lagi pula itu bukan pekerjaan rendah melainkan sebuah bakat yang diperlukan untuk bertahan hidup," jawab Leslie.

"Terserah. Aku memberimu waktu untuk beristirahat selama satu minggu. Setelah itu, kau akan bekerja denganku,"

Leslie mengangguk pelan dan menatap kepergian Lucius.

*

"Hari ini, teman-temanku akan datang. Aku harap kau melayani mereka dengan baik," ucap Lucius.

Leslie hanya terdiam sembari memasang dasi untuk Lucius. Ia kemudian segera mengundurkan diri setelah selesai. Leslie yakin bahwa teman-teman yang dimaksud oleh Lucius adalah Arrie Hoddle dan Felix Cawley. Novel yang menceritakan mereka bertiga bukanlah novel romantis, melainkan novel yang membahas bagaimana cara mereka untuk mempertahankan keluarga mereka. Para bangsawan lain sangat membenci ketiga keluarga itu karena keluarga mereka yang memegang kunci penting di kerajaan. Ketiga keluarga itu juga sangat jujur, dan karena itulah para bangsawan membenci mereka.

"Ikut aku,"

Leslie mengikuti Lucius yang berjalan menuju ruang pertemuan. Lucius membuka pintu itu dengan pelan dan duduk dengan angkuh di hadapan seorang perempuan dan laki-laki.

"Lucius, kau ini masih sombong sekali," ucap laki-laki itu.

Lucius terkekeh. "Aku rasa kau harus bercermin dengan dirimu sendiri, Felix,"

Perempuan itu mendesah. "Bisakah kalian tidak bertengkar kali ini? Kita harus membahas tentang keluarga bangsawan lain yang mulai mengambil pergerakan,"

"Aku tidak bertengkar dengannya, Arrie. Dia sendiri yang tiba-tiba mengatakan bahwa aku sombong," adu Lucius.

Felix melotot tidak terima. "Kau bahkan tidak memberiku salam! Tentu saja aku mengatakan bahwa dirimu itu sombong!"

Arrie mendesah kesal. "DIAM!"

Mereka berdua sontak terdiam. Arrie menatap Lucius dan Felix dengan tajam. "Sudah aku bilang kita harus membahas pergerakan keluarga lain! Jika kita membiarkan mereka, akan ada korban lagi di keluarga kita!"

Leslie menatap mereka dengan tatapan aneh. 'Untuk apa anak berumur sebelas tahun membahas hal seperti itu? Aku tahu mereka sudah berteman sejak kecil namun aku tidak tahu bahwa mereka sudah mengetahui bagaimana posisi keluarga mereka di mata bangsawan lain,'

"Viscount Wade mulai ikut campur dalam urusan kerajaan, tentunya kita semua tahu bahwa dia adalah orang yang sangat serakah. Arrie, katakan pada ayahmu untuk mengawasi laporan keuangan, aku yakin ia akan mengorupsi biaya yang akan digunakan untuk kegagalan panen di wilayah utara," ujar Lucius.

Arrie mengangguk. "Tentu saja aku sudah meminta ayahku untuk mengawasinya. Lucius, aku harap kau dapat mengawasi bisnis keluargamu dengan baik. Tentunya kita semua tahu bahwa keluarga Sullivan adalah pemegang sektor bisnis dalam segala bidang. Untuk Felix, aku harap kau mengetatkan pertahanan di wilayah tenggara, aku dengar di sana akan terjadi pemberontakan,"

"Ya, aku sudah mendengar hal itu. Semoga saja pemberontakan itu tidak terjadi,"

Leslie yang mendengar obrolan mereka tanpa sengaja menguap dengan sangat kencang. Sontak ketiga anak itu melihat Leslie dengan tajam.

"Kamu meremehkanku?!" pekik Felix.

Leslie berdecak. "Hei, dengar ya. Pemberontakan itu tidak terjadi di tenggara namun di timur laut. Mereka sengaja mengacaukan sisi luar tenggara namun mereka akan memfokuskan kekuatan di timur laut. Lalu untuk Viscount Wade, yang dia incar bukanlah biaya untuk wilayah utara melainkan pertama ungu yang tersimpan di ruang penyimpanan harta,"

"Dari mana kau mengetahui semua itu?" tanya Arrie penasaran.

Leslie terkekeh. "Tidak penting dari mana aku mengetahui itu.Aku harap kalian bisa mencegah hal itu,"

Mereka bertiga menatap satu sama lain dan mengangguk.

Lucius's Poison [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang